3. Gereja yang Memiliki
Persekutuan (Koinonia) yang Erat.
Kisah Para Rasul 2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Ada sebuah pulau di wilayah Timor Leste, yaitu Atauro.
Semula pulau ini dihuni oleh orang-orang jahat. Namun, berkat karya Roh Kudus
penduduk pulau ini mengalami perubahan sikap. Mereka tidak lagi berbuat jahat
dan senantiasa melakukan kebaikan. Seorang wartawan yang sempat datang ke pulau
tersebut menulis bahwa pulau Atauro merupakan second heaven (surga kedua). Begitulah dia menggambarkan suasana
pulau Atauro setelah kehadiran Roh Kudus.
4. Gereja yang
Memiliki Kepedulian Sosial yang Tinggi.
Kisah Para Rasul 2:44-45 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
Saat ini banyak orang susah. Ada seorang penjual cilok yang
tidak lagi bisa berjualan cilok. Dia terpaksa menjual harta milik satu-satunya,
yaitu blender seharga Rp100.000,- agar anak dan isterinya bisa makan.
Pada masa gereja mula-mula juga pernah ada pandemi semacam
cacar air. Kala itu jemaat gereja mula-mula menunjukkan caritas, yaitu kasih dan kepedulian. Mereka membantu orang-orang
yang membutuhkan, termasuk merawat yang sakit tanpa takut tertular. Hal inilah
yang membuat keselamatan jiwa-jiwa bertambah. Kita juga bisa mengikuti jejak
langkah mereka. Wujud caritas masa
kini, antara lain: physical distancing
(jaga jarak) dan memberi bantuan sembako kepada orang yang membutuhkan.
5. Gereja yang
Memanifestasikan Kuasa Allah Melalui Tanda dan Mujizat.
Kisah Para Rasul 2:43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
Roh Kudus membantu gereja dalam memilih orang-orang yang
tepat untuk dipakai dalam pelayanan. Ini merupakan karya Roh Kudus yang
natural. Namun, Roh Kudus juga bisa melakukan karya supranatural atau
adikodrati, seperti saputangan Paulus yang menyembuhkan (Kis 19:12) atau
mujizat-mujizat di Azusa Street.
Mujizat-mujizat yang terjadi di Azusa Street, kebangunan rohani di LA, USA (1906), antara lain:
* Seorang pria mengalami pertumbuhan tulang dan jaringan kulit baru mulai dari bahunya.
* Wajah pria yang terdeformasi pulih seketika.
* Telinga wanita yang sakit dan berdarah pulih seketika.
* Seorang pria Cina perutnya terluka parah dan berbau busuk. Setelah didoakan dia sembuh seketika.
* Seorang pria yang datang dalam kondisi buta jadi bisa melihat setelah didoakan oleh seorang anak kecil.
* Seorang pria mengalami pertumbuhan tulang dan jaringan kulit baru mulai dari bahunya.
* Wajah pria yang terdeformasi pulih seketika.
* Telinga wanita yang sakit dan berdarah pulih seketika.
* Seorang pria Cina perutnya terluka parah dan berbau busuk. Setelah didoakan dia sembuh seketika.
* Seorang pria yang datang dalam kondisi buta jadi bisa melihat setelah didoakan oleh seorang anak kecil.
Kita tidak bisa melakukan mujizat dengan kekuatan kita.
Mujizat pun tidak boleh dipalsukan, seperti yang dilakukan oleh salah satu
gereja di Afrika. Mereka membuat mujizat palsu untuk menarik jemaat. Ini
merupakan kekejian bagi Tuhan. Namun, dengan bantuan Roh Kudus, gereja bisa
membuat mujizat untuk kemuliaan Tuhan.
MUJIZAT PASTI TERJADI
Mujizat pasti terjadi saat kudatang di hadapan-Mu. Tiada yang tak mungkin bagi orang percaya. Kau Yesus Tuhan yang memulihkanku.
Reff : Dan kupercaya pada-Mu yang tak mungkin terjadi, semua menjadi mungkin. Mujizat pun terjadi saat kubernyanyi dengan s'genap hatiku.
0 komentar:
Post a Comment