Sunday, March 20, 2022

Hati yang Langka

Berhati Hamba
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 20 Mar 2022

Andai semua orang bisa berhati hamba, seperti abdi dalem, tentulah ibu pertiwi akan semakin jaya. Sayangnya, tak mudah memiliki hati semacam itu karena kekhawatiran dan tipu daya dunia seringkali menghimpit pertumbuhan hati semacam itu. Kemungkinan besar banyak anak bangsa tengah terlena untuk mengejar nikmat mereka di negeri tercinta. Ini sebabnya mereka tidak mau mencari solusi, tetapi sibuk mengeluh dan mencaci ibu pertiwinya sendiri.

Seorang penduduk pribumi berkata: "Harga minyak bertambah tinggi. Pemerintah semakin tidak karuan. Hutang pemerintah juga banyak." Lalu seorang warga pendatang berusaha membantunya melihat dari sisi yang berbeda: "Jangan hanya menyalahkan pemerintah. Pemerintah sedang membutuhkan uang, tetapi banyak pengusaha tidak mau membayar pajak dengan benar. Lalu bagaimana pemerintah mendapatkan uang jika tidak berhutang?"

Roma 13:1 Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.

Pribumi: "Indonesia merupakan negeri yang kaya. Kita memiliki banyak kelapa sawit. Apa tidak bisa mengolahnya?"

Pendatang: "Mungkin bangsa ini sudah terlena dengan kenyamanan yang ada. Daya juangnya pun menguap begitu saja. Mereka akan sangat perhitungan dengan gaji. Orang-orang pintar atau tenaga ahli lebih memilih bekerja di luar negeri. Alhasil, pemerintah mendatangkan tenaga asing dari Cina atau negara lain. Biasanya para pekerja Cina masih mau bekerja keras. Jadi, jangan hanya menyalahkan pemerintah."

Yeremia 29:7 Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.

Pribumi: "Kamu juga orang Cina."

Pendatang: "Bukan. Aku orang Indonesia. Aku lahir dan dibesarkan di Indonesia. Sekalipun nenek moyangku dari Cina, aku belum pernah ke Cina. Tapi, jangan salahkan pemerintah jika berhutang kepada Cina atau negara lain. Bahkan, jika suatu saat nanti Indonesia tidak bisa membayar hutang kepada Cina dan mereka menguasai Indonesia, jangan hanya menyalahkan pemerintah karena para pengusaha dan generasi muda juga turut andil dalam hal ini."

Mengapa ada pengusaha yang tidak mau membantu pemerintah dengan membayar pajak sesuai ketentuan?
Mengapa ada konsultan pajak dan para auditor eksternal yang turut membantu kecurangan mereka?
Mengapa ada generasi muda yang enggan mengolah sumber daya alam di Indonesia dan lebih suka ke luar negeri?

Selama ada anak-anak bangsa durhaka yang mengeruk keuntungan demi kenyamanan pribadi, janganlah salahkan pemerintah jika ibu pertiwi bersusah hati. Mengapa mereka begitu tega kepada ibu sendiri? Mengapa mereka tidak peduli dengan kesusahan ibu mereka sendiri? Mengapa mereka hanya peduli dengan diri sendiri?

Anak bangsa sejati tidak akan tuding sana tuding sini. Anak bangsa sejati tentulah akan berfokus pada solusi untuk menyenangkan hati ibu pertiwi. Anak bangsa sejati tidak hanya memikirkan diri sendiri. Jika belum bisa memberi solusi, bukankah masih bisa mendoakan? Apa untungnya mencaci maki pemerintah? Untuk apa memperkeruh suasana?

Jadi, sebelum kau salahkan pemerintah, cobalah tengok ke dalam hatimu! Apakah kau anak bangsa sejati ataukah anak bangsa yang durhaka? Apakah kau sungguh-sungguh peduli dengan ibu pertiwimu atau sebenarnya kau hanya peduli dengan kenyamananmu? #TanyaHatimu

KITA BISA - GMS Live
Sedih terlihat tersirat di raut wajahmu. Pedih kau rasa melukai isi hatimu. Oleh karena mereka yang buta indahnya neg'rimu. Tak habis kata kau yakinkan mereka jangan ragu.
Mungkin mereka belum tersadar. Keindahan kita luas tersebar. Jangan lelah pastikan tetap untuk percaya.
Reff: Hanya untuk Indonesia Janganlah pernah menyerah. Walau saat ini berat terasa di hati, Percayalah kita bisa. Kita untuk Indonesia. Berjuanglah demi cinta. Bersama berdiri kau tak 'kan pernah sendiri Sampai nanti berjaya kita s'lamanya.

Related Posts:

  • Menanti Janji TuhanFresh CovenantCatatan Ibadah ke-1 Minggu 12 Jan 2025JANJI-MU (GMS Live) Lebih dari para penjaga mengharap fajar pagi, segenap asaku dan relung hati berharap pada-Mu. Walau ku tak dapat melihat jalan-Mu, namun kumemilih ‘tuk p… Read More
  • Jangan Minta Saya MenerjemahkanJatuh Tidak TergeletakCatatan Ibadah ke-1 Minggu 9 Feb 2025Penerjemah Mandarin Kristen (PK) berkata, "Lebih baik jangan sampaikan hal itu. (Susah… Susah… Susah… Jangan minta saya menerjemahkan.) Jika kita sampaikan, nanti dit… Read More
  • Menyandang Nama GerejaJanji PemulihanCatatan Ibadah ke-1 Minggu 26 Jan 2025B: "Punyamu nanti saja ya, Bu."I: "Punyaku yang mana?"B: "Fee buatmu."I: "Tidak perlu. Aku tidak minta komisi."B: "Tidak apa. Nanti kukasih karena sudah membantuku."I: "Tid… Read More
  • Melompati KeterbatasanJangan Minta Saya MenerjemahkanCatatan Ibadah ke-1 Minggu 9 Feb 2025 Sebelumnya tentara Kristus tertawa karena menurutnya kesalahan para penguasa sangat konyol. Bayangkan saja, para istri mereka sudah menceraikan mereka. Ini… Read More
  • Melihat Janji TuhanMenanti Janji TuhanCatatan Ibadah ke-1 Minggu 12 Jan 2025Ah, sekalipun sama-sama digratiskan, mengajak orang ke gereja tak semudah mengajak orang ke restoran padahal di gereja ada makanan yang tidak dapat binasa dan bertahan … Read More

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.