Sunday, June 6, 2021

Pemimpin Kegelapan

Imam dan Raja
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 06 Juni 2021

Beberapa saat lalu seorang teman menceritakan sebuah kisah memilukan terkait nasib beberapa anak yatim piatu di sebuah SMA di Batu. Dia baru menceritakannya setelah kisah itu beredar di media massa. Dia pun bercerita bahwa dulunya dia sempat bekerja di sana. Karena hal itu dia sempat marah kepada Tuhan dan nyaris kepahitan.

Sekalipun dia tidak menjadi salah satu korban kejahatan para pemimpin yang ada di sana, dia terus mempertanyakan: "Tuhan, mengapa Engkau menempatkanku di sana jika tak ada yang bisa kulakukan untuk menolong mereka? Toh, pada akhirnya mereka harus berusaha sendiri mengumpulkan bukti-bukti." Lantas kujawab: "Tuhan mau kamu menguatkan mereka. Mungkin cuma itu yang bisa kamu lakukan."

Acapkali mendengar berita semacam itu, aku pun mempertanyakan: "Mengapa Tuhan tidak mencegah hal itu? Dimana malaikat penjaga anak-anak itu ketika mereka mengalami semua itu? Bukankah mencegah selalu lebih baik daripada mengobati? Tapi, mengapa iblis seakan-akan dibiarkan bebas berbuat sekeji itu? Mengapa iblis tidak harus menunggu anak-anak itu kuat terlebih dahulu?"

Jawaban yang kuberikan kepada temanku pun hanya bersumber dari pengalaman pribadiku. Dulu aku juga pernah mempertanyakan hal yang sama seperti dirinya. Sekalipun aku tidak ditempatkan di tempat sekelam itu. Namun, aku pernah tinggal bersama anak-anak yatim piatu dan aku juga sering berurusan dengan pemimpin kegelapan yang suka menuntun orang ke jalan yang gelap hingga mengantar mereka ke dalam kegelapan hati yang pekat.

Dulu aku pun sempat bertanya-tanya: "Mengapa aku ditempatkan di sana jika tak ada yang bisa kulakukan untuk menyingkirkan para penguasa lalim itu?" Ada kalanya aku ingin berubah menjadi Hulk dan menghabisi mereka, seperti yang pernah Musa lakukan. Namun, kulihat bahwa niat baik Musa tidak didukung korbannya. Lantas aku pun berpindah-pindah tempat untuk menjauhi mereka, tetapi dimanapun aku berada selalu saja kujumpai orang-orang yang tertindas atau teraniaya oleh perlakuan mereka.

Nah, akhirnya kutemukan cara lain untuk melawan mereka. Kala itu aku dan beberapa temanku amat kesal kepada pemimpin yang suka mengambil jatah makannya sopir. Kami juga tidak bisa menghalanginya. Karena sopirnya masih muda, kami pun memotivasi sopirnya untuk melanjutkan kuliah dengan mengambil beasiswa.

Nah, setelah beberapa kali didorong-dorong untuk kuliah lagi, akhirnya sopir itu bertindak dan berhasil. Dia bukan hanya dapat melanjutkan pendidikannya, tetapi dia juga bisa resign dari pekerjaannya sebagai sopir. Pemimpin lalim pun mulai mengeluh: "Aduh, aku capek menyetir sendiri kalau tidak ada sopir. Badanku pegal-pegal." Lalu di belakangnya kami tertawa bersama: "Hahaha... salahmu sendiri karena jahat sama sopir."

Tak lama berselang aku pun berpindah tempat lagi. Berbekal ilmu tersebut aku pun menguatkan mereka yang tertindas atau teraniaya dengan cara semacam itu. Daripada melawan dengan otot, memang lebih baik melawan dengan otak. Alhasil, para pemimpin lalim harus selalu merelakan kepergian orang-orang hebatnya yang sempat dijahati oleh mereka. Hip hip hooray!

Oke... kembali kepada temanku tadi. Aku pun bertanya: "Apa yang membuatmu sampai tertarik untuk bekerja di SMA itu?" Jawabannya pun sungguh mengejutkan. Dia tertarik bekerja di sana karena tempat itu pernah masuk dalam acaranya Kick Andy. Astaga! Beginilah sedihnya jika kita mengikuti penilaian orang lain. Kita merasa seakan-akan orang itu turut bertanggung jawab atas pilihan yang kita buat.

Seakan-akan hal itu belum cukup mengejutkan, dia bercerita pula bahwa para pekerja di sana susah melepaskan diri karena seperti sudah dicuci otak dengan perkataan-perkataan yang seolah-olah berasal dari Tuhan. Mereka pun telah diberi banyak uang serta diajak jalan-jalan ke luar negeri agar merasa berhutang budi kepada pemiliknya.

Pemiliknya sempat berkata: "Tuhan menempatkan kalian di sini. Jika kalian keluar, berkat yang kalian terima tidak akan sama seperti di sini..." Wew... iblis memang tahu firman dan dia sudah hidup ribuan tahun. Dia benar-benar pintar dan licik. Tapi, bagaimana dia bisa memanfaatkan firman untuk melakukan kejahatan semacam itu?

2 Korintus 11:13-15 Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.

Oh, dunia ini terasa semakin gelap saja. Ini sebabnya kita harus memahami firman dari Tuhan sendiri dengan bantuan Alkitab dan Roh Kudus. Jangan membiasakan diri hanya menerima firman dari manusia karena kita bisa salah menilai manusia! Daripada mengejar berkat semata, ayo kejar Sang Pemberi Berkatnya!

BAGAI RAJAWALI
Bait 1: Hanya kepada-Nya ku 'kan berlari di saat ku bimbang dalam hidupku. Yang aku percaya dalam hadirat-Nya ada kekuatan yang baru.
Bait 2: Walau ku melangkah dalam tekanan, badai pencobaan datang menghadang. Yang aku percaya dalam hadirat-Nya ada kekuatan yang baru.
Reff: Ku 'kan terbang tinggi bagai rajawali di atas segala persoalan hidupku. Dan aku percaya saat ku bersama Dia, Tiada yang mustahil bagi Dia.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.