Hati Hamba
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 20 Mar 2022
Gubernur Jogja adalah Sri Sultan Hamengkubawana dan wakil gubernurnya adalah Paku Alam karena Jogja merupakan kota kerajaan. Jogja merupakan daerah yang istimewa sehingga orang-orangnya juga istimewa. Jika tidak percaya, imani saja ya... J
Ketika ayah Sri Sultan meninggal, jenasahnya dimasukkan peti lalu dibawa kereta kencana. Banyak orang keluar rumah untuk menyaksikan hal itu. Pak Stefanus juga melihatnya. Ketika kereta itu masih agak jauh dari rumahnya, dia melihat orang-orang tua sujud menyembah di pinggir jalan hingga wajah dan tangannya menyentuh bumi.
Mereka terlihat amat menghormati raja mereka dan benar-benar menerimanya sebagai raja. Seharusnya kita juga bisa menerima dan menghormati Yesus sebagai raja sebagaimana mereka menghormati raja mereka. Sebagai pendatang di Jogja, pak Stefanus pun mengamati kehidupan para abdi dalem. Abdi dalem ada 2 macam, yaitu:
1. abdi dalem punakawan: melayani kepentingan internal kerajaan.
2. abdi dalem kaprajan: pegawai negeri, TNI, prajurit.
Ada wartawan yang pernah mewawancarai mereka. Abdi dalem dengan posisi terendah biasa disebut Raden Ngabehi dan posisi tertinggi disebut Pangeran Haryo. Raden Ngabehi digaji Rp40.000 sebulan. Pangeran Haryo digaji Rp70.000 sebulan. Sementara itu prajurit berkuda digaji Rp2000 sebulan yang hanya cukup untuk beli krupuk.
Mereka ditanya wartawan: "Kok mau kerja dengan gaji segitu?" Mereka menjawab: "Kamu salah bertanya. Di sini kami tidak bekerja, tetapi mengabdi." Karena gajinya sedikit, tidak mengherankan jika di luar mereka juga memiliki pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Meskipun mereka susah secara ekonomi, minimal selalu ada satu anak mereka yang juga bercita-cita untuk menjadi abdi dalem seperti mereka.Seharusnya kita belajar dari mereka. Jangan mengabdi kepada Tuhan karena ingin diberkati. Jangan hanya melayani Tuhan jika ada berkatnya.
Anak pak Stefanus juga mendengar cerita dari dosennya di UGM. Untuk praktek penelitian mahasiswa kedokteran, mereka menggunakan jenasah yang tidak diakui atau tidak dikenali orang lain, seperti jenasah orang gila. Namun, karena jenasah semacam itu semakin langka, dosennya mengatakan bahwa beberapa jenasah yang digunakan untuk penelitian adalah jenasah dosen mereka sendiri.
Rupanya sebelum meninggal dosen-dosen itu telah menulis wasiat agar jenasahnya digunakan oleh mahasiswa. Jadi, dosen-dosen itu bukan hanya transfer ilmu, tetapi mereka telah memberikan seluruh hidupnya. Maka, kalau ada dokter-dokter hebat, ini semua berkat dedikasi mereka.
Salah satu pegawai dari temannya pak Stefanus pernah ditawari kerja oleh perusahaan pesaing dengan gaji 5 kali lipat plus mobil dinas Mercedez. Temannya bertanya kepada pegawainya: “Mengapa Om tolak tawaran itu padahal di sini tidak bisa memberikan gaji dan fasilitas sebanyak itu?” Namun, dia menjawab: “Di sana aku memang bisa dapat 5x lipat dan bisa naik Mercedez, tetapi aku memilih untuk setia.” Sampai hari kematiannya dia tetap bekerja pada temannya itu dan pak Stefanus pun ingin menjadi orang yang setia seperti Om itu.
HATI HAMBA
Ku tak dapat lupakan kebaikan yang kut'rima. Pengorbanan-Mu yang mulia, jadikanku berharga. Kau tulus menerima aku apa adanya. Kekuatan kasih-Mu nyata memulihkan hidupku.
Reff: Kau bukan Tuhan yang melihat rupa. Kau bukan Tuhan yang memandang harta. Hati hamba yang s'lalu Kau cari biar Kau temukan di dalamku. S'lamaku hidup kumau menyembah-Mu S'bab Engkau sangat berarti bagiku. Yang terbaik yang ada padaku kupersembahkan kepada-Mu Yesusku.
0 komentar:
Post a Comment