Sunday, February 27, 2022

Budaya Penghargaan ~ Ps. Antoni Moelyono

Prinsip Rut dan Naomi
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 27 Feb 2022

Mengapa Kita Harus Menghargai?

1. Menunjukkan Kedalaman Kepribadian, Bobot, dan Karakter Kita. Kita harus semakin serupa dengan Kristus.

2. Menunjukkan Kesiapan Kita untuk Dipakai Tuhan dan Dipertemukan dengan Lintas Budaya yang Melewati Pagar-pagar Keterbatasan Kita. Misalnya: Rasul Petrus dan Rasul Paulus.

Galatia 2:9 Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat;

Paulus diutus Tuhan agar juga memberitakan Injil kepada orang-orang yang tak bersunat. Kita harus melihat orang lain seperti Yesus melihat mereka.

Kisah Para Rasul 10:15 Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: "Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram."

Rasul Petrus pun diajari untuk tidak menajiskan hal-hal yang telah dinyatakan halal oleh Tuhan. Ketika dia melihat siobak, babi hong, dan babi kecap, dia mengatakan bahwa hal itu haram karena dia mengacu kepada larangan makanan di Imamat 11. Kalau kita yang mendengarnya, kita akan mengatakan bahwa semua itu harum.

Namun, sebenarnya hal ini bukan sekedar bicara tentang makanan. Ini adalah makna simbolis yang bisa dipahami oleh Petrus karena pada awalnya Petrus tidak mau memberitakan Injil kepada bangsa non Yahudi. Setelah tiga kali mengalami penglihatan itu barulah dia mengerti.

Penglihatan Petrus berkaitan dengan keluarga Kornelius. Pada akhirnya dia dan seisi rumahnya menerima Roh Kudus lalu dibaptis. Ini semua terjadi karena Petrus telah menyingkirkan pagar-pagar pembatasnya.

3. Itu adalah Hal yang Benar yang Harus Dilakukan oleh Semua Anak Tuhan.

"Ujian iman adalah apakah kita memiliki ruang untuk menerima perbedaan? Apakah kita bisa mengenali gambar Tuhan dalam diri mereka yang berbeda gambar, bahasa, dan keyakinan dari kita? Jika kita tidak dapat, berarti kita membuat Tuhan sesuai gambar kita dan bukan membiarkan Dia membuat kita serupa dengan gambar-Nya." ~ Lord Jonathan Sacus dalam buku The Dignity of Difference.

JADI SEPERTI-MU
Bapa Kau setia tak 'kan meninggalkan. Dan kupercaya Engkau milikku dan ku milik-Mu. Kerinduanku tinggikan nama-Mu kar'na kutahu Engkau dalamku dan ku dalam-Mu.
Chorus: Ubah hatiku seputih hati-Mu, setulus salib-Mu, Kasih-Mu Tuhan. Biar mataku seperti mata-Mu, pancarkan kasih-Mu. Kumau jadi seperti-Mu.

Cara Menghargai Perbedaan

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.