Beberapa waktu lalu tersiar kabar berita perihal seorang pastor di
Amerika melakukan tindakan bunuh diri. Gerejanya bukan gereja kecil, tetapi mega church dan usianya baru sekitar 30
tahun. Lantas pak Leo bertanya kepada anaknya yang ada di Amerika: "Mengapa di Amerika ada pendeta-pendeta
yang bunuh diri?" Jawab anaknya: "Jika
diamati, pendeta yang bunuh diri di sana semakin lama usianya semakin muda. Ini
karena doa yang tidak dijawab."
Lanjut anaknya: "Akhir-akhir
ini banyak orang tetap Kristen jika doanya dijawab. Jika doanya tidak dijawab,
mereka belum tentu tetap mau menjadi Kristen." Sebenarnya doa yang
tidak dijawab itu sama saja dengan doa yang dijawab. Jika anak kita meminta
sesuatu lalu kita jawab 'tidak', ini sudah termasuk jawaban atau bukan? Jika
kita tidak menjawab, anak kita akan berkata: "Jawab dong. Boleh atau tidak?" Jadi, dijawab 'tidak'
juga termasuk dijawab.
Jangan mengira bahwa pendeta tidak ada tekanan. Pendeta pun memiliki
banyak tekanan. Di gereja sudah lelah melayani banyak orang lalu di rumah anak
dan isteri menuntut perhatian. Pendeta berharap keluarga mengerti, tetapi
keluarga berharap dia yang mengerti. Agar kuat menghadapi tekanan, kita harus
membiasakan diri bersyukur.
1 Tesalonika 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Anak pak Leo mendapatkan pekerjaan di sebuah restoran cepat saji di
Amerika. Awalnya dia keberatan menerima pekerjaan tersebut karena kurang sesuai
untuk lulusan S2. Namun, pihak restoran berkata kepadanya: "Kamu ini lulusan leadership / kepemimpinan. Di sini kami ingin
mengajarimu kepemimpinan dari dasar sampai mahir. Setelah kami selesai
mengajarimu, silahkan nanti putuskan mau terus bekerja di sini atau
tidak."
Maka dari itu, dia menerima pekerjaan tersebut karena memang ingin
belajar kepemimpinan. Ketika dia harus membuang sampah dan mencuci kloset, dia
sampai bertanya-tanya: "Oh Tuhan,
Engkau ada dimana?" Pak Leo sebenarnya merasa kasihan, tetapi dia
merasa bahwa anaknya perlu belajar agar nanti anaknya juga bisa mengajari orang
lain cara mencuci kloset. Bahkan, banyak generasi milenial sudah tidak tahu
cara mencuci piring karena mereka sudah punya remote control yang bunyinya: "mbak..."
Namun, di tengah-tengah masalah yang dihadapi anak pak Leo dapat
merasakan kehadiran Tuhan lewat hal-hal kecil. Suatu hari dia ingin makan
daging saat berbuka puasa, tetapi dia malah salah memesan makanan. Maksud hati
mau pesan daging, tetapi siang itu dia malah pesan salad untuk buka puasa sore.
Akhirnya dia membayar salad sesuai struknya dan berpikir bahwa dia memang harus
makan salad.
Sore harinya dia membuka bungkusan makanan tersebut dan dia sangat
terkejut karena isinya daging semua. Biasanya kasir tidak pernah salah sehingga
dia berpikir untuk memberitahu kasir bahwa kali ini dia salah. Namun, suara
hatinya berkata: "Bukankah kamu
minta daging? Ini Kuberikan daging." Maka, dia makan daging itu dengan
bercucuran air mata.
0 komentar:
Post a Comment