Sunday, September 27, 2020

Servanthood (Kehambaan) ~ Pdt. Leonardo A. Sjiamsuri

Catatan Ibadah Online Minggu 27 Sept 2020

Untuk bertumbuh di dalam pelayanan, kita harus memiliki kehambaan / hati hamba.

Matius 20:26-28 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Hal ini merupakan paradoks kebenaran.
*. Jalan menuju ke atas adalah turun ke bawah. Untuk bisa ke atas, kita bukan naik tangga, tetapi harus turun ke bawah.
*. Menjadi besar dengan cara menjadi kecil. Untuk menjadi besar, kita harus melayani.
*. Menjadi terkemuka dengan cara menjadi tidak berarti. Ini berarti kita harus menjadi hamba atau slave (budak) agar bisa menjadi terkemuka.

1 Samuel 16:7 Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."

Ketika Samuel hendak mengurapi pengganti Saul, Tuhan berfirman kepadanya agar tidak melihat parasnya karena Tuhan melihat hati. Agar bisa diurapi oleh Tuhan dan bertumbuh dalam pelayanan, kita harus memiliki hati hamba, seperti Maria.

Lukas 1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Seorang hamba tidak memaksakan kehendaknya. Sekalipun tidak mengerti, Maria mengizinkan kehendak Tuhan terjadi dalam hidupnya. Yesus pun telah memberi kita teladan yang harus kita ikuti.

Filipi 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

Sekalipun Yesus adalah Tuhan, Dia telah mengosongkan Diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba. Dia tidak mempertahankan kesetaraan-Nya dengan Allah demi menyelamatkan manusia.

Filipi 2:7-9 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

MENYENANGKAN-MU
Tuhan kumau menyenangkan-Mu. Tuhan bentuklah hati ini jadi bejana untuk hormat-Mu, cemerlang bagai emas murni. Menyenangkan-Mu, senangkan-Mu hanya itu kerinduanku. Menyenangkan-Mu, senangkan-Mu hanya itu kerinduanku.
Tuhan kuserahkan hatiku, semua kuberikan pada-Mu. Kuduskan hingga tulus selalu agar aku menyenangkan-Mu. Menyenangkan-Mu senangkan-Mu hanya itu kerinduanku. Menyenangkan-Mu senangkan hati-Mu hanya itu kerinduanku.

Hati Hamba

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.