Sunday, July 19, 2020

Hubungan Sehat ~ Pdt. Leonardo A. Sjiamsuri

Catatan Ibadah Online Minggu 19 Juli 2020

PEKA terhadap ORANG LAIN
Kita harus bisa memahami kebutuhan sesama, terutama orang tua atau saudara kita. Jangan mengejek dan membandingkan sesama anggota keluarga. Selain itu, kita tidak boleh egois. Dari kecil pak Leo selalu diajari oleh orang tuanya untuk tidak egois. Acapkali mau makan, dia diberitahu untuk ingat saudara dan orang tuanya yang belum makan.
Matius 7:12 "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Ada pendeta yang diminta mendatangi sebuah rumah pada jam 1 pagi. Karena ingin tahu, dia pun datang. Sesampainya di rumah itu dia dibukakan oleh isteri pemilik rumah. Wanita itu berkata: "Lihatlah suamiku. Pada jam segini dia selalu di ruangan itu. Ini sebabnya aku ingin bercerai darinya." Pak Leo pun memasuki ruangan yang dimaksud. Di sana dia melihat suami wanita itu asyik mendengarkan home stereo. Ketika melihat pak Leo, dia pun menerangkan berbagai fungsi kabel-kabel. Ngapain jam 1 pagi dia seperti itu? Maka dari itu, kita harus sungguh-sungguh berhati-hati dengan egoisme. Jangan terlalu sibuk dengan hobi pribadi hingga mengabaikan sesama. Seringkali hal inilah yang merusak hubungan.

SIAP DILUKAI namun TIDAK TERLUKA
Efesus 4:2 Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
Sama Beda
Di dalam suatu hubungan kita harus siap terluka, tetapi tidak sampai terluka. Mungkin saja akan ada yang salah bicara, tetapi kita perlu memahaminya. Dalam bahasa aslinya sabar = makrothumia yang berasal dari kata makro (besar) dan thumos (jiwa). Ada orang yang memang tidak bisa membalas ketika disakiti. Namun, ada orang yang seharusnya bisa membalas dan dia tidak mau membalas. Yang dimaksud sabar adalah yang tidak mau membalas sekalipun bisa membalas.

SIAP DISALAHMENGERTI namun TETAP MELAKUKAN yang BENAR
Ada seorang anak yang selalu kehabisan uang saku lalu ditegur orang tuanya. Ternyata uang sakunya selalu digunakan untuk membantu sesama yang berkekurangan. Sekalipun disalah mengerti, anak itu tetap melakukannya karena yakin bahwa itu hal yang benar. Mother Teresa pernah berkata:
- Bila engkau baik hati, bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih, tapi bagaimanapun berbaik hatilah.
- Bagaimanapun, berikan yang terbaik dari dirimu.
Pada akhirnya, engkau akan tahu bahwa ini adalah urusan antara engkau dan Tuhanmu.
- Ini bukan urusan antara engkau dan mereka.

KUBAWA KORBAN SYUKUR
Saat ku masuk ke hadirat-Mu, kutersungkur dan sembah-Mu. Kupersembahkan korban syukurku yang terbaik bagi-Mu.
Reff: Kubawa korban syukur ke tempat kudus-Mu Tuhan. Hatiku limpah dengan syukur s'bab Tuhan baik.
(hooo...s'bab Tuhan baik) selamanya.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.