Sunday, January 19, 2020

Hidup Berguna, Mati Bahagia ~ Pdt. Julianto Simanjuntak

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 19 Jan 2020
Tema ibadah hari ini:
I. Pintu-pintu Kehidupan
II. Duri Kehidupan
III. Solusi Kehidupan
Filipi 1:21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
Mana yang lebih menguntungkan: hidup atau mati?
Cerita 1: Kalau aku mati, apa kamu menikah lagi?
Siap MatiPada suatu malam tiba-tiba isteri pak Julianto terbangun dan mengajukan pertanyaan tersebut. Karena masih mengantuk, sebagai laki-laki pak Julianto menjawab: "Iya, aku akan menikah lagi." Lantas isterinya berkata: "Kalau begitu, menikahlah dengan wanita yang bisa menyayangi anak-anak kita." Kemudian pak Julianto balik bertanya: "Jika aku meninggal, apa kamu akan menikah lagi?" Isterinya menjawab: "Tidak. Susah bagiku untuk menikah lagi." Lantas pak Julianto berkata: "Biar kubayangkan dulu bagaimana jika kamu meninggal?" Nah, ketika membayangkan kematian isterinya, pak Julianto menangis. Lalu dia berkata: "Jangan mati sekarang ma karena aku belum siap ditinggal mati."
Cerita 2: Isteri tidak sedih ketika suaminya meninggal.
Seorang teman terheran-heran ketika menghadiri pemakaman seorang pria. Isterinya terlihat tenang dan tidak menangis sama sekali. Ketika berpamitan, dia pun cipika cipiki dengan isterinya sembari berkata: "Kamu kuat sekali. Jika ditinggal mati oleh suami, aku pasti menangis, tetapi kamu tidak menangis sama sekali." Isteri pria yang meninggal menjawab: "Sudah lama kutunggu kematiannya. Dia tak berguna. Untuk apa dia hidup lama-lama?"
Cerita 3: Beda saya dan isteri ketika bapak meninggal.
Isteri pak Julianto terus menangis hingga 6 bulan lamanya acapkali dia bercerita tentang bapaknya yang telah meninggal. Hal ini membuat pak Julianto heran. Namun, isterinya juga heran mengapa pak Julianto tidak menangis ketika orang tuanya meninggal. Bapak ibu pak Julianto meninggal dengan selisih waktu 7 hari, tetapi dia tidak menangis sama sekali. Ini karena saat itu hati pak Julianto dipenuhi kepahitan terhadap orang tuanya.

Prof. Talizi Ndraha (mertua pak Julianto) mengatakan bahwa tidaklah penting seberapa lama kita hidup tetapi seberapa bergunanya kita bagi orang lain. Ada orang-orang yang suka memberi energi kepada orang lain (energy giver), tetapi ada orang-orang yang suka mengambil energi orang lain (energy taker). Pilihlah menjadi orang yang berguna.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.