Sunday, January 9, 2022

Memulai dengan Benar ~ Ps. Lukas Wibisono

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 9 Jan 2022

Untuk mendapatkan hasil yang benar, kita harus memulai dengan benar. Yesus tidak memulai pelayanan-Nya dengan hal-hal luar biasa yang spektakuler. Yesus memulai pelayanan-Nya dengan sesuatu hal yang mungkin dianggap tidak perlu.

Matius 3:13-15 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?" Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya.

Yesus memulai pelayanan-Nya dengan dibaptis karena inilah kehendak Tuhan. Karena Yesus melakukan kehendak-Nya, Bapa mengatakan bahwa Dia berkenan kepada Yesus.

Matius 3:16-17 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

Pak Lukas mengasihi kedua anaknya sekalipun mereka tidak berbuat apapun. Namun, ketika anak pak Lukas melakukan sesuatu sesuai kehendaknya - yang tentu saja baik untuk mereka, dia pun berkenan kepada mereka. Tuhan pun demikian. Tuhan mengasihi kita sekalipun kita tidak berbuat apapun. Namun, kita akan berkenan di hati Tuhan ketika kita melakukan kehendak-Nya. Perkenanan inilah yang harus kita kejar.

Yoel 2:12 "Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."

Untuk memperoleh perkenanan Tuhan, kita harus melakukan sesuatu yang sesuai dengan kehendak-Nya sekalipun terlihat tidak perlu. Besok kita akan memulai puasa 13 hari. Apa ini perlu? Mungkin ada yang beranggapan bahwa puasa ini tidak perlu, kecuali untuk diet. Namun, yang sudah kurus mungkin merasa tidak perlu puasa. Meskipun demikian, inilah kehendak Tuhan.

Berbaliklah kepada Tuhan dengan segenap hati. Berpuasalah dengan menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak membangun pengenalan akan Tuhan. Mungkin ada yang berpandangan bahwa kekudusan itu tidak perlu karena yang penting adalah berbuat baik. Namun, tanyakan kembali apakah kekudusan merupakan kehendak Tuhan. Jika ya, lakukan sekalipun beberapa orang beranggapan bahwa hal itu tidak perlu.

Pak Lukas pernah jalan-jalan di mall bersama teman-temannya. Lalu dia berpapasan dengan rombongan lain. Seseorang terlihat melambaikan tangan ke arahnya sambil tersenyum. Lalu dia ikut melambaikan tangan kepadanya sekalipun dia tidak mengenali orang itu. Ketika sudah dekat, orang itu melewatinya. Ternyata orang itu melambaikan tangan kepada jemaatnya yang ada di belakangnya.

Seketika pak Lukas segera pergi meninggalkan temannya. Dia tidak merasa sakit, tetapi malu. Semenjak itu dia tidak mau membalas sapaan yang terarah kepadanya hingga orang yang menyapanya sudah di dekatnya dan menyebut namanya pula atau orang itu memang sudah dikenalnya. Ini demi menjaga hatinya agar tidak jatuh ke lubang yang sama... wkwwkw...

Lukas 2:36-37 Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.

Seandainya Hana menikah pada usia 20 tahun lalu suaminya meninggal 7 tahun kemudian, maka 57 tahun lamanya dia tinggal di Bait Allah. Selama itu dia berpuasa dan berdoa. Dia tidak menghabiskan waktunya di media sosial, tetapi kalian tetap boleh posting sesuatu di media sosial selama puasa nanti. Namun, jangan sampai menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial.

Lukas 2:38 Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.

Karena siang dan malam Hana berdoa dan berpuasa selama bertahun-tahun lamanya, dia bisa mengenali kehadiran Mesias yang masih bayi sekalipun Dia belum berbuat apa-apa. Sementara itu banyak orang yang telah mengalami mujizat tidak menyadarinya. Seringkali Tuhan hadir lewat hal-hal biasa. Mujizat hanya diperlukan untuk menarik perhatian orang yang belum mengenal-Nya.

Isteri pak Lukas tidak perlu membuat mujizat panci terbang atau wajan terbang. Dia juga tidak perlu berteriak saat mengatakan sesuatu. Karena pak Lukas sudah fokus memperhatikannya, dia tidak perlu membuat mujizat semacam itu. Pak Lukas bisa memahami kemauan isterinya sekalipun dia hanya bergerak sedikit karena dia mengenalnya. Jika kita mengenal Tuhan, kita pun tidak perlu berteriak-teriak atau meminta mujizat kepada-Nya.

MENYENANGKAN-MU
Tuhan ku mau menyenangkan-Mu. Tuhan bentuklah hati ini jadi bejana untuk hormat-Mu, cemerlang bagai emas murni. Menyenangkan-Mu senangkan-Mu, hanya itu kerinduanku. Menyenangkan-Mu senangkan-Mu, hanya itu kerinduanku.
Tuhan kuserahkan hatiku. Semua kuberikan pada-Mu. Kuduskan hingga tulus selalu agar aku menyenangkan-Mu. Menyenangkan-Mu senangkan-Mu, hanya itu kerinduanku. Menyenangkan-Mu senangkan hati-Mu, hanya itu kerinduanku.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.