Sunday, October 11, 2020

Cara Rendah Hati (2) ~ Pdt. Sukirno Tarjadi

Cara Rendah Hati (1)
Catatan Ibadah Online Minggu 11 Okt 2020

Menyadari dan Menerima Keterbatasan Kelemahan dan Kekurangan Diri Sendiri.

Menerima bukan berarti tidak mau maju. Namun, untuk maju, kita harus terlebih dulu menerima keterbatasan diri. Setelah menerimanya barulah kita bisa belajar memperbaiki diri. Tidak ada orang yang serba bisa sepintar apapun dia. Jika ada orang yang serba bisa, kemungkinan besar dia tidak menonjol.

Tiap kali menang perang Julius Caesar selalu mengadakan parade kemenangan ketika masuk kota Roma. Setelah jarahan dan tawanan perang masuk kota, di belakangnya ada kereta Julius Caesar dan juga seorang petugas pembawa mahkota emas. Dia bukan hanya membawa mahkota emas, tetapi dia juga bertugas membisikkan sesuatu ke telinga Julius Caesar. Dia selalu berbisik: "Anda ini juga manusia." Sehebat-hebatnya dia dalam peperangan, dia masih manusia.

Kesadaran diri muncul dari:
Refleksi Diri. Ini bertujuan menyadari kelemahan diri sehingga bisa memperbaikinya.
Firman Tuhan. Dengan berkaca pada firman Tuhan, kita bisa mengetahui posisi hati kita.
Kritik. Jika menerima kritik, ini berarti bahwa kelemahan kita bukan hanya diketahui oleh diri sendiri, melainkan juga diketahui oleh orang lain. Hal ini seringkali tidak mengenakkan karena kelemahan kita bisa dipakai oleh lawan untuk menjatuhkan diri kita.
Masalah kehidupan. Ini yang paling tidak enak. Namun, kadang kala cara ini diperlukan untuk membuat orang menyadari kelemahannya.

Dalam sebuah pertindangan tinju Andy Ruiz diminta bertanding melawan Anthony Joshua. Sebenarnya Andy Ruiz hanyalah pemain cadangan, tetapi dia berhasil mengalahkan Joshua. Karena tidak terima dengan hal ini, Joshua minta pertandingan diulang. Ketika diulang, Andy Ruiz kalah karena dia tidak mendengarkan kritik ayahnya dan pelatihnya. Ayahnya mengingatkan Joshua agar tidak terus-terusan berpesta dan pelatihnya meminta dia terus berlatih, tetapi dia tidak mau mendengarnya. Setelah kekalahannya, Andy Ruiz barulah mengakui bahwa dia kalah karena terlambat latihan.

Nik Wallenda seringkali mengadakan pertunjukan dengan berjalan pada seutas tali di atas ketinggian. Dia berkata: "Sebagai pengikut Kristus, saya melihat contoh Tuhan Yesus mencuci kaki murid-murid-Nya." Maka, setiap kali pertunjukan selesai, dia selalu menunggu semua penonton pergi. Setelah semuanya pergi dia pun membersihkan sampah yang berserakan. Hal ini dilakukannya untuk mencegah dirinya menjadi sombong karena tiap kali selesai pertunjukan dia selalu mendapatkan banyak tepuk tangan. Mari belajar rendah hati, seperti Yesus.

Matius 11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

B'RI PUJI
B'ri puji, b'ri hormat bagi Yesus yang duduk di tahta. Berkuasa... mulia... S'gala bangsa 'kan datang menyembah.
Chorus: Haleluya... haleluya. Kudus dan mulia nama-Mu. Haleluya... haleluya. Kusembah Kau Yesus. Kusembah Kau.

Tidak Ada yang Serba Bisa

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.