Sunday, November 7, 2021

Proses = Tunggu

Tekuni Proses
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 7 Nov 2021

Nah, di tempat pendaftaran seorang ibu terlihat agak panik. Dia berkata: "Apa tidak bisa hari ini? Tolong divaksin sekarang juga!" Dengan tenang petugas pendaftaran berkata: "Saya cuma bawahan. Semua tergantung yang di atas - dokternya. Bawahan hanya mengikuti. Kuota vaksin Astra sudah penuh. Nanti kalau ada lagi, saya akan kabari. Ibu tulis nomer HP di kertas ini saja. Nanti pasti saya kabari."

Lalu dia berkata lagi: "Kalau menunggu lagi, sudah lewat tanggalnya." Petugas itu menjawab lagi: "Lewat tidak apa-apa, asal jangan dimajukan jadwalnya." Akhirnya ibu itu tenang dan segera menuliskan nama dan nomer HPnya lalu pergi. Aku hanya diam saja mendengarkan mereka. Semua tergantung yang di atas - Penciptanya para dokter. Ada temanku yang berkata: "Ada yang mencari-cari vaksin, tetapi tidak ketemu. Ada yang ditawari vaksin malah menolak."

Ya, semua ada waktunya lha. Banyak orang tidak sabar menunggu 3 bulan waktu pemerintah. Bagaimana mereka bisa bersabar menunggu waktu Tuhan, seperti Yusuf? Waktu Tuhan lebih tidak jelas lagi masanya. Waktu Tuhan bisa cepat, bisa lambat, seperti cerita pak Gatut. Ada yang memerlukan waktu 2 tahun untuk diselamatkan, tetapi ada yang perlu waktu 35 tahun. Bahkan, 4 hari terlambat bisa dianggap tepat waktu, seperti lirik lagu Four Days Late. Bingung toh.

Wew... banyak yang tidak suka proses dan maunya cepat. Banyak orang berpikir: "Siapa cepat, dia dapat." Padahal, firman Tuhan tidak bilang begitu.

Pengkhotbah 9:11 Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua.

WAKTU TUHAN
Waktu Tuhan bukan waktu kita. Jangan sesali keadaannya. Untuk semua ada waktu Tuhan. Tetap setia mengandalkan-Nya.
Chorus: Segala yang terjadi di hidupku. Janji Tuhan menghidupiku s’lalu. Kuyakin, percaya ada waktunya Tuhan. Semua 'kan indah pada waktu-Nya.

Tak lama berselang selagi dalam antrian kulihat di spanduk sponsor ada logonya GMS hitam. Tiap kali kulihat logo hitam itu, entah mengapa aku teringat pada Spiderman. Normalnya Spiderman memakai kostum merah. Namun, suatu hari dendam dan kepahitan merasukinya sehingga kostumnya menjadi hitam.

Dulu logo GMS hanya merah, tetapi kemudian muncul logo hitam. Biasanya hitam identik dengan kesuraman atau kegelapan atau kematian. Mengapa logonya tidak tetap merah darah yang menggambarkan kehidupan atau keberanian? Mengapa logonya bukan kuning yang menggambarkan cahaya atau terang? Mengapa logonya bukan hijau daun yang melambangkan pertumbuhan? Mengapa logonya bukan warna lain ya?

Tentulah ko Philip memiliki alasan tersendiri. Kulihat dan kudengar dia tetap dipakai oleh Tuhan untuk menyampaikan kabar Terang. Jadi, tak mungkin ada kisah seperti Spiderman di balik logo hitam itu. Aku pun sempat berkata kepada temanku: "Ketika mereka berselisih dan aku harus memilih berpihak pada siapa, aku memilih yang terlihat lebih lemah di mata dunia agar tak ada yang binasa. Satunya sudah go international dan didukung oleh orang-orang bertalenta. Jadi, aku memilih satunya."

~ Ada kalanya kita harus memilih yang paling lemah, bukan memilih yang paling benar, terlebih lagi jika kita tidak mengetahui siapa yang benar atau kedua pihak sama-sama benar dan sama-sama salah. ~

Hahaha... seolah-olah aku pemegang suara mayoritas aja. Padahal, aku hanya seperti sebuah sekrup kecil sebuah kapal. Namun, ada cerita yang mengatakan bahwa sebuah kapal akan tenggelam kalau salah satu sekrup kecilnya terlepas. Masa sih? Masa iya? Luar biasa donk kalau seperti itu. Jadi, kecil-kecil cabe rawit. Walaupun hanya sekrup kecil, tetapi berdampak besar. Seharusnya kita pun mau melakukan hal-hal kecil dengan hati yang besar.

PILIHAN yang TERBAIK
Verse 1: Hanya Engkau yang mengenal dalamnya hatiku. Kerinduan hati ini hanyalah dekat-Mu.
Verse 2: Mengenal-Mu melebihi harta termulia. Kehendak-Mu bagianku. Terjadilah s'turut yang Kau mau.
Chorus: Kumemilih untuk senangkan-Mu. Kumemilih 'tuk tetap dekat-Mu. Di s'gala masa ku penuh asa kar'na tangan-Mu yang kuat topangku. Kumemilih untuk senangkan-Mu. Kumemilih 'tuk tetap dekat-Mu, tetap murni seperti hati-Mu Tuhan. Menyenangkan-Mu, pilihan yang terbaik.

Related Posts:

  • Binatang di Daerah BaruKetakutan di Daerah Baru Catatan Ibadah ke-4 Minggu 24 Maret 2019 Selanjutnya, bagaimana jika lampu kamar hotel mati nyala sendiri karena daerah yang dituju terkenal mistis? Duh, sampai-sampai mimpi bertemu setan kecil di… Read More
  • Jawaban Doa di Luar HarapanDoa Tidak Dijawab (2) Catatan Ibadah ke-1 Minggu 17 Maret 2019 Selama beberapa minggu lalu aku telah berdoa agar rencana dinas ke luar pulau dibatalkan dan pihak yang menugaskan lupa akan rencana tersebut. Rencananya Apri… Read More
  • Bukan KehendakkuJawaban Doa di Luar Harapan Catatan Ibadah ke-1 Minggu 17 Maret 2019 Eh, setelah aku berani ke luar kota sendirian, sekarang aku harus ke luar pulau sendirian. Duh, aku ini memilih jalur karir sebagai akuntan agar tak per… Read More
  • Seorang DiriIbadah itu Olah Hati Catatan Ibadah ke-1 Minggu 10 Mar 2019 Sebelum khotbah dimulai Pdt. Jusuf Soetanto tergerak untuk mendoakan setiap orang yang merindukan pasangan hidup padahal dulu dia sudah pernah mendoakan. Dulu je… Read More
  • Ketakutan di Daerah BaruDaerah Baru (2) Catatan Ibadah ke-4 Minggu 24 Maret 2019 Andaikata memasuki daerah baru bersama orang-orang yang sudah lama dikenal, tentulah bukan masalah besar. Namun, jika harus ke daerah baru sendirian atau dengan ora… Read More

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.