Sunday, January 9, 2022

Lambaian Tangan

Memulai dengan Benar
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 9 Jan 2022

Dari atas anak tangga berkeramik putih aku dan temanku melihat ada ruangan bayi. Karena dia melihat ada bayi lucu yang digendong oleh seorang wanita muda, dia pun berhenti di tengah anak tangga dan melambaikan tangan ke arah si bayi. Umurnya pasti lebih dari 8 hari karena dia bisa digendong duduk. Aku pun turut berhenti di belakang temanku dan ikut melambaikan tangan kepada bayi imut itu. "Hai...^.^"

Sementara itu banyak orang tetap berjalan menaiki tangga dan melewati kami. Semula bayi itu hanya diam saja memandangi kami, tetapi tanpa malu-malu kami terus melambaikan tangan kepadanya sambil tersenyum. Maka, tak lama berselang bayi itu ikut tersenyum dan kemudian melambaikan tangan mungilnya kepada kami.

Tiba-tiba seorang bapak muda menjengukkan kepalanya sehingga terlihat dari jendela kamar bayi itu. Kemungkinan besar bapak itu penasaran dengan kami karena tiba-tiba bayinya tersenyum dan melambaikan tangan. Hehehe... faktanya itu semua hanyalah mimpi. Namun, mengapa kami tidak merasa malu dan terus saja melambaikan tangan ketika berhadapan dengan bayi? Ketika berhadapan dengan orang dewasa, kok bisa malu ya ketika dicuekin?

Sebenarnya hari ini pun aku sempat enggan ke gereja karena ingat masa lalu. Namun, ketika bangun tidur, ayat harian yang nongol di ponsel segera membuatku terbangun dengan tersipu-sipu malu. Kok bisa muncul ayat ini?

Mazmur 122:1 Nyanyian ziarah Daud. Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN."

Lantas aku teringat kepada seorang bapak yang beberapa hari lalu mendadak tidak bisa berjalan karena kakinya sakit. Jika aku masih berjalan, bukankah tidak ada alasan untuk tidak ke gereja? Aku pun teringat perkataan seorang konsultan. Dia berkata, "Mulai tahun ini aku pasif." Hmm... senang mendengarnya karena ini berarti dia mendapat promosi. Lagipula dia digantikan oleh 'ketuanya The Chipmunks'... wkwwkw...

Namun, sedih juga karena dia mengingatkanku akan kepasifan yang lain. Dulu ada yang aktif menemaniku ke gereja. Dulu dia yang berkata, "ayo ke gereja" tetapi sekarang dia pasif. Jadi, dulu aku tidak mungkin tersesat jalan karena ada yang langsung mengarahkan jalanku. Kalau dia sudah pasif, seharusnya aku pun ikutan pasif karena dulu dia yang mengajakku.

I have DECIDED to FOLLOW JESUS
I have decided to follow Jesus; I have decided to follow Jesus; I have decided to follow Jesus; No turning back, no turning back.
Though I may wonder, I still will follow; Though I may wonder, I still will follow; Though I may wonder, I still will follow; No turning back, no turning back.
The world behind me, the cross before me; The world behind me, the cross before me; The world behind me, the cross before me; No turning back, no turning back.
Though none go with me, still I will follow; Though none go with me, still I will follow; Though none go with me, still I will follow; No turning back, no turning back.
Will you decide now to follow Jesus? Will you decide now to follow Jesus? Will you decide now to follow Jesus? No turning back, no turning back.

Namun, lagu itu muncul di benakku. Sekarang aku harus berusaha sendiri, seperti saat berpisah dari temanku di mall. Tadi aku masuk dari gerbang depan, tetapi masuk ke ruang ibadah lewat tangga samping karena mengikuti serombongan jemaat. Inipun nyaris masuk ke ruang ibadah anak, tetapi untunglah rabun jauhku belum parah sehingga masih bisa membaca dan memahami tulisan Kids.

Lalu kuikuti rombongan jemaat lain yang lebih memilih tangga samping. Akhirnya aku pun mengetahui bahwa ada tangga lain di belakang lift yang minggu lalu terlihat gelap. Wah... kali ini terang. Setiba di pintu ruang ibadah kulihat seorang bapak tersenyum dari balik maskernya dan sepertinya dia mengucapkan kata 'muter'.

Hehehe... iya ya... aku ini kok masih muter-muter seperti akang gendang? Kok belum hafal ya? Tuhan ini menjaga langkahku, tetapi kok bisa membuatku muter atau tersesat? Kalau di mall sih sudah biasa menghadapi senyuman satpam ketika kutanya, "Pak, pintu keluarnya dimana ya?" Seharusnya di gereja lebih rohani, tetapi senyuman jujur termasuk rohani juga kok. Hahaha... tapi emang lebih baik membuat orang tersenyum daripada membuat orang menangis...^.^

Kadang kala jalan Tuhan tuh tak terselami oleh pikiranku. Ketika Dia menjanjikan berkat, yang hadir malah masalah. Oh Tuhan, ini tidak sesuai janji. Tidak adakah jalan mulus? Bagaimana mungkin janji-Nya digenapi kalau jalan-Nya seperti ini? Bagaimana membuatnya berbalik kembali? Namun, sejak akhir tahun Tuhan selalu berkata, "Tidak ada yang mustahil", "Tidak ada yang tak mungkin", "Adakah yang mustahil bagi-Ku?"

Hmm... akhirnya kujawab, "Terserah". Terserah Tuhan saja. Terserah Tuhan mau apa. Terserah kalau Tuhan mau jalannya begini. Terserah. Lalu aku menyanyikan lagu 'Menyenangkan-Mu'. Eh, hari ini lagu tersebut dinyanyikan pula sebagai ibadah penutup di gereja. Hahaha... terlalu kebetulan. Menyenangkan Tuhan ketika segalanya berjalan lancar, tentu saja mudah. Namun, menyenangkan Tuhan ketika jalan-Nya tidak sesuai pemikiran kita, ini butuh karunia iman. Lebih baik bernyanyi seperti The Chipmunks.  

I will FOLLOW - Chris Tomlin
Intro: Where you go, I'll go. Where you stay, I'll stay. When you move, I'll move. I will follow...
Verse 1: All Your ways are good. All Your ways are sure. I will trust in You alone Higher than my sight. High above my life I will trust in You alone. (trust in you alone)
Verse 2: Light unto the world, Light unto my life I will live for you alone. You're the one I seek. Knowing I will find. All I need in you alone, in you alone.
Chorus: Where You go, I'll go. Where You stay, I'll stay. When You move, I'll move. I will follow You. Who You love, I'll love. How You serve I'll serve. If this life I lose, I will follow You, yeah. I will follow You, yeah.
Bridge: In You there's life everlasting. In You there's freedom for my soul. In You there's joy, unending joy. And I will follow.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.