Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 22 Sept 2019
1. Ucapan syukur harus menjadi gaya hidup. Kita harus memiliki
kemauan untuk bersyukur. Ucapan syukur pun harus diucapkan dengan segenap hati.
Ini sebabnya selalu ada masa percobaan bagi karyawan baru. Sekalipun dia punya
ijazah dan surat referensi, dia tetap harus melalui masa percobaan minimal 3
bulan karena ada hal yang tidak tertulis, yaitu sikap hati. Sikap hati tidak
bisa langsung diketahui. Seseorang mungkin bisa berbohong selama 1-3 hari,
tetapi tidak akan bisa berbohong lebih dari 3 bulan.
Mazmur 9:2-3 Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib; aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi,
Ketika bangsa Israel berada di gurun, apakah Tuhan hadir? Ketika mereka
minum air pahit, apa Tuhan hadir? Ketika mereka makan manna dan daging, apa
Tuhan hadir? Iya, Tuhan hadir senantiasa menyertai mereka, tetapi mereka kurang
bersyukur dan justru banyak mengeluh.
2. Ucapan syukur adalah suatu keputusan. Pernikahan tidak terjadi
karena chemistry. Jika mau menikah
karena chemistry, hati-hati karena
mungkin saja orang yang kamu sukai justru menyukai sesama jenis. Pernikahan
terjadi karena keputusan. Pada saat pemberkatan nikah pendeta akan bertanya: "Maukah Anda menerima pasangan dalam
keadaan sehat maupun sakit, dalam susah maupun senang, dalam kaya maupun
miskin?" Ini menyangkut keputusan untuk berkomitmen. Ketika cinta
menghilang, komitmen tetap dijaga.
Bersyukur juga sama. Bersyukur adalah suatu keputusan. Dulu ketika masih
bekerja di bank pak Leo merasa enggan makan jika disiapkan makanan yang tidak
sesuai keinginannya. Namun, kita harus membiasakan diri bersyukur atas makanan
yang sediakan. Asalkan tidak bergerak, makan saja. Jika ada cicak
bergerak-gerak, ya jangan dimakan. Putuskan untuk selalu bersyukur. Makanan
sehat tidak selalu enak dan makanan enak tidak selalu sehat. Jika terbiasa
makan dengan sedikit garam, kita bisa merasa bahwa makanan lain terasa sangat
asin. Jika tidak menjaga kesehatan, langkah kita bisa terhenti ketika hendak
melayani Tuhan.
3. Ucapan syukur tidak ditentukan oleh situasi dan kondisi. Banyak
orang Kristen selalu berdoa agar terhindar dari dapur perapian. Namun, berapa
banyak orang Kristen yang mau berdoa agar disertai Tuhan di dalam dapur
perapian, seperti Sadrakh, Mesakh, dan Abednego?
Daniel 3:17-18 Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."
Rasa syukur inilah yang membedakan Ayub dengan isterinya. Isteri Ayub
hanya mau menerima yang baik dari Allah.
Ayub 2:10 Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.
0 komentar:
Post a Comment