Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 23 Juni 2019
Tanya hatiku: "Jika kamu tidak pernah berbuat salah dan tidak pernah lupa, kamu bisa menua seperti laptopmu atau berubah seperti 'angry bird'. Mau seperti itu?"
Hei! Ok, kembali ke laptop. Ketika menua, tombol 'delete' (hapus) pada laptopku kehilangan fungsinya. Meskipun
demikian, aku masih memakainya karena aku mencoba berdamai dengan rekan kerjaku
yang jauh dari sempurna ini... xixixi...
Karena tidak bisa 'delete',
untuk menghapus kesalahan data dalam 1 cell
Excel, aku harus menggunakan tombol F2 (insert)
lalu tombol backspace (hapus 1
karakter di depan kursor). Untuk menghapus kesalahan dalam beberapa cell Excel, aku harus copy cell kosong untuk di-paste pada cell yang salah.
Kemudian untuk menghapus dokumen dan folder, aku harus menggunakan perintah
cut (CTRL+X) dokumen untuk di-paste (CTRL+V) di recycle bin (tong sampah). Setelah itu harus klik 'empty recycle bin' untuk menghapus
sampah secara permanen. Jika sampah tidak dihapus secara permanen, pada suatu
titik tertentu kapasitas dan kinerja laptop akan mengalami penurunan.
Selanjutnya, kalau terjadi kesalahan yang mengakibatkan laptop terhenti
hingga semua tombol tak bisa diklik, aku harus mencabut kabel power karena
tidak bisa lagi memaksa restart
dengan menekan tombol CTRL+ALT+DEL. Wew... Inilah efeknya ketika laptop
kehilangan fungsi DEL (Delete).
Jika manusia menua dengan kehilangan fungsi menghapus kesalahan,
tentulah mereka akan selalu mencatat dan mengingat setiap orang yang bersalah
kepadanya, sulit memaafkan kesalahan orang lain, dan menyimpan banyak sampah di
hati hingga mengakibatkan kapasitas dan kinerjanya menurun dan hidupnya pun
bisa berbau busuk. Selain itu, acapkali terjadi kesalahan yang dianggap cukup
besar, mereka juga tidak bisa merestart
(memulai kembali) hubungan, tetapi harus memutuskan hubungan yang sudah
terjalin.
Nah, ketika belum mengenal tip-ex, aku menggunakan penghapus pulpen untuk
memperbaiki kesalahan tulisan. Ketika aku menghapusnya terlalu keras, bukan hanya
kesalahan tulisan yang terhapus, kertasnya pun ikut terhapus alias berlubang...
wkwwkw... Namun, kehadiran tip-ex memang telah menjadi juru selamat. J
Ketika belum mengenal Yesus, mungkin kita harus berusaha mati-matian
untuk memperbaiki kesalahan kita, terutama jika orang lain tidak mau memaafkan
kita. Namun, kehadiran Yesus telah menjadi juru selamat bagi kita.
Tangan berlubang paku itu telah menghapuskan semua kesalahan kita.
Maka, jika kita tidak bisa membuang sampah dari hati orang lain, minimal
kita harus bisa membuang sampah dari hati kita. Jadi, sekalipun orang lain
tidak mau memaafkan kesalahan kita, minimal kita harus bisa memaafkan diri kita
sendiri agar kita tidak sampai berlarut-larut hidup dalam penyesalan.
Pastinya tak ada manusia yang luput dari kesalahan. Orang yang tidak
pernah menyadari kelemahannya atau merasa tak pernah salah, biasanya cenderung
menjadi orang yang susah memaafkan kesalahan orang lain dan juga cenderung
mudah marah. Oleh karena itu, bersyukurlah jika pernah melakukan kesalahan karena
lupa, asalkan jangan disengaja atau pura-pura lupa ya...^.^
KUPERSEMBAHKAN
HIDUPKU
Ini aku, s'mua milikku kuserahkan pada-Mu Tuhan. Penyesalan dan kebanggaan, suka dan duka, s'mua kuserahkan.
Yang t'lah lalu, yang 'kan datang, Hasrat dan harapan yang terbayang, Masa depan dan rencanaku, S'mua kuserahkan dalam tangan-Mu.
Reff: Kupersembahkan hidupku kepada-Mu Tuhan 'tuk kemuliaan-Mu. Kuberikan hidup ini s'bagai persembahan yang berkenan pada-Mu.
~ Kuberikan hidupku ... kepada-Mu Tuhanku ~
Ini aku, s'mua milikku kuserahkan pada-Mu Tuhan. Penyesalan dan kebanggaan, suka dan duka, s'mua kuserahkan.
Yang t'lah lalu, yang 'kan datang, Hasrat dan harapan yang terbayang, Masa depan dan rencanaku, S'mua kuserahkan dalam tangan-Mu.
Reff: Kupersembahkan hidupku kepada-Mu Tuhan 'tuk kemuliaan-Mu. Kuberikan hidup ini s'bagai persembahan yang berkenan pada-Mu.
~ Kuberikan hidupku ... kepada-Mu Tuhanku ~
0 komentar:
Post a Comment