Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 29 Des 2019
Kuhanya seorang pengembara
Melanglang buana di tengah gegap gempita arus dunia
Berjalan menelusuri misteri kehidupan fana
Berlari di dalam putaran roda kehidupan
Merajut sejuta asa di tengah hingar bingar lautan manusia
Membawa untaian hidup bermakna sebagai bekal tutup usia
Melanglang buana di tengah gegap gempita arus dunia
Berjalan menelusuri misteri kehidupan fana
Berlari di dalam putaran roda kehidupan
Merajut sejuta asa di tengah hingar bingar lautan manusia
Membawa untaian hidup bermakna sebagai bekal tutup usia
Ciri-ciri pengembara, antara lain:
1. Sadar dia hanya sementara di dunia ini.
1. Sadar dia hanya sementara di dunia ini.
2. Bisa punya harta tetapi TIDAK terikat kepada harta.
Lukas 16:9 Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi."
Harta bisa membuat hidup nyaman, tetapi ada batasannya. Harta diberi nama
Mamon oleh Tuhan. Mamon adalah dewa kekayaan. Ketika suami meninggal, ada
seorang isteri yang diminta menguburkan uang senilai Rp1M bersama suaminya agar
nanti dia tidak kekurangan. Lantas dia menguburkan suaminya bersama selembar
cek untuk diuangkan di sana jika memang diperlukan.
3. Punya kerinduan besar untuk kembali ke tempat asal. Alkitab mengatakan
bahwa kita berasal dari sorga.
4. Sadar suatu hari dia akan meninggalkan semuanya.
HATI
S'BAGAI HAMBA
Ku tak membawa apapun juga saat kudatang ke dunia. Kutinggal semua pada akhirnya saat kukembali ke surga.
Reff : Inilah yang kupunya hati s’bagai hamba yang mau taat dan setia pada-Mu Bapa. Kemanapun kubawa hati yang menyembah dalam Roh dan kebenaran sampai s’lamanya.
Ku tak membawa apapun juga saat kudatang ke dunia. Kutinggal semua pada akhirnya saat kukembali ke surga.
Reff : Inilah yang kupunya hati s’bagai hamba yang mau taat dan setia pada-Mu Bapa. Kemanapun kubawa hati yang menyembah dalam Roh dan kebenaran sampai s’lamanya.
Ada seorang pelari yang melihat pesaingnya jatuh karena kepanasan. Di
gelanggang pertandingan mungkin kita bersyukur jika melihat pesaing kita jatuh.
Jika perlu, biar semuanya jatuh agar kita bisa berlari sendiri dan menang.
Namun, ada seorang pelari yang justru menolong saingannya yang jatuh. Karena berlari
sambil memapah saingannya, dia pun kehilangan kesempatan untuk menang.
Di sini kita bisa melihat kehadiran Roh Kudus sebagai penolong dan
penghibur. Jika ada yang merasa tak sanggup lagi untuk meneruskan pertandingan
karena beban kehidupan yang terus menerus, yakinlah ada Roh Kudus yang
memberikan kekuatan. Dia akan senantiasa menolong dan menghibur sehingga kita
bisa tetap berlari sampai pada tujuan.
0 komentar:
Post a Comment