Catatan Ibadah ke-1 Minggu 02 Feb 2020
Jika Neil Armstrong
datang ke sini untuk berbicara tentang bulan, tentu kita tertarik untuk
mendengarnya karena kita semua telah mengetahui bahwa dia pernah ke bulan. Neil
Armstrong tidak perlu menjelaskan siapa dirinya, tetapi dia akan selalu identik
dengan bulan dan astronot.
Demikian pula, jika suatu
kesaksian disampaikan sendiri oleh mereka yang telah mengalami Tuhan, tentu
lebih menarik untuk didengarkan daripada mendengar ceritanya dari orang lain.
Kita tidak perlu menyatakan bahwa diri kita anak Allah, tetapi orang-orang
dapat mengetahuinya lewat kesaksian hidup kita.
Kisah Para Rasul 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Bersaksi bukan sekedar
menjadi jubir, tetapi untuk bersaksi kita harus mengalami Tuhan terlebih
dahulu. Bersaksi itu menceritakan dan memperlihatkan kebaikan Tuhan kepada
orang-orang di sekitar kita. Abraham disebut sebagai bapa orang beriman karena
dia beriman terlebih dahulu. Meskipun
demikian, Abraham dan Sara sempat tertawa akan janji Tuhan. Mereka tertawa
bukan karena sukacita, tetapi karena mereka tidak menghargai janji Tuhan.
Buktinya Abraham sempat
hidup tidak akurat ketika mengakui Sara sebagai saudaranya dan bukan isterinya.
Dia melakukannya karena takut dibunuh Firaun akibat kecantikan Sara. Tentulah
Sara sangat cantik sehingga dia masih dikejar-kejar Firaun ketika telah berumur
80 tahun. Saat itu Abraham rela membiarkan Sara dibawa Firaun daripada dirinya mati
dibunuh. Padahal, jika Abraham sungguh-sungguh mempercayai dan menghargai janji
Tuhan, dia akan pasang badan untuk melindungi Sara karena Tuhan sudah berjanji
untuk membuat keturunannya dari Sara seperti bintang di langit dan pasir di
lautan. Walaupun begitu, Tuhan tidak pernah gagal dan dia juga tidak akan
membuatmu gagal.
Roma 8:20 Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya,
Ketika masih SD, pak
Caleb dihadiahi sebuah jam tangan Rado oleh ayahnya, tetapi dia tidak mau
memakainya karena dia ingin jam tangan yang ada kalkulatornya. Ketika melihat
pak Caleb tidak menyukai jam tangan tersebut, dia pun memberikan jam tangan itu
ke asistennya. Hingga kini jam tangan itu masih dipakainya.
Ketika pak Caleb
menjumpai ayahnya yang ultah ke-75, dia pun menggeledah laci-laci ayahnya karena
dia memang berhak melakukannya. Kala itu dia menemukan jam tangan Rado lain
yang sudah rusak. Lantas dia bertanya: "Kapan
ayah membeli jam tangan ini?" Ternyata jam itu dibelinya ketika pak
Caleb masih umur 3 tahun.
Maka, pak Caleb berkata: "Kali ini berikan jam tangan ini kepada
saya dan saya pasti akan memakainya setelah saya perbaiki." Sekarang
jam tangan tersebut masih diperbaiki dan tidak lama lagi kita bisa melihat pak
Caleb memakainya. Inilah kerinduan seorang ayah, yaitu melihat anaknya memakai
barang miliknya.
Bapa juga rindu melihat
kita memakai kuasa-Nya yang telah diberikan kepada kita dengan cara menjadi
saksi-Nya.
Roma 8:21 tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.
Masuk berarti berada di
dalam. Tuhan lebih peduli dengan apa yang ada di dalam diri kita daripada apa
yang ada di luar diri kita. Dia ingin membawa setiap anak-Nya ke dalam
kemuliaan. Kiranya gereja kita menjadi besar bukan karena hamba Tuhannya yang
luar biasa, tetapi karena setiap jemaatnya mau menggunakan kuasa Yesus di dalam
dirinya. Biarlah Yesus semakin besar di dalam diri kita.
DIA TERLEBIH BESAR
Yesus terlebih besar, Yesus terlebih
besar di dalamku, di dalamku. Yesus terlebih besar, Yesus terlebih besar di
dalamku selama lamanya.
0 komentar:
Post a Comment