Memimpikan Pak Jusuf
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 7 Nov 2021
Banyak orang ketakutan hingga buru-buru mendapatkan vaksin. Pemerintah memberi himbauan agar mereka yang sembuh dari Covid tidak langsung divaksin. Mereka harus menunggu dulu selama 3 bulan sebelum meminta vaksin. Namun, apa yang terjadi?
Banyak yang sudah meminta vaksin sekalipun masa tunggu baru beberapa minggu atau 1-2 bulan. Temanku pun sempat dilarang vaksin ketika jujur mengakui di depan petugas bahwa dia baru 2 bulan sembuh. Namun, dia malah dimarahi bosnya: "Mengapa kamu jujur? Seharusnya kamu berbohong. Lebih baik kamu cari vaksin sendiri saja."
Dia pun kebingungan dan berkata: "Tidak ada yang memberitahuku jika aku harus berbohong. Bukankah seharusnya kita jujur." Kataku kepadanya: "Iya, seharusnya kamu langsung menolak vaksin jika memang belum 3 bulan. Aku saja menolak ketika diminta vaksin karena belum 3 bulan sembuh."
Ada teman yang berkata: "Yakin ta tidak mau? Mumpung ada lho." Kujawab: "Yakin. Aku tunggu 3 bulan." Ada pula yang berkata: "Banyak orang hotel yang sudah divaksin sekalipun belum 3 bulan dan mereka baik-baik saja." Jawabku: "Dokter di GMS bilang tunggu 3 bulan. (Padahal, bilangnya hanya lewat buletin online, red.) Saudara mamaku yang menjadi dokter juga bilang begitu. Jadi, aku tunggu 3 bulan saja."
Hahaha... kujawab begitu karena kalau kubilang kata pemerintah aja, kemungkinan besar dia akan tetap memaksaku untuk vaksin karena dia sudah mengetahui himbauan pemerintah. Ada pula yang bilang masa 3 bulan hanya akal-akalan pemerintah untuk memastikan ketersediaan vaksin. Benar tidaknya aku tidak tahu. Aku hanya mengetahui bahwa pemerintah itu hamba Allah.Roma 13:4a Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu.
Nah, setelah 3,5 bulan tidak ada info dari RT perihal vaksin. Maka, saat ditanya bos kujawab: "Sudah tidak perlu vaksin karena Covid sudah menurun… hehehe…" Lalu dia berkata: "Lha… Kalau kamu kuminta pergi-pergi, mana bisa?" Hehehe... aku lho sudah pw (posisi wuenak) di rumah. Mengapa harus pergi-pergi? Aku heran dengan mereka yang tidak betah di rumah dan ingin segera bepergian kemana-mana. Aku juga heran dengan pemerintah yang tidak mewajibkan vaksin, tetapi mau bepergian harus punya sertifikat vaksin.
Aku yakin mereka juga heran karena aku betah di rumah terus menerus. Tidak boleh ke mall, tak masalah buatku. Tidak boleh terbang, tak masalah buatku. Dapat vaksin atau tidak dapat vaksin, tak masalah buatku. Namun, mengapa ada yang keberatan jika aku tidak divaksin? Yach... jadi ingat perkataan Paulus kepada jemaat di Korintus.
1 Korintus 10:29b Mungkin ada orang yang berkata: "Mengapa kebebasanku harus ditentukan oleh keberatan-keberatan hati nurani orang lain?
Eh, tiba-tiba ada teman yang izin pulang cepat untuk vaksin ke-2. Lalu bos berkata: "Iya, semua karyawan di sini sudah divaksin, kecuali kamu." Ealah, dibahas lagi padahal tadi sudah kujawab tunggu info dari RT. Maka kujawab: "Ada juga yang belum vaksin ke-2." Bos segera berkata: "Tapi, cuma kamu yang belum vaksin sama sekali. Kamu harus vaksin." Akhirnya kuulangi lagi jawabanku: "Iya, masih tunggu info dari RT.”
Eh, tiba-tiba teman lain menjawab: "Itu lho di Ciputra World (CW) ada terus. Ada link-nya. Kamu daftar saja." Akhirnya kujawab: "Oke, nanti kucari." Maka, Om Google menginfokan link-nya (vaksin.ciputraworldsurabaya.com) sehingga aku bisa langsung daftar online. Jadi, kemarin aku sudah vaksin ke-1 di CW.
0 komentar:
Post a Comment