Sunday, June 14, 2020

Makan Ikan

Catatan Ibadah Online Minggu 14 Juni 2020

Nah, ketika aku telah tiba di penghujung antrian, aku pun berbelok ke kiri, ke kiri, dan ke kiri lagi untuk berdiri mengantri di belakang seorang bapak profesor yang memakai toga dan topi wisuda. Lantas seorang pria berjas hitam yang berada di balik meja di kanan depan profesor tersebut segera berkata: "Rully, kamu mau kemana?" Lalu aku menoleh ke kanan belakang dan menyadari bahwa aku antri di tempat yang salah. Maka, aku bergegas ke kanan belakang untuk menghadap Ps. Philip Mantofa. Lalu dia menumpangkan tangan sambil mengatakan sesuatu. Entah apa yang dia katakan.

Makan IkanBeberapa saat kemudian proses pemberian penghargaan selesai dilakukan. Semua orang yang hadir di sana segera ke area kanan untuk duduk makan di dalam restoran yang juga berada di padang rumput yang sama. Restorannya terbagi menjadi dua bagian: indoor (dalam ruangan) dan outdoor (luar ruangan). Aku pun memilih indoor. Di dalam ruangan aku sungguh was-was karena ketika makan rasanya sedang diawasi Ps. Philip Mantofa yang sedang duduk makan di luar ruangan. Aku pun segera menghabiskan ikan tauco yang tersaji di piringku setelah menyingkirkan duri-durinya. Kemudian aku bergegas ke luar ruangan untuk mencuci tangan di wastafel.

Sembari mencuci tangan aku menoleh ke dalam ruangan dan membatin: "Ealah... ini kaca satu arah. Dari dalam ruangan aku bisa melihat ke luar, tetapi yang di luar tidak bisa melihat ke dalam. Ini berarti dari tadi ko Philip juga tidak bisa melihatku sekalipun tatapan matanya mengarah ke dalam ruangan. Jika tahu begini, ngapain aku was-was?" Fiuh... seandainya aku tidak menghabiskan ikan, dia pun tidak akan mengetahuinya. Namun, yang boleh dibuang emang cuma duri-durinya ya...

Mimpi 12 Juni 2020Sebenarnya sich aku ingin segera diwisuda seperti bapak profesor itu. Namun, aku malah dipanggil untuk menerima penghargaan dan mendengarkan khotbah ko Philip. Hmm... semenjak pandemi Covid sudah dua kali aku bermimpi berada di sungai dan tidak tenggelam. Pada mimpi yang pertama aku bermimpi menyeberangi sungai dengan aman bersama sekelompok orang. Ketika aku nyaris tenggelam, ada tangan kuat yang memegangku. Pemilik tangan ini merupakan seorang teman wanita yang terlebih dahulu berjalan di depanku ketika harus menyeberangi sungai.
Yesaya 43:2a Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan;
Eh, kali ini malah bermimpi menyelamatkan orang tenggelam di sungai. Memang ya... kita ini diselamatkan untuk menyelamatkan sehingga tidak boleh buru-buru wisuda. Nanti pada akhir zaman beberapa orang akan antri untuk menerima penghargaan. Saat itu semua yang kita perbuat bisa ditampilkan kembali seperti rekaman film.

TANGAN KUAT yang MEMEGANGKU
Saat ku sendiri, tiada seorang pun yang memperhatikanku seperti Kau Tuhan. Saat kuberjalan dalam lembah kelam, kupercaya Kau selalu sertaku. Tangan kuat yang memegangku selalu menuntunku. Ku tak mau jalan sendiri. Tuhan kuperlu kasih-Mu, kuperlu kuasa-Mu sampai akhir hidupku.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.