Catatan Ibadah ke-1
Minggu 01 Des 2019
Setelah
jadwal operasi mama ditunda karena dokter jantung berhalangan, dokter pun
memberikan jadwal baru. Satu hari sebelum jadwal operasi dilakukan dokter pun
melakukan tes darah lanjutan. Hasilnya adalah operasi harus ditunda lagi karena
kali ini ditemukan bahwa kadar SGOT dan SGPT tidak normal alias membahayakan.
Astaga! Apa
lagi ini? Katanya ini berkaitan dengan hepar atau hati atau liver. Orang awam
langsung curiga hepatitis jika liver tidak baik. Mereka langsung bertanya: "Apa mamamu kuning?" Tidak
lha. "Lalu kenapa bisa begitu?",
tanya mereka. Wew... aku sendiri tidak tahu.
Karena
perawat menginformasikan hal ini pada malam hari sebelum kami tidur, alhasil aku
tidak bisa langsung tidur. Oh Tuhan, apa lagi ini? Tumor, kanker, hepatitis. ketiganya
seringkali terdengar sebagai penyakit yang mematikan atau menakutkan. Rasanya
seperti Yosafat yang diserang oleh 3 musuh besar nan berbahaya. Rasanya seperti
melihat iblis menabur benih penyakit. Namun, Engkau sudah berjanji untuk
menyelamatkan mereka. Engkau telah memberiku sorak kemenangan.
Ketika
Yosafat bersorak-sorai, Tuhan menghadang semua musuhnya lalu semua musuhnya
saling berperang sendiri sehingga hancur sendiri. Wow... membayangkan hal itu
rasanya sungguh keren. How great is
our God. Engkau yang berperang untuk aku.
Namun,
bagaimana jika memang kanker dan hepatitis? Cinta macam apa ini? Oh Tuhan,
tolong selamatkan mama. Tolong selamatkan papa. Tolong bantu aku yang tidak
percaya ini. Tolong bantu papa yang tidak percaya. Tolong bantu kami yang tidak
percaya. Kuserahkan papa mama kepada-Mu. Hehehe... Biasanya di gereja ada doa
penyerahan anak, tetapi ini malah doa penyerahan orang tua.
Selanjutnya,
secara sengaja kuulang-ulang doa ini terus menerus untuk menenangkan
diri seraya kembali menguatkan iman: "Tolong
selamatkan mama. Tolong selamatkan papa. Tolong selamatkan mama. Tolong
selamatkan papa. Tolong selamatkan mama. Tolong selamatkan papa. Tolong
selamatkan mama. Tolong selamatkan papa. ...." Hingga akhirnya aku terlelap.
Keesokan
harinya aku terbangun pagi-pagi benar karena terngiang-ngiang lagu 'Mujizat
Pasti Terjadi'. Lalu aku membaca renungan harian ps. Steven Agustinus.
Matius 6:7 (FAYH) "Janganlah berulang-ulang mengucapkan doa yang sama, seperti yang dilakukan orang kafir yang mengira bahwa doa dijawab hanya apabila diucapkan berulang-ulang.
Ooo... ah...
hehehe... jadi malu dech... aku ditegur oleh-Nya. Ternyata aku masih seperti
Petrus yang mencoba berjalan di atas air. Namun, baru kali ini aku membaca ayat
Alkitab dengan versi terjemahan tersebut. Kok ada ya yang membuat terjemahan
semacam itu? Hehehe... tetapi benar sich.
'Untuk meraih apa yang sudah Bapa sediakan, kita harus mempergunakan 'tangan iman' kita untuk meraih ke dalam alam roh dan merealisasikannya ke dalam alam lahiriah ini!' ~ Ps. Steven Agustinus
Iya ya...
Dari sejak awal (sebelum aku tahu ada masalah tersebut) hingga kini perkataan
Roh Kudus tetap aja sama. Apapun faktanya, Roh Kudus tetap memberiku lagu-lagu
kemenangan: 'Engkau Gembala yang Baik', 'Tuhan Memberikan Nyanyian Baru'
(firman-Nya digenapi), 'Sorak Kemenangan', 'God
is for me', dan lain-lain. Kali ini lagunya pun 'Mujizat Pasti Terjadi'
padahal rasanya sudah lama tak kudengar lagu ini.
0 komentar:
Post a Comment