Saturday, March 20, 2021

Serving Instead of Reigning ~ Ps. Hendra Haryanto

Catatan Ibadah Online Minggu 21 Maret 2021

Tuhan Yesus mau kita melayani dan bukan memerintah. Kita tidak boleh sekedar menjadi pemimpin rohani. Sebagai pelayan Tuhan kita harus benar-benar memiliki hati yang mau melayani. Suatu hari Yesus memanggil kedua belas murid-Nya. Dia meminta mereka pergi menyembuhkan orang sakit, memberitakan Injil Kerajaan Allah, mengusir setan-setan, dan membuat mujizat-mujizat. Ketika Yesus mengucapkan hal tersebut, Dia bukan hanya memerintah, tetapi Tuhan Yesus juga mendoakan mereka.

Kemudian para murid pergi ke berbagai tempat. Mungkin ada yang berdua-dua dan ada yang sendirian. Setelah itu mereka kembali kepada Yesus untuk memberi laporan: "Aku telah mendoakan orang ini, orang lumpuh sembuh berjalan, Tuhan"; "Lima orang buta saya doakan, semua langsung melihat, Tuhan". Mungkin yang lain lagi berkata: "Ya Tuhan, tadi itu yang tuli kudoakan, tak tumpangi tangan Efata terbukalah."

Murid satunya lagi tidak terima: "Aku menyembuhkan 20 Tuhan"; "Hei, kamu tadi menyembuhkan berapa? Kamu 5, aku 10... wee..." Yang satu lagi berkata: "Ahh... kamu cuma menyembuhkan sakit pilek, aku lho menyembuhkan orang sakit stroke level 10." Lalu ada kejadian Yesus memberi makan 5000 orang. Andreas mungkin berkata: "Ini karena aku menemukan 5 roti dan 2 ikan yang dibawa anak itu." Jadi, masing-masing murid merasa paling hebat.

Puncaknya ketika Yakobus dan Yohanes meminta Yesus menempatkan mereka di kiri dan kanan-Nya ketika nanti tiba di sorga. Hal ini membuat murid-murid lain marah: "Enak aja... Mengapa kalian?" Mungkin Petrus berkata: "Aku yang berhak karena aku yang bisa berjalan di atas air." Jadi, mereka saling berdebat karena ingin mengetahui siapa yang paling besar. Lantas Yesus mengatakan kepada mereka bahwa untuk mengikuti-Nya, mereka harus seperti anak kecil karena yang terkecil di antara mereka, dialah yang terbesar. Yang terkecil bukan yang terkurus atau yang diet mati-matian. Baca Markus 10:35-45. Yang terbesar adalah yang melayani.

Markus 10:43-44 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.

John C. Maxwell pernah berkata: "Pemimpin sejati adalah pemimpin yang melayani kepentingan orang lain, bukan kepentingan diri sendiri. Pemimpin sejati akan mencari tahu kebutuhan orang lain dan menawarkan dirinya untuk membantu."

2 Hal yang Kita Pelajari:

1. Hendaklah Kita menjadi Pelayan atau Hamba. Di dalam kitab Perjanjian Baru, yang disebut hamba itu identik dengan budak. Hamba masih terdengar cukup keren, tetapi budak terdengar kasar, seperti kata jongos yang kita dengar di Indonesia. Bahasa Yunaninya budak adalah diakonos. Menjadi hamba atau budak atau diakonos artinya Anda bukan siapa-siapa, orang tidak tahu Anda.

Hamba berarti seseorang yang hidupnya dikuasai atau dimiliki oleh orang lain. Di dalam Perjanjian baru, biasanya mereka adalah orang-orang bekas tawanan perang, orang-orang yang jatuh miskin sehingga harus menjual dirinya untuk mendapatkan pekerjaan, atau juga warisan keturunan karena orang tuanya sudah hamba. Mereka baru bisa bebas jika ada yang menebusnya.

Melayani, Bukan Memerintah

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.