Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 09 Juni 2019
Matius 28:16-17 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.
Beberapa murid-Nya ragu-ragu. Mengapa mereka ragu? Keraguan itu bisa
terjadi karena mereka kurang percaya kepada Yesus. Semula mereka telah
mempercayai Guru mereka ini, tetapi mereka melihat Gurunya mati disalib. Hal
ini membuat mereka terguncang dan trauma sehingga tidak percaya bahwa Yesus telah
bangkit. Keraguan bisa juga terjadi karena mereka tidak mengenali Yesus yang mungkin
sudah beda penampilan. Keraguan pun bisa terjadi karena mereka tidak percaya
pada diri mereka sendiri.
Dalam menghadapi keraguan mereka, Yesus tidak marah dan tidak berkata: "Kamu ini sudah 3,5 tahun bersama-Ku.
Masa tidak mengenali-Ku? Masa tidak percaya kepada-Ku?" Inilah yang
Yesus perbuat dalam menghadapi murid yang ragu-ragu:
1. Mendekati mereka.
Matius 28:18a Yesus mendekati mereka
Suatu hari pak Sukirno diminta melayani seorang anak yang hendak bunuh
diri. Ketika ditanya: "Apakah kamu
masih berdoa?", dia pun menjawab bahwa dia tidak bisa berdoa karena
dia merasa sangat kotor. Rupanya sejak usia 9 tahun dia telah mengalami
pelecehan seksual dari keluarga sendiri lalu pada usia 10 tahun dia telah
menjadi gay. Jadi, ada orang yang
tidak berani mendekati Tuhan karena meragukan dirinya. Namun, Tuhan mau
mendekati mereka.
Ketika kita meragukan Tuhan, kita harus ingat bahwa Tuhan tidak pernah
meragukan kita. Kita bisa berteriak seperti seorang ayah di Alkitab: "Saya percaya. Tolonglah saya yang
tidak percaya ini." Maka, Tuhan pasti menolong kita.
2. Menguatkan mereka.
Matius 28:18b dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
Tak seorang pun di dunia ini pernah mengatakan hal demikian. Hanya Yesus
yang mengatakannya karena Dia memang memiliki kuasa di sorga dan di bumi. Dia
pun berjanji menyertai mereka sampai pada kesudahannya. Dari dua belas murid
dan ditambah Paulus, hanya satu murid yang mati pada usia tua, yaitu Yohanes.
Murid-murid lainnya mati disalib, dirajam, dan sebagainya. Namun, mereka tidak
memiliki rasa takut karena telah dikuatkan oleh Tuhan.
Murid lainnya dari Yohanes adalah Polikarpus. Dia seorang uskup gereja di
Smirna. Dia hendak ditangkap, tetapi petugas yang akan menangkapnya tidak
mengenalinya. Ketika pintu rumahnya digedor dan dia sendiri yang membuka
pintunya, dia ditanyai: "Apa kamu
tahu dimana Polikarpus? Saya ke sini untuk menangkapnya."
Jika kita ada di posisinya, mungkin kita akan menjawab bahwa Polikarpus
baru saja pergi ke tempat lain. Namun, hal ini tidak dilakukannya. Dengan jujur
dia mengatakan bahwa dialah Polikarpus. Maka, dia pun ditangkap dan diminta
menyangkal Yesus. Polikarpus menjawab: "Selama
86 tahun Yesus tidak pernah mengecewakan saya. Lalu kenapa sekarang saya harus
menyangkal-Nya?"
Penangkapnya mengatakan bahwa dia sudah tua dan dia tidak ingin bersikap
kasar kepadanya. Polikarpus hanya perlu menyangkal Yesus dan dia akan
dilepaskan, tetapi Polikarpus menolak. Alhasil, dia harus dibakar, tetapi tiap
kali api menyala, angin pun bertiup memadamkannya. Ini terjadi beberapa kali
sehingga akhirnya dia ditikam sampai mati.
Ada pula misionaris yang akan pergi ke pulau Fiji. Sebelum pergi dia
diberitahu oleh temannya bahwa dia bisa mati karena penduduk di sana kanibal.
Namun, dia menjawab: "Sekarang
pun saya sudah mati." Jadi, dia tidak takut mati.
Lalu seorang pemuda juga melakukan hal yang sama. Dia naik perahu untuk
membagikan beberapa hadiah kepada penduduk pulau tersebut. Maka, dia dilempari
tombak, tetapi berhasil selamat. Dia terus mengulangi hal itu dan sempat
menulis surat kepada mamanya bahwa sewaktu-waktu dia bisa mati, tetapi mamanya
harus ingat bahwa Tuhan mengasihi orang-orang itu. Akhirnya dia pun mati
terkena tombakan penduduk pulau itu.
Mungkin ada yang berpikir bahwa orang yang disertai Tuhan seharusnya
selalu kuat dan tak bisa mati, tetapi ini tidak benar. Mereka mati karena
misinya sudah selesai. Kematian hanyalah cara kembali ke sorga dan caranya bisa
berbeda-beda.
B'RI PUJI
B'ri puji, b'ri hormat bagi Yesus yang duduk di tahta. Berkuasa... mulia... S'gala bangsa 'kan datang menyembah.
Chorus: Haleluya... haleluya kudus dan mulia nama-Mu. Haleluya... haleluya. Kusembah Kau Yesus. Kusembah Kau.
B'ri puji, b'ri hormat bagi Yesus yang duduk di tahta. Berkuasa... mulia... S'gala bangsa 'kan datang menyembah.
Chorus: Haleluya... haleluya kudus dan mulia nama-Mu. Haleluya... haleluya. Kusembah Kau Yesus. Kusembah Kau.
0 komentar:
Post a Comment