Sunday, April 10, 2022

Bunga yang Bikin Ndelosor

Makanan Secukupnya
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 10 Apr 2022

Seusai divaksin menjelang sore aku hanya bertambah lapar, entah karena efek vaksin atau efek tertawa karena sabuk. Hahaha... tadi aku pun harus menahan tawa ketika melihat sabuk pak Lukas. Ini gara-gara ingat cerita sabuk seusai divaksin.

Saat itu aku bercerita seperti ini kepada beberapa teman: "Kita ini belum pernah dikenalkan secara langsung dengan titi kedua itu ya." Kedua pendengarku segera menganggukkan kepala. "Nah, tadi itu aku SKSD (sok kenal sok dekat). Di dalam mobil kutanya dia: "Xxxxxx, kamu nggak pakai sabuk?""

Eh, tiba-tiba mbak imut menyeletuk sambil tersenyum: "Ihi..." Kataku: "Lha... kalau tidak diberitahu, nanti bisa ketilang." "Oooo...", mereka segera tertawa. Timpalku: "Kalian kira sabuk ikat pinggang? Aku lho cerita di dalam mobil. Berarti sabuk pengaman lha. Mana mungkin kutanyakan sabuk ikat pinggang..."

Hahaha... emangnya aku penjual ikat pinggang pria sehingga nanya-nanya gitu? Kalau celananya melorot, barulah aku tanya hal yang semacam itu... wkwwkw... Aduh... aduh... kok bisa sih mereka mikir yang nggak-nggak? Begitu itu kalau fokusnya mau menjodoh-jodohkan orang terus... wkwkww... Jadinya malah nggak fokus. Padahal, sudah kubilang di dalam mobil lho. Untunglah titi kedua tidak seperti mereka sehingga bisa langsung paham dengan pertanyaanku.

Dulu juga pernah salah paham dengan teman cowok gara-gara bunga. Kami sedang membahas soal keuangan. Aku bertanya: "Kalau terlambat, tidak ada bunganya ya?" Dia heran lalu menjawab: "Maksudnya?" Oh... mengertilah aku. Kemungkinan besar dia mengira aku sedang menanyakan bunga dalam arti tanaman, seperti setangkai mawar tak berduri gitu, tetapi masih bingung karena ada kata terlambat... wkwkww...

Padahal, nama belakangku sudah berarti bunga. Masa bunga minta bunga? Lalu kujelaskan bahwa bunga yang kumaksud adalah denda. Oooo... hahaha... wkwwkw... Bunga yang ini nih paling tidak disukai dan bisa buat orang terpaksa ndelosor. Lalu dia menjawab: "Ya, pasti ada bunganya."

Karena tidak terima, aku berkata: "Biasanya tidak ada bunganya kok. Dari dulu sampai sekarang tidak pernah ada bunganya. Masa sekarang dikenakan bunga?" Lalu dia yang mulai tersadar: "Tunggu... tunggu... yang kumaksud tuh bunga pajak, bukan bunga atas tagihan dariku. Kalau bunga tagihan, ya tidak ada."

Oalah... beginilah jika satu kata memiliki lebih dari satu makna… wwkwwkw... Bunga oh bunga. Dulu bunga. Kini sabuk. Keduanya bisa menimbulkan beda persepsi. Untung segera teratasi sehingga tak sampai menjadi tragedi, tetapi malah jadi komedi... xixixi...

Namun, sejak hari itu aku pantang menggunakan istilah bunga ketika berbicara dengan cowok. Ya, daripada salah paham lagi. Kelihatannya cowok tuh paling sensi dengan kata ‘bunga’… hahaha... Tak lucu lha jika terulang kembali. Lain kali apa aku harus jelas menyebutkan bunga apa dan sabuk apa? Padahal, konteks percakapannya sudah jelas lho. Sabuk di dalam mobil dan bunga dalam topik keuangan. Kelihatannya mereka kurang fokus. #AdaAQUA

BUKTI KEBESARAN-MU
Tuhan Kau sempurna dalam rencana-Mu dan karya-Mu. Kuserahkan hidupku, Murnikan dengan roh-Mu.
Hidupku menggenapi firman-Mu. Tanda mujizat sertai tiap langkahku. Kau bersamaku, di dalamku. Jadi bukti kebesaran-Mu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.