Sunday, June 2, 2019

Hati-hati dengan Hati - Gina Dharmawan

Siap Perang
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 02 Juni 2019

Untuk memasuki tahun ini, kita harus:
1. Bereskan masalah hati.
Wahyu 22:11 Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!"
Pada Perjanjian Lama Roh Kudus hinggap pada Simson dan penatua-penatua. Hinggap (menclok) berarti sementara. Hinggap berarti tidak perlu tempat tinggal. Ketika dihinggapi Roh Kudus, mereka akan dipenuhi kuasa-Nya dan kuasa tersebut akan hilang ketika Roh Kudus pergi. Namun, pada Perjanjian Baru Roh Kudus tinggal di dalam hati kita.
2 Korintus 1:22 memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.
Oleh karena itu, sungguh tidak wajar jika kita masih hidup dalam keraguan atau bingung menentukan pilihan. Jika kekuatan Roh Kudus sudah amat hebat hanya saat hinggap, betapa hebat-Nya lagi saat Dia tinggal di dalam hati kita.

2. Mudah mengambil komitmen baru. Komitmen bukan janji. Janji itu ungkapan kata dan belum tentu bisa dilakukan. Tidak ada manusia yang bisa cinta mati. Jika suami mengatakan cinta mati kepada isteri, hal ini belum bisa dibuktikan. Maka, ada lagu 'Kau yang berjanji. Kau yang mengingkari.' Hanya Tuhan Yesus yang cinta mati kepada kita hingga Dia rela mati bagi kita. Komitmen itu kualitas pengabdian, ada resiko, dan tanggung jawabnya.

Strategi Perang
3. Menentukan strategi untuk menang perang. Kita tidak bisa meraih kemenangan jika kita tidak menggunakan strategi yang tepat. Saat ini sekitar 61 persen generasi di dunia berusia 20-35 tahun. Ini menunjukkan bahwa tuaian banyak, tetapi pekerja sedikit.

Setiap orang memiliki keinginan untuk menang, tetapi hanya beberapa orang yang mau melakukan persiapan untuk meraih kemenangan. Hanya ada satu kelebihan yang membedakan orang sukses dengan orang gagal. Orang gagal selalu kelebihan satu alasan, sedangkan orang sukses selalu kelebihan satu cara. Satu saja, bukan satu juta. Maka, orang sukses selalu menemukan jalan.

Kita tidak boleh hanya bertumbuh, tetapi juga harus berbuah karena kita bukan tanaman rambat, melainkan tanaman buah. Untuk mencapai progress, kita harus mau melewati proses, dan menghindari protes.

4. Lakukan kehendak Bapa. Dengan kuasa Roh Kudus, kita bisa menyembuhkan orang sakit, dan semacamnya, tetapi hati-hati. Bukan setiap orang yang membuat mujizat akan masuk Sorga, tetapi dia yang melakukan kehendak Bapa.
Matius 7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.