Sunday, December 29, 2019

Mengakhiri 2019 dengan Baik ~ Pdt. Sukirno Tarjadi

Mengawali dengan Baik
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 29 Des 2019

Cara Mengakhiri 2019 dengan Baik, yaitu:
1. Melupakan yang di belakang.
2. Memandang ke depan.

MELUPAKAN yang di BELAKANG
Sekalipun Paulus melupakan masa lalu, dia tetap mengingatnya. Namun, emosinya tidak lagi terbawa-bawa ketika dia menceritakan masa lalunya. Kita semua juga berasal dari masa lalu.
Pak Sukirno pernah mengalami pelecehan seksual ketika masih anak-anak dan remaja. Dia masih ingat peristiwa tersebut, tetapi tak ada emosi yang dia rasakan ketika menceritakan hal ini. Datar saja. Jadi, lupa di sini bukan berarti tidak ingat, melainkan bisa tetap ingat tetapi tidak lagi mempengaruhi emosi kita.

Dulu pak Sukirno selalu menangis acapkali membicarakan anaknya yang telah meninggal. Dia pun meminta bantuan beberapa konselor hingga akhirnya dia menyadari bahwa tangisnya disebabkan oleh kemarahan dan bukan kesedihan. Dia marah kepada dirinya sendiri atas kematian anaknya itu. Setelah menyadari hal ini, dia pun belajar mengampuni dirinya sendiri.

Care Future
Lantas konselor memberinya pekerjaan rumah untuk menulis surat kepada anaknya. Dia pikir bahwa dia akan menangis ketika menulis surat untuk anaknya. Namun, ternyata dia bisa menyelesaikan suratnya tanpa menangis lagi. Dia pun ke kuburan anaknya dan tidak menangis lagi. Sekalipun dia tidak menangisi anaknya lagi, dia tetap menyayangi anaknya. Dengan mengampuni dirinya sendiri, dia tidak lagi menyiksa dirinya.


Hal-hal yang harus dilupakan, yaitu:

A. Lupakan luka masa lalu atau luka batin atau sakit hati yang dalam, seperti karena difitnah, ditipu, dihina, dan lain-lain.

Beberapa waktu lalu di koran ada berita perihal seorang pria yang membunuh temannya saat reuni SMA. Persoalannya pria itu sering dibully oleh temannya semasa SMA dan dia terus mengingatnya selama 50 tahun. Lantas tiap kali bertemu teman-temannya dia selalu saja membahas tentang teman yang dulu telah membullynya. Semula mereka menganggapnya biasa saja.

Nah, ketika bertemu pada acara reuni, pria itu meminta temannya meminta maaf. Namun, temannya mengatakan bahwa dia tidak ingat pernah membully sehingga dia tidak mau meminta maaf. Karena temannya tidak mau meminta maaf, dia pun ditembak lalu pria itu melarikan diri. Jadi, puluhan tahun berlalu tetapi dia tetap mengingat lukanya. Dia telah menciptakan neraka bagi dirinya sendiri.

B. Lupakan kegagalan atau kesalahan yang sudah lalu.
Beberapa pelayan restoran sempat dites untuk menyebutkan semua menu makanan yang telah dipesan oleh meja 1, meja 2, dan seterusnya. Mereka pun bisa menyebutkan semua menu yang dipesan pembeli selagi makanan tersebut belum tersaji. Namun, ketika semua makanan tersebut telah dihabiskan, pelayan tidak bisa mengingat kembali menu makanan yang dipesan. Mereka harus melihat catatannya dulu. Manusia memang cenderung seperti ini. Kita akan mengingat segala sesuatu yang belum tuntas. Jika ada pekerjaan yang belum selesai, kita pun akan mengingatnya.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.