Catatan Ibadah Online
Minggu 21 Juni 2020
Dalam menghadapi situasi new
normal tentu banyak yang berharap agar situasi kembali normal. Namun, jika
kondisi belum berubah, kita harus mengubah pikiran kita terlebih dahulu.
2 Korintus 11:3 Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.
Dulu Hawa diperdaya oleh iblis untuk memakan buah terlarang.
Ketika Hawa mengambil buah itu, kemungkinan besar iblis sudah tak ada di sana.
Ketika pikiran kita diperdaya oleh iblis sehingga kita menjadi sangat takut
terhadap sesuatu, kemungkinan besar iblis sudah pergi. Namun, pikiran kita
sudah dikuasai olehnya.
Ada seekor anak gajah yang kakinya diiikat rantai. Dia belum
cukup kuat untuk melepaskan kaki dari rantai sehingga dia tetap di tempatnya.
Berulang kali seperti ini hingga dia berpikir bahwa dia tidak akan bisa
melepaskan diri. Semakin lama dia semakin bertambah besar dan dewasa, tetapi pikirannya tetap terbelenggu. Sekalipun
dia sudah kuat untuk melepaskan kakinya dari rantai atau sekalipun rantainya
sudah diganti dengan seutas tali tipis, dia tetap tidak menyadari kekuatannya.
Ada pula peneliti yang melakukan percobaan terhadap ikan. Ada ikan yang tidak boleh disatukan dalam satu akuarium bersama-sama dengan ikan hias karena ikan hias pasti dimakannya. Lalu peneliti membuat percobaan dengan menyatukan ikan tersebut dalam satu akuarium, tetapi sebelumnya telah diletakkan kaca pembatas di tengahnya. Alhasil, ikan tersebut selalu membentur kaca acapkali mau memangsa ikan hias. Beberapa waktu kemudian kaca ditarik sehingga ikan itu bisa berinteraksi secara langsung dengan ikan hias, tetapi ikan hias tidak dimakan olehnya. Rupanya benturan di kaca telah membuat ikan itu berpikir bahwa dia tidak akan pernah bisa memangsa ikan hias.
Pikiran pun bisa terbelenggu oleh rasa takut. Ketakutan bisa membuat orang-orang
melupakan firman dan juga lupa bahwa masih ada Tuhan. Ini sebabnya beberapa
orang Kristen tetap tidak mengalami perubahan sekalipun mendengar firman. Oleh
karena itu, pikiran kita harus selalu dibaharui agar tidak lagi diperdaya oleh
iblis. Jika pikiran telah diperbaharui, kondisi kita pun akan berubah.
Amsal 23:7 Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia. "Silakan makan dan minum," katanya kepadamu, tetapi ia tidak tulus hati terhadapmu.
Versi Inggrisnya lebih jelas. Kita adalah hasil pikiran
kita.
Proverbs 23:7 For as he thinks in his heart, so is he: Eat and drink, he says to you; but his heart is not with you. (NJKV)
Kehidupan seringkali tidak ditentukan oleh REALITAS, tetapi
oleh PERSEPSI yang terekam, dan HARAPAN yang diyakini di dalam pikiran!
Kehidupan kita ditentukan oleh apa yang kita pikirkan. Kehidupan yang optimis
berasal dari pikiran yang optimis. Begitu pula sebaliknya.
Seringkali pikiran kita juga dipengaruhi oleh apa yang kita
lihat dan kita dengar. Seorang marketer bisa menampilkan produk biasa secara
luar biasa. Dengan cara ini mereka meyakinkan orang-orang bahwa produk mereka
luar biasa meskipun sebenarnya biasa saja. Lantas mereka yang berhasil
dipengaruhi oleh marketer tentulah jadi meyakini produk biasa tersebut sebagai
produk yang luar biasa.
Saat ini penjualan jamu semakin laris. Ini karena orang-orang memperoleh rasa aman dengan minum jamu. Bahkan, sampai bisa lupa bahwa masih ada Tuhan yang pegang kendali. Selama pikiran orang percaya belum dibaharui, maka kondisinya pun sulit berubah. Dulu isteri pak Leo takut ke pasar dan selalu memakai sarung tangan. Namun, dia berani ke pasar setelah pikirannya dibaharui firman. Meskipun demikian, protokol kesehatan tetap diperhatikan.
0 komentar:
Post a Comment