Catatan Ibadah ke-1 Minggu 19 Jan 2020
Karena akhir-akhir ini
sedang viral tentang kerajaan dan kesultanan, aku mau menulis tentang sebuah
kerajaan nun jauh dari harapan. Kita sebut saja Kerajaan MaDeSu (Masa Depan
Suram) karena kerajaan ini dikendalikan oleh dewa mamon dengan dukungan dewi
ular. Hal ini menimbulkan keresahan di kalangan kerajaan karena banyak orang
tidak selamat ketika terkena bisa atau racun dewi ular.
Jika diperhatikan dengan
cermat, biasanya para korban gigitan dewi ular memiliki 2 kemungkinan, yaitu:
1. Mengundurkan diri secara sukarela karena tak tahan dengan kata-kata berbisa dewi ular dan dewa mamon yang selalu dilantunkan bak melodi pencabut energi.
2. Dipaksa keluar alias diusir oleh dewa mamon sesuai bisikan dewi ular.
Namun, sebenarnya ada kemungkinan ketiga, yaitu mau berubah rupa hingga menjadi seperti dewi ular. Ini mengerikan sekali. Mereka tidak mencerminkan sifat-sifat kemanusiaan lagi. Mereka seperti antek-antek iblis.
1. Mengundurkan diri secara sukarela karena tak tahan dengan kata-kata berbisa dewi ular dan dewa mamon yang selalu dilantunkan bak melodi pencabut energi.
2. Dipaksa keluar alias diusir oleh dewa mamon sesuai bisikan dewi ular.
Namun, sebenarnya ada kemungkinan ketiga, yaitu mau berubah rupa hingga menjadi seperti dewi ular. Ini mengerikan sekali. Mereka tidak mencerminkan sifat-sifat kemanusiaan lagi. Mereka seperti antek-antek iblis.
Semenjak adik dewa mamon
tampak lebih diberkati daripada dirinya, dewa mamon semakin menggila. Dia mulai
kelihatan wujud aslinya. Dia terkam semua orang yang terlihat memihak adiknya.
Dia segera melupakan semua kebaikan dan potensi positif yang ada dalam diri
mereka karena pikirannya telah
digelapkan oleh iri hati dan curiga.
Sebagian besar penghuni
Kerajaan MaDeSu tak lagi merasa dihargai. Bahkan, mereka merasa direndahkan
karena selalu saja dicari-cari kesalahannya. Dewi ular memang sangat lihai
dalam menemukan kesalahan orang lain. Ini sebabnya dewa mamon amat sangat
menyukai kinerjanya. Sekali tidak suka kepada orang lain, dewa mamon dan dewi
ular akan selalu melihat segala sesuatunya sebagai kesalahan orang tersebut.
Sekalipun orang itu benar, di matanya orang tersebut akan selalu terlihat
salah.
Dewa mamon memang
keterlaluan dan tidak manusiawi. Jika dia membutuhkan seseorang, dia akan baik
sekali kepada orang tersebut. Bahkan, kebaikannya bisa melampaui malaikat
hingga malaikat pun merasa kalah baik darinya. Namun, jika dia membenci
seseorang atau tak lagi membutuhkannya, dia akan menindas orang tersebut dengan
memberi pekerjaan dan kata-kata yang tidak sepantasnya hingga iblis pun
bersorak sorai karena murid berbakatnya itu. Wew...
Keluaran 13:17 Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat; sebab firman Allah: "Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir."
Karena Kerajaan MaDeSu
sudah tidak kondusif bagi masa depan para korban dewa mamon dan dewi ular,
mereka perlu segera dikeluarkan dari kerajaan itu. Namun, bagaimana cara
mengeluarkan mereka dari sana?
Jika langsung
mengeluarkan mereka, tentulah harus membawa mereka melewati padang gurun
kehidupan. Hal ini bukanlah perjalanan yang mudah. Andai saja bisa
menghindarkan mereka dari momen padang gurun, rasanya lebih baik karena hati
ini sungguh tak tega melihat mereka menderita karena ulah orang lain.
Sebenarnya ada jalan lain
untuk menyelamatkan mereka, yaitu membawa mereka melalui jalan ke negeri orang
Filistin. Namun, ini sama saja dengan mendorong mereka memasuki medan perang.
Ini jelas-jelas membutuhkan iman dan keberanian seperti Daud. Hmm... sepertinya
mereka belum siap. Jadi, apa yang bisa kulakukan?
0 komentar:
Post a Comment