Sunday, November 24, 2019

Serangan Musuh

Menolak untuk Menyerah
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 24 Nov 2019

Selanjutnya, mama memberitahu papa bahwa adiknya telah meminta ibu pendeta mendoakan mama di gereja. Wuih... Langsung dech dia marah besar: "Bilang sama adikmu itu tidak usah mendoakan atau meminta orang mendoakan karena kita bukan Kristen. Beritahu pula anak-anakmu itu agar berhenti menceramahi orang tua. Keponakanmu yang itu aja juga marah kalau diberi kata-kata Kristen."

Ceramah? Ceramah itu minimal sejam lamanya, sedangkan aku hanya mengucapkan 1-2 kalimat saja. Misalnya, setelah pak Hengky berkhotbah, sesampai di rumah aku berkata: "Tadi pendeta mengatakan bahwa kalau isteri sakit, dia akan merasa tenang saat diantar suami ke dokter, terutama jika sakitnya berat.” Lalu setelah kak Sidney berkhotbah, di rumah aku berkata: "Tadi pendeta mengatakan bahwa tetaplah bersyukur sekalipun perkataan dokter tidak baik." Masa gitu dibilang ceramah?

Mama pun merasa stres atas sikap papa dan rasanya ingin segera minggat dari dunia ini. Aku pun berkata kepada mama: "Ini pasti ada setan yang membisiki papa. Biasa lha setan pasti marah-marah jika mendengar doa orang Kristen. Mama terus doakan papa saja agar hatinya dilembutkan. Berdoalah sampai sesuatu terjadi." Fiuh... aku yakin sebenarnya mama mau ke gereja atau menerima Yesus seandainya tidak takut kepada amarah papa. Untunglah aku tidak meminta tim pendoa datang ke rumah. Setan jenis ini harus dihadapi dengan doa-doa di tempat tersembunyi... xixixi...
Matius 6:6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
Sorak KemenanganNamun, minggu lalu pendoanya kemana ya? Seusai ibadah biasanya aku melihat beberapa pendoa yang menawarkan diri untuk membantu kita berdoa. Hari ini aku melihat mereka, tetapi minggu lalu aku tak melihatnya padahal mungkin saja mereka tetap berada di tempat yang sama.

Mungkin minggu lalu aku tidak melihat mereka karena terlalu fokus pada masalah, seperti Randy yang tidak bisa melihat gerakan tangan kak Sidney karena terlalu fokus menjaga kelereng di atas sendok... hehehe...gagal fokus. Namun, dalam perjalanan pulang dari gereja minggu lalu aku sudah beroleh kekuatan untuk bersyukur karena ingat lagu 'Jujur' dan lagu 'Karna Kasih-Mu' yang terus terngiang-ngiang dalam benakku.

Selain itu, aku tidak mau hidup dalam kepahitan seperti mantan atasanku. Dia seperti itu karena mamanya meninggal akibat sakit kanker, tetapi aku bisa memilih jalan hidup yang berbeda darinya. Apapun yang terjadi, Tuhan itu baik karena penyertaan-Nya sempurna dan rancangan-Nya akan selalu indah meskipun saat ini benar-benar susah 'tuk dimengerti.

Sekalipun sampai hari ini belum ada kepastian, tetapi aku sudah sangat tenang hingga bisa kembali berdoa karena tadi pagi aku kepagian tiba di gereja sehingga sempat kudengar sebuah lagu kemenangan. Jiwaku pun bersorak karenanya. Hehehe... rasanya ingin bernyanyi seperti Yosafat yang maju ke medan perang dengan lagu sorak-sorai.
2 Tawarikh 20:22 Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat TUHANlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah.
SORAK KEMENANGAN - Redo Daeng Badji (Album "Higher" - GMS)
Verse: Besar anugrah-Mu, ajaib perbuatan-Mu yang t'lah Kau nyatakan bagi diriku. Kukagum akan-Mu, akan kebaikan-Mu. Hidup baru Kau beri.
Bridge: Kau t'lah ubah ratapku jadi tarian. Hapus s'gala dosa dan masa laluku. Kini kujadi lebih dari pemenang.
Chorus: S'karang kubersuka (Hoooo). S'karang kubernyanyi (Hoooo). Kub'rikan hidupku bagi-Mu, bagi kemuliaan-Mu. Sorak kemenangan (Hoooo) Kau b'rikan bagiku (Hoooo). Hidupku tak 'kan sama lagi. Kujadi lebih dari pemenang.
Zefanya 3:17 TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.