Catatan Ibadah Online
Minggu 26 Juli 2020
Di dalam kitab Kejadian 7 kita dapat membaca adanya musibah
air bah selama 150 hari. Air bah ini membuat tatanan, iklim, flora, dan fauna
di Bumi berubah sehingga kita mengenal antediluvian
(zaman sebelum air bah) dan postdiluvian
(zaman setelah air bah). Lebih dari 200 legenda telah mencatat peristiwa itu. Huruf
Mandarin untuk kapal terdiri dari kata vessel
(kapal atau bejana), eight (delapan),
dan mouth (mulut). Ini sesuai dengan
kisah air bah. Saat itu di dalam bahtera ada 8 orang, yaitu Nuh, Sem, Ham,
Yafet dan isteri mereka masing-masing.
Ibrani 11:7 Karena iman, maka Nuh — dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan — dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.
Melalui peristiwa tersebut Tuhan ingin membangkitkan keluarga
yang kuat dan tahan badai bagi rencana Allah dan masa depan.
Cara Membangun
Keluarga Tahan Badai, yaitu:
1. Bangun Bahtera Iman kepada Tuhan
2. Hanya Membawa Hal-hal yang Diperlukan.
3. Menyadari Harta Paling Berharga dalam Janji Tuhan.
4. Tuhan Menutup Pintu.
1. Bangun Bahtera Iman kepada Tuhan
2. Hanya Membawa Hal-hal yang Diperlukan.
3. Menyadari Harta Paling Berharga dalam Janji Tuhan.
4. Tuhan Menutup Pintu.
1. Bangun Bahtera Iman kepada Tuhan.
Janji pernikahan merupakan titik awal keluarga. Pernikahan
bukanlah akhir kisah perjalanan, melainkan sebuah perjalanan hidup. Dalam
perjalanan itu selalu ada badai sehingga diperlukan bahtera iman agar keluarga
dapat selamat. Mereka yang tidak mau beriman bersama Nuh cenderung akan semakin
ketakutan ketika air bah semakin naik. Sebaliknya, kita yang mau beriman
seperti Nuh akan dibawa melewati badai.
Tuhan berkenan kepada Nuh karena dia memilih beriman dan
taat kepada Tuhan daripada mengikuti hal-hal duniawi yang mendukakan hati
Tuhan. Nuh bersedia membuat bahtera sekalipun saat itu belum terlihat hujan dan
badai. Pembuatan bahtera itu memakan waktu puluhan tahun. Selama itu dia
dicemooh, dipermalukan, diketawain, dan dianggap sebagai orang yang kehilangan
akal.
Kejadian 6:9 Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.
3 Kualitas Iman Nuh,
yaitu:
* Benar. Priotitas hidup Nuh adalah untuk menyenangkan hati Tuhan meskipun dia dicemooh dunia.
* Tidak bercela. Ini berkaitan dengan integritas: apa yang keluar dari kehidupan kita harus sama dengan yang ada di dalam hati kita.
* Bergaul dengan Allah. Nuh memahami detail rencana Tuhan di tengah kebisingan dunia yang semakin jauh dari Tuhan.
Ketiga hal itulah yang telah menyelamatkan Nuh dan keluarganya. Segala sesuatu yang dilakukan untuk Tuhan di masa krisis adalah hal yang paling penuh dengan kuasa Tuhan. Kekuatan bahtera keluarga Anda ditentukan oleh kualitas iman Anda kepada Tuhan. Keluarga yang tahan badai dimulai dari diri sendiri. Tuhan mencari suami, istri, ayah, ibu yang mau beriman seperti Nuh.
* Benar. Priotitas hidup Nuh adalah untuk menyenangkan hati Tuhan meskipun dia dicemooh dunia.
* Tidak bercela. Ini berkaitan dengan integritas: apa yang keluar dari kehidupan kita harus sama dengan yang ada di dalam hati kita.
* Bergaul dengan Allah. Nuh memahami detail rencana Tuhan di tengah kebisingan dunia yang semakin jauh dari Tuhan.
Ketiga hal itulah yang telah menyelamatkan Nuh dan keluarganya. Segala sesuatu yang dilakukan untuk Tuhan di masa krisis adalah hal yang paling penuh dengan kuasa Tuhan. Kekuatan bahtera keluarga Anda ditentukan oleh kualitas iman Anda kepada Tuhan. Keluarga yang tahan badai dimulai dari diri sendiri. Tuhan mencari suami, istri, ayah, ibu yang mau beriman seperti Nuh.
2. Hanya Membawa Hal-hal yang Diperlukan.
Kejadian 7:7 Masuklah Nuh ke dalam bahtera itu bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak-anaknya karena air bah itu.
Makhluk terpenting adalah Nuh dan keluarganya. Mereka hanya
membawa hal-hal yang diminta oleh Tuhan. Jika kita melihat isi koper seorang
perantau dari Cina (dalam foto), kita dapat melihat bahwa pemilik koper hanya
membawa foto keluarga karena mungkin dia akan merindukan keluarganya. Dia juga
membawa pakaian cheongsam. Hal-hal
lain yang tidak diperlukan tidaklah dibawanya. Begitu pula dengan keluarga Nuh.
Mereka masuk ke dalam bahtera dengan meninggalkan hal-hal yang tidak diperlukan.
Saat itu kerabat mereka seperti Metusalah dan Henok juga telah meninggal dunia.
Bagaimana dengan bagasi kehidupan kita? Kita tidak perlu
membawa beban yang berat. Milikilah hati yang mau melepaskan, yakni miliki hati
yang terbuka untuk diproses Tuhan. A
house is build by hand but a home is build by heart. (Sebuah rumah dibangun dengan tangan, tetapi sebuah keluarga dibangun
dengan hati.)
0 komentar:
Post a Comment