Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 15 Sept 2019
Agar rumah kokoh, perhatikan hal ini:
1. Pengorbanan dan Penghargaan.
2. Pondasi.
1. Pengorbanan dan Penghargaan.
2. Pondasi.
PENGORBANAN dan PENGHARGAAN
Dengan mengingat pengorbanan Yesus di kayu salib untuk menebus dosa kita,
sebaiknya kita pun mau berkorban.
Suatu hari seseorang bercerita bahwa isterinya sangat senang ketika
dibelikan baju. Isterinya biasa bekerja di perusahaan yang menuntutnya untuk
berpenampilan menarik. Namun, setelah melahirkan isterinya banyak menghabiskan
waktu di rumah. Agar isterinya tidak bosan, dia pun menitipkan anak kepada
ortunya agar bisa mengajak isterinya pergi membeli baju. Hal ini membuat
isterinya amat senang.
Ketika mendengar cerita ini, pak Arman merasa tertempelak. Beberapa waktu
sebelumnya pak Arman memuji anaknya karena Matematikanya mendapatkan nilai 100.
Lantas sebagai hadiah, anaknya diberi sejumlah uang sebagai tabungan. Ketika
mendengar cerita temannya, tiba-tiba dia seperti mendapat pertanyaan: "Bagaimana anakmu bisa mendapat nilai 100?"
Dia pun tersadar bahwa anaknya tidak ikut les dan dia pun tidak bisa mengajari
anaknya karena hal ini membutuhkan ekstra kesabaran.
Jadi, dia sadar bahwa isterinya yang telah membuat anaknya bisa
mendapatkan nilai 100 karena isterinya pintar kalkulus. Isterinya biasa
menghitung jembatan sehingga pasti bisa mengajarkan Matematika. Seringkali kita
juga seperti ini. Kita seringkali melupakan sumbernya. Kita lupa siapa
yang membuat anak kita pintar.
Selanjutnya, pak Arman mengatakan kepada anaknya bahwa dia akan
membelikan baju untuk isterinya. Anaknya pun bertanya: "Dalam rangka apa?" Pak Arman segera menjelaskan: "Kamu telah kuberi hadiah karena
mendapat nilai 100 padahal kamu bisa mendapat nilai 100 karena diajari mama.
Sekarang waktunya kita berterima kasih kepada mama. Papa mau membelikan mama
baju dan kamu juga perlu ikut menemani." Ketika mendengar penjelasan
tersebut, anak pak Arman yang masih kecil segera mengatakan bahwa dia mau ikut
urunan.
Di mall pak Arman pun meminta maaf kepada isterinya dan mengatakan bahwa
dia akan membelikan isterinya baju dan dia bebas memilih bajunya. Raut wajah
isterinya langsung berbinar-binar. Suami pasti bahagia jika melihat isterinya
bahagia. Jadi, bahagia itu sederhana. Jika suami ingin bahagia, buatlah
isterimu bahagia.
Di sini anaknya berkata: "Pa,
mama kok lama ya?" Jawab pak Arman: "Kamu sudah berjanji untuk menemani papa membelikan mama baju.
Jadi, setialah sampai mati." Balas anaknya: "Tapi, kita tidak akan mati di mall." Wanita memang lama dalam berbelanja. Setelah mencoba sebuah pakaian dia
akan bertanya: "Apa ini bagus
warnanya?" Meskipun sudah dijawab bagus, dia akan mengatakan bahwa
kurang bagus lalu memilih lagi yang lain. Begitu terus hingga menemukan yang
benar-benar disukai.
Mazmur 26:8 TUHAN, aku cinta pada rumah kediaman-Mu dan pada tempat kemuliaan-Mu bersemayam.
Kemuliaan Tuhan bersemayam di atas pujian. Jika kita mengalami masalah,
tetapi tetap bisa memuji Tuhan, orang akan bertanya: "Bagaimana kamu bisa tetap kuat?"
0 komentar:
Post a Comment