Sunday, April 24, 2022

Berhenti Marah

Marah Tanpa Kata
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 23 April 2022

20 April 2022 Ran Molari meminta bantuan Mitsuhiko Sakuragi, tetapi lagi-lagi Mitsuhiko belum bisa membantu. Maka, dia memberi saran: "Bertanyalah kepada Conan Adagawe. Orangnya lagi fast respond kok."

Ran pun bergumul dengan hal ini: "Ah, Mitsuhiko mengira aku enggan berbicara dengan Conan karena dia slow respon padahal aku kesal karena dia terkesan melempar tanggung jawab kepada kami. Kalau kuceritakan hal yang sebenarnya, bisa-bisa Mitsuhiko terbebani pula."

Pikirnya pula: "Kalau Conan keberatan dengan sikap Mitsuhiko, ya biar dia sampaikan sendiri kepadanya. Kenapa harus aku yang menyampaikan? Tapi, sekarang bagaimana? Kalau tetap meminta Mitsuhiko menjadi jubirku, bisa-bisa dia menganggapku tidak dewasa pula padahal dia tuh malah lebih muda daripada Conan dan pastilah jauh-jauh lebih muda dariku karena aku dan Conan aja sudah beda 12 tahun."

Setelah berpikir sejenak akhirnya Ran Molari memutuskan untuk chat Conan lagi. Namun, Conan tidak langsung membalas pesannya. Lantas Ran memutuskan: "Kalau sampai berhari-hari belum ada jawaban, aku akan komplain kepada Mitsuhiko dan memintanya kembali jadi jubirku. Lha dia bilang orangnya lagi fast respond, tetapi sampai sekarang aku belum direspond."

Nah, selagi menanti jawabannya Ran berkata dalam hati: "Aduh Tuhan, rasanya aku ingin pergi saja dari sini. Kenapa aku harus meminta bantuannya lagi seolah-olah dia satu-satunya penolong dalam hidupku? Dia bisa menyebutku tidak tahu malu lho. Lalu mukaku mau ditaruh dimana? Trus kalau aku kabur dari proses ini, bisa-bisa nanti dipertemukan lagi dengan orang setipe itu. Wew…"

Lanjutnya: "Kemarin-kemarin sudah pernah ditolak. Masa sekarang masih juga minta bantuannya? Hahaha... Bagaimana mungkin Kau bangkitkan lagi karakter wanita Siro-Fenisia yang dulu telah kukubur dalam-dalam pada usia 12 tahun?"

Namun, setelah dipikir-pikir Ran pun menyadari bahwa orang yang tidak tahu malu adalah orang yang menghalalkan segala cara untuk meraih tujuannya, termasuk memakai cara-cara yang bertentangan dengan norma kesusilaan atau nilai kebenaran. Nah, wanita Siro-Fenisia tidak begitu.

Markus 7:26-28 Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."

Wanita Siro-Fenesia itu gigih karena dia tidak mudah menyerah ketika permintaannya ditolak. Wanita itu juga sabar karena dia tetap bisa memilih kata-katanya dengan baik. Dia juga tetap berpikir positif sehingga tidak merasa terhina dengan perkataan Yesus. Dia juga fokus kepada tujuan yang lebih besar, yaitu meminta bantuan Yesus agar bisa membantu orang lain, yaitu anaknya.

Menit demi menit pun berlalu, tetapi Conan Adagawe tak kunjung menjawab pertanyaan Ran Molari. Namun, karena teringat wanita Siro-Fenesia itu, Ran pun yakin bahwa Conan bukannya tidak mau menjawab, tetapi memang belum bisa menjawab karena masih mencari jawaban atas pertanyaannya.

Tidit ponselku berbunyi. Tidit tidit begitu bunyinya. Kadang punya ponsel bikin senang. Kadang bikin resah, kadang bikin marah. Kadang bikin resah, kadang bikin marah. (Penggalan lirik lagu Ti Di Dit)

Akhirnya Conan menjawab Ran setelah 51 menit dari pertanyaannya tadi. Dia pun mengakui bahwa dia sedang mempelajari pertanyaan Ran agar bisa menjawabnya... wkwwkw...Tepat pada hari ke-14 perang dingin pun berakhir. Ternyata suara hati Ran waktu itu emang benar adanya. Ceritanya belum berakhir di 7 April 2022 karena masih ada hari kebangkitan... hahaha... Bisa-bisanya sih Tuhan ini.

BANGKITKAN AKU
Verse 1: Aku melangkah jalani hidup ini bersama dengan waktu yang terus melaju. Untuk apakah aku ada di sini Tuhan kalau bukan untuk melayani-Mu?
Verse 2: Inilah aku di hadapan-Mu Tuhan Bersama dengan segala yang kumiliki. Pakailah aku Tuhan sebagai alat-Mu Menyelamatkan jiwa yang terhilang.
Chorus: Bangkitkan aku, Bangkitkan aku. Jadikan aku hamba-Mu yang setia. Bangkitkan aku, Bangkitkan aku. Jadikan aku hamba-Mu yang berkenan.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.