Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 13 Okt 2019
Suatu hari ada seorang wanita mengundang pak Sukirno datang ke rumahnya.
Di sana dia bercerita perihal peristiwa 5 tahun lalu. Kala itu jam 2 pagi
isteri menelepon suami yang menginap di hotel tetapi tidak diangkat. Isteri
langsung merasa yakin bahwa suaminya sedang bersenang-senang di night club.
Pak Sukirno pun langsung menanyai suami perihal cerita isterinya tersebut. Suami segera menyangkalnya. Maka, isteri berkata: "Biasa. Laki-laki memang tidak bisa dipercaya." Lantas pak Sukirno bergegas pergi meninggalkan rumahnya. Isteri berteriak: "Lho pak, mau kemana?" Jawab pak Sukirno: "Saya tidak bisa melakukan apapun jika tidak ada kepercayaan." Seketika isteri menjawab: "Ada kok pak. Ada. Ada kepercayaan kok."
Selanjutnya, pak Sukirno memberitahu suami bahwa hubungan mereka perlu waktu lama untuk dipulihkan kembali. Karena sudah tidak ada kepercayaan dari isteri, suami harus membangun hubungan seperti menata batu bata dari awal lagi.
1. Hargai kepercayaan yang sudah diterima.
2. Say what you do (Katakan yang Anda lakukan) - transparan.
3. Do what you say. (Lakukan yang Anda katakan) - berintegritas.
4. Ketika melanggar, segera beritahu pasangan.
2. Say what you do (Katakan yang Anda lakukan) - transparan.
3. Do what you say. (Lakukan yang Anda katakan) - berintegritas.
4. Ketika melanggar, segera beritahu pasangan.
5. Jika berbuat salah, segera minta maaf.
6. Menerima konsekuensi kalau melanggar.
7. Bangun ulang kepercayaan.
6. Menerima konsekuensi kalau melanggar.
7. Bangun ulang kepercayaan.
1. Hargai kepercayaan yang sudah diterima. Pada tahap awal kepercayaan itu langsung kita terima. Namun, jika kita merusak kepercayaan yang sudah kita terima, kita harus mengupayakannya.
Ada hamba Tuhan senior yang menginap di rumahnya. Suatu hari pak Sukirno
mendengar dia menelepon isterinya hanya untuk memberitahu bahwa dia ada di
rumah pak Sukirno. Padahal, kala itu biaya telepon mahal. Namun, di sini pak
Sukirno mendapat pelajaran berharga tentang rumah tangga. Dia mengatakan bahwa
untuk mempertahankan kepercayaan, komunikasi harus tetap terjaga sekalipun
harus mengeluarkan biaya.
Dulu pak Sukirno pernah bersua dengan teman SDnya lalu diajak ke night club. Itu pertama kalinya dia ke
sana dan sempat terjadi keributan ketika dia diwajibkan mengambil nomer.
Setelah 15 menitan temannya meminta dia mengalah dan akhirnya dia pun mengambil
nomer lalu duduk. Dia hanya minum Coca Cola sambil mendengarkan penyanyi. Lalu
dia kembali ke hotel.
Hal pertama yang dilakukannya adalah mengunci pintu kamar. Kemudian dia menelepon isterinya untuk memberitahu: "Saya baru saja diajak teman SD ke night club. Di sana saya hanya minum Coca Cola dan mendengarkan penyanyi lalu pulang." Percakapan ini sepertinya tidak penting, tetapi coba bayangkan jika isteri pak Sukirno mengetahuinya dari orang lain. Isteri pak Sukirno bisa menelepon dan bertanya: "Tadi kemana saja?"
S: "Pergi bekerja seperti biasa."
I: "Setelah itu kemana?"
S: "Saat teduh, berdoa, baca Alkitab." (Kedengarannya rohani)
I: "Sebelum itu kemana?"
S: "Ya bekerja."
I: "Bukannya tadi ke night club?"
S: "Oh, yang itu. Bisa kujelaskan." Terlambat. Jika sudah seperti ini, dijelaskan seperti apapun isteri tidak akan percaya.
0 komentar:
Post a Comment