Hakim-hakim 4:1 Setelah Ehud mati, orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN.
Saat Ehud masih hidup orang Israel kelimpahan berkat selama 80 tahun.
Namun, setelah Ehud mati orang Israel melakukan kejahatan. Ketika kita masih
hidup, kita bisa mengajarkan yang benar kepada orang-orang di sekitar kita,
baik sebagai kepala keluarga maupun sebagai pebisnis. Namun, ketika kita
meninggal, mungkinkah mereka tetap melakukan hal yang benar? Apakah anak-anak
atau bawahan tetap melakukan hal yang benar ketika kita tiada? Di sinilah
tes kita dimulai.
Oleh karena itu, selagi masih hidup pak Paulus senantiasa mengumpulkan
seluruh keluarganya secara rutin untuk menanamkan nilai-nilai kebenaran. Di
kantor dia juga mempersiapkan bawahan yang takut akan Tuhan. Dia tidak hanya
melihat kompetensinya. Dengan demikian, dia berharap nantinya saat dia pensiun
posisinya bisa digantikan oleh orang yang benar.
Ketika anaknya ada masalah, dia akan mengajak mereka berdoa. Ketika di
kantor ada masalah, dia mengajak anak buahnya berdoa. Ketika dia ingin
memperoleh proyek jalan tol Surabaya-Mojokerto, dia pun mengajak anak buahnya
berdoa. Dia berhasil dengan cara-cara yang benar, bukan dengan menyogok
sana-sini. Tanah lembek pun menjadi keras setelah dia dan anak buahnya sepakat
dalam doa.
Yohanes 14:12 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;
Sebelumnya orang Israel pun sempat melakukan kejahatan setelah Yosua
meninggal. Karena segala kejahatannya, Tuhan menyerahkan mereka ke dalam tangan
musuh. Jadi, bukan Sisera yang mengalahkan mereka, tetapi Tuhan sendiri yang
menyerahkan mereka.
Hakim-hakim 4:2 Lalu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan, yang memerintah di Hazor. Panglima tentaranya ialah Sisera yang diam di Haroset-Hagoyim.
Namun, di tengah-tengah kesesakannya ini orang Israel masih ingat Tuhan.
Mereka pun berseru-seru kepada-Nya.
Hakim-hakim 4:3 Lalu orang Israel berseru kepada TUHAN, sebab Sisera mempunyai sembilan ratus kereta besi dan dua puluh tahun lamanya ia menindas orang Israel dengan keras.
Akibat penindasan yang keras, orang Israel telah kehilangan kekuatan,
kehilangan harapan, dan kehilangan percaya diri. Semula orang Israel
mengandalkan kekuatan diri sendiri, tetapi setelah dikalahkan dan ditindas
selama 20 tahun mereka pun kehilangan kekuatan dan harapan.
Orang yang putus asa biasanya cenderung bunuh diri atau bercerai.
Biasanya orang bercerai karena memang sudah kehilangan harapan. Tuhan membenci
perceraian. Jika orang bercerai berarti mereka sudah tidak percaya bahwa Tuhan
sanggup memulihkan keadaan mereka. Mereka melihat masalahnya lebih besar daripada
Tuhan.
0 komentar:
Post a Comment