Sunday, June 27, 2021

Menghadapi Pemimpin Sakit

Healthy Leadership, Healthy Church
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 27 Juni 2021

Kalau ada yang sakit fisik, biasanya mereka akan mencari dokter. Namun, kalau ada yang sakit mental, mereka malah tidak mencari pengobatan yang dibutuhkan. Alhasil, mereka berpotensi menularkan penyakitnya itu. Agar tak sampai tertular, tentu saja kita harus dekat dengan Tuhan. Dengan mendekat kepada Tuhan, niscaya kita bisa sekuat Daud dalam menghadapi pemimpin sakit seperti Saul.

- Mengapa kamu tidak ikut rapat? Kalau tidak mau mendengarkanku, sana cari order sendiri.
- Mengapa kamu tidak ikut rapat?
+ Saya totalan dulu dengan kolektor.
- Mana yang lebih penting: aku atau kolektor? Kalau kolektor lebih penting, sana kamu pergi ke pos satpam.

+ Hehehe... Seharusnya totalan sama kolektor lebih penting untuk mencegah kehilangan uang. Tapi, berhadapan dengan pemimpin yang tidak memiliki gambar diri sehat, kita mengalah saja. Biasa lha orang sakit tuh minta diperhatikan terus. Padahal, lebih berbahagia memberi daripada menerima karena dengan memberi kita akan menerima. Namun, jika lebih suka menuntut perhatian daripada memberi perhatian, tak heran jika jarang terlihat bahagia.

Yakobus 1:12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.

Meskipun demikian, lebih baik kita tidak ribut dengan orang sakit agar sakitnya tidak bertambah parah. Bagi orang seperti itu, kelihatannya uang hilang tak masalah asalkan dia dinomersatukan. Namun, jika uangnya benar-benar hilang, dia pasti marah-marah. Beginilah jadinya jika berurusan dengan pemimpin yang mengambil keputusan atas dasar emosi semata. Perkataannya tidak bisa dipegang. Esuk dele sore tempe.

TUHAN yang PEGANG
Tak ku tahu 'kan hari esok, namun langkahku tegap. Bukan surya kuharapkan, kar'na surya 'kan lenyap. O tiada ku gelisah, akan masa menjelang. Ku berjalan serta Yesus, maka hatiku tenang. 
Reff: Banyak hal tak kupahami dalam masa menjelang. Tapi t'rang bagiku ini, tangan Tuhan yang pegang.
Tak kutahu kan hari esok, mungkin langit 'kan gelap. Tapi Dia yang berkasihan melindungiku tetap.
Meski susah perjalanan, g'lombang dunia menderu, dipimpin-Nya kubertahan sampai akhir langkahku.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.