Catatan Ibadah Online Minggu 14 Juni 2020
Nah, ketika aku telah tiba di penghujung antrian, aku pun berbelok ke kiri, ke kiri, dan ke kiri lagi untuk berdiri mengantri di belakang seorang bapak profesor yang memakai toga dan topi wisuda. Lantas seorang pria berjas hitam yang berada di balik meja di kanan depan profesor tersebut segera berkata: "Rully, kamu mau kemana?" Lalu aku menoleh ke kanan belakang dan menyadari bahwa aku antri di tempat yang salah. Maka, aku bergegas ke kanan belakang untuk menghadap Ps. Philip Mantofa. Lalu dia menumpangkan tangan sambil mengatakan sesuatu. Entah apa yang dia katakan.

Sembari mencuci tangan aku menoleh ke dalam ruangan dan membatin: "Ealah... ini kaca satu arah. Dari dalam ruangan aku bisa melihat ke luar, tetapi yang di luar tidak bisa melihat ke dalam. Ini berarti dari tadi ko Philip juga tidak bisa melihatku sekalipun tatapan matanya mengarah ke dalam ruangan. Jika tahu begini, ngapain aku was-was?" Fiuh... seandainya aku tidak menghabiskan ikan, dia pun tidak akan mengetahuinya. Namun, yang boleh dibuang emang cuma duri-durinya ya...

Yesaya 43:2a Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan;
Eh, kali ini malah bermimpi menyelamatkan orang tenggelam di sungai. Memang ya... kita ini diselamatkan untuk menyelamatkan sehingga tidak boleh buru-buru wisuda. Nanti pada akhir zaman beberapa orang akan antri untuk menerima penghargaan. Saat itu semua yang kita perbuat bisa ditampilkan kembali seperti rekaman film.
TANGAN KUAT yang MEMEGANGKU
Saat ku sendiri, tiada seorang pun yang memperhatikanku seperti Kau Tuhan. Saat kuberjalan dalam lembah kelam, kupercaya Kau selalu sertaku. Tangan kuat yang memegangku selalu menuntunku. Ku tak mau jalan sendiri. Tuhan kuperlu kasih-Mu, kuperlu kuasa-Mu sampai akhir hidupku.
Saat ku sendiri, tiada seorang pun yang memperhatikanku seperti Kau Tuhan. Saat kuberjalan dalam lembah kelam, kupercaya Kau selalu sertaku. Tangan kuat yang memegangku selalu menuntunku. Ku tak mau jalan sendiri. Tuhan kuperlu kasih-Mu, kuperlu kuasa-Mu sampai akhir hidupku.
0 komentar:
Post a Comment