Sunday, September 22, 2019

Bersyukur ~ Pdt. Leonardo Sjiamsuri

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 22 Sept 2019

Beberapa waktu lalu tersiar kabar berita perihal seorang pastor di Amerika melakukan tindakan bunuh diri. Gerejanya bukan gereja kecil, tetapi mega church dan usianya baru sekitar 30 tahun. Lantas pak Leo bertanya kepada anaknya yang ada di Amerika: "Mengapa di Amerika ada pendeta-pendeta yang bunuh diri?" Jawab anaknya: "Jika diamati, pendeta yang bunuh diri di sana semakin lama usianya semakin muda. Ini karena doa yang tidak dijawab."

Lanjut anaknya: "Akhir-akhir ini banyak orang tetap Kristen jika doanya dijawab. Jika doanya tidak dijawab, mereka belum tentu tetap mau menjadi Kristen." Sebenarnya doa yang tidak dijawab itu sama saja dengan doa yang dijawab. Jika anak kita meminta sesuatu lalu kita jawab 'tidak', ini sudah termasuk jawaban atau bukan? Jika kita tidak menjawab, anak kita akan berkata: "Jawab dong. Boleh atau tidak?" Jadi, dijawab 'tidak' juga termasuk dijawab.

Jangan mengira bahwa pendeta tidak ada tekanan. Pendeta pun memiliki banyak tekanan. Di gereja sudah lelah melayani banyak orang lalu di rumah anak dan isteri menuntut perhatian. Pendeta berharap keluarga mengerti, tetapi keluarga berharap dia yang mengerti. Agar kuat menghadapi tekanan, kita harus membiasakan diri bersyukur.
1 Tesalonika 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Anak pak Leo mendapatkan pekerjaan di sebuah restoran cepat saji di Amerika. Awalnya dia keberatan menerima pekerjaan tersebut karena kurang sesuai untuk lulusan S2. Namun, pihak restoran berkata kepadanya: "Kamu ini lulusan leadership / kepemimpinan. Di sini kami ingin mengajarimu kepemimpinan dari dasar sampai mahir. Setelah kami selesai mengajarimu, silahkan nanti putuskan mau terus bekerja di sini atau tidak."

Proses KehidupanMaka dari itu, dia menerima pekerjaan tersebut karena memang ingin belajar kepemimpinan. Ketika dia harus membuang sampah dan mencuci kloset, dia sampai bertanya-tanya: "Oh Tuhan, Engkau ada dimana?" Pak Leo sebenarnya merasa kasihan, tetapi dia merasa bahwa anaknya perlu belajar agar nanti anaknya juga bisa mengajari orang lain cara mencuci kloset. Bahkan, banyak generasi milenial sudah tidak tahu cara mencuci piring karena mereka sudah punya remote control yang bunyinya: "mbak..."

Namun, di tengah-tengah masalah yang dihadapi anak pak Leo dapat merasakan kehadiran Tuhan lewat hal-hal kecil. Suatu hari dia ingin makan daging saat berbuka puasa, tetapi dia malah salah memesan makanan. Maksud hati mau pesan daging, tetapi siang itu dia malah pesan salad untuk buka puasa sore. Akhirnya dia membayar salad sesuai struknya dan berpikir bahwa dia memang harus makan salad.

Sore harinya dia membuka bungkusan makanan tersebut dan dia sangat terkejut karena isinya daging semua. Biasanya kasir tidak pernah salah sehingga dia berpikir untuk memberitahu kasir bahwa kali ini dia salah. Namun, suara hatinya berkata: "Bukankah kamu minta daging? Ini Kuberikan daging." Maka, dia makan daging itu dengan bercucuran air mata.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.