Sunday, February 2, 2020

Menjadi Saksi Bapa ~ Ps. Caleb Natanielliem

Hati Bapa
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 02 Feb 2020

Jika Neil Armstrong datang ke sini untuk berbicara tentang bulan, tentu kita tertarik untuk mendengarnya karena kita semua telah mengetahui bahwa dia pernah ke bulan. Neil Armstrong tidak perlu menjelaskan siapa dirinya, tetapi dia akan selalu identik dengan bulan dan astronot.

Demikian pula, jika suatu kesaksian disampaikan sendiri oleh mereka yang telah mengalami Tuhan, tentu lebih menarik untuk didengarkan daripada mendengar ceritanya dari orang lain. Kita tidak perlu menyatakan bahwa diri kita anak Allah, tetapi orang-orang dapat mengetahuinya lewat kesaksian hidup kita.
Kisah Para Rasul 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Bersaksi bukan sekedar menjadi jubir, tetapi untuk bersaksi kita harus mengalami Tuhan terlebih dahulu. Bersaksi itu menceritakan dan memperlihatkan kebaikan Tuhan kepada orang-orang di sekitar kita. Abraham disebut sebagai bapa orang beriman karena dia beriman terlebih dahulu.  Meskipun demikian, Abraham dan Sara sempat tertawa akan janji Tuhan. Mereka tertawa bukan karena sukacita, tetapi karena mereka tidak menghargai janji Tuhan.

berhasil dari gagalBuktinya Abraham sempat hidup tidak akurat ketika mengakui Sara sebagai saudaranya dan bukan isterinya. Dia melakukannya karena takut dibunuh Firaun akibat kecantikan Sara. Tentulah Sara sangat cantik sehingga dia masih dikejar-kejar Firaun ketika telah berumur 80 tahun. Saat itu Abraham rela membiarkan Sara dibawa Firaun daripada dirinya mati dibunuh. Padahal, jika Abraham sungguh-sungguh mempercayai dan menghargai janji Tuhan, dia akan pasang badan untuk melindungi Sara karena Tuhan sudah berjanji untuk membuat keturunannya dari Sara seperti bintang di langit dan pasir di lautan. Walaupun begitu, Tuhan tidak pernah gagal dan dia juga tidak akan membuatmu gagal.
Roma 8:20 Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya,
Ketika masih SD, pak Caleb dihadiahi sebuah jam tangan Rado oleh ayahnya, tetapi dia tidak mau memakainya karena dia ingin jam tangan yang ada kalkulatornya. Ketika melihat pak Caleb tidak menyukai jam tangan tersebut, dia pun memberikan jam tangan itu ke asistennya. Hingga kini jam tangan itu masih dipakainya.

Ketika pak Caleb menjumpai ayahnya yang ultah ke-75, dia pun menggeledah laci-laci ayahnya karena dia memang berhak melakukannya. Kala itu dia menemukan jam tangan Rado lain yang sudah rusak. Lantas dia bertanya: "Kapan ayah membeli jam tangan ini?" Ternyata jam itu dibelinya ketika pak Caleb masih umur 3 tahun.

Maka, pak Caleb berkata: "Kali ini berikan jam tangan ini kepada saya dan saya pasti akan memakainya setelah saya perbaiki." Sekarang jam tangan tersebut masih diperbaiki dan tidak lama lagi kita bisa melihat pak Caleb memakainya. Inilah kerinduan seorang ayah, yaitu melihat anaknya memakai barang miliknya.

Bapa juga rindu melihat kita memakai kuasa-Nya yang telah diberikan kepada kita dengan cara menjadi saksi-Nya.
Roma 8:21 tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.
Masuk berarti berada di dalam. Tuhan lebih peduli dengan apa yang ada di dalam diri kita daripada apa yang ada di luar diri kita. Dia ingin membawa setiap anak-Nya ke dalam kemuliaan. Kiranya gereja kita menjadi besar bukan karena hamba Tuhannya yang luar biasa, tetapi karena setiap jemaatnya mau menggunakan kuasa Yesus di dalam dirinya. Biarlah Yesus semakin besar di dalam diri kita.

DIA TERLEBIH BESAR
Yesus terlebih besar, Yesus terlebih besar di dalamku, di dalamku. Yesus terlebih besar, Yesus terlebih besar di dalamku selama lamanya.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.