Catatan Ibadah ke-1
Minggu 01 Des 2019
Banyak orang
ingin berbincang dengan orang sukses untuk mengetahui rahasia kesuksesan
mereka. Namun, kadang kala kita berbincang cukup lama dengan seseorang, tetapi
tidak mendapatkan apa-apa. Sebaliknya, ada pula yang memberi kita hikmat
sekalipun hanya berbincang dengannya selama beberapa menit.
Nah, dengan
membaca kitab Amsal, kita seperti orang yang sedang mewawancarai roh Salomo.
Tentu saja Salomo sudah mati. Yang dimaksudkan di sini adalah Roh Kudus yang
pernah hidup dalam diri Salomo. Dia memiliki banyak hikmat.
Amsal 10:1 Amsal-amsal Salomo. Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya, tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya.
Ayat
tersebut meminta kita menjadi anak yang bijak, tetapi ini merupakan pedang
bermata dua. Jika orang tua menginginkan anak yang bijak, hendaknya orang tua
juga bertumbuh secara rohani agar bisa menjadi orang tua yang bijak. Orang tua
harus dekat dengan Tuhan, seperti Daud yang senantiasa dekat dengan Tuhan.
Jika ada
orang tua datang menemui ko Philip dan berkata: "Tolong doakan anak saya agar bisa seperti kakaknya", ko
Philip tidak akan langsung mendoakan anak itu. Dia akan meminta anaknya pergi
dulu agar dia bisa berbicara dengan orang tuanya dan meminta orang tuanya
bertobat dulu. Jangan membanding-bandingkan anak. Sedih rasanya jika ada
anak yang dibanding-bandingkan. Biasanya mama yang sering melakukannya.
Salomo
bukanlah anak yang paling pintar atau paling tampan. Mungkin Absalom yang
paling pintar. Namun, Salomo yang dipilih sebagai raja. Setiap anak memiliki
keunikan tersendiri. Ada anak yang pintar bergaul sehingga temannya banyak.
Namun, ada anak yang hanya memiliki sedikit teman, tetapi akrab. Semua ada
talentanya sendiri, termasuk anak berkebutuhan khusus.
Memang
dibutuhkan usaha ekstra dari orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.
Namun, jangan fokus pada kekurangannya. Setiap anak memiliki kelebihan.
Bahkan, ada anak berkebutuhan khusus yang pintar memainkan piano dan bernyanyi.
Malah kita yang normal juga belum tentu bisa bernyanyi sebaik dia. Jika
mendengar kita bernyanyi, mungkin banyak orang yang akan kabur. Intinya tidak
ada anak yang serba bisa.
Jadilah orang tua
yang bijak. Jangan mengeluh atas kenakalan anak. Siapa tahu kenakalannya disebabkan
kepintarannya. Orang tua hanya perlu tahu cara mengarahkannya. Membesarkan anak
normal pada masa kini juga merupakan tantangan karena anak sekarang lebih fokus
dengan gadgetnya daripada bersosialisasi. Maka dari itu, untuk generasi muda
Kristen: "Jadilah berbeda. Ketika
yang lain asyik dengan gadgetnya, bersosialisasilah."
0 komentar:
Post a Comment