Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 19 Mei 2019
Ada seorang wanita muda nan cantik yang ingin konseling berdua saja
dengan pak Stefanus. Namun, pak Stefanus menolaknya sekalipun wanita tersebut
memohon-mohon. Dengan tegas pak Stefanus mengatakan bahwa dia tidak bisa
melakukan konseling kepada wanita itu tanpa didampingi isterinya.
Meskipun awalnya wanita tersebut keberatan karena dia tidak ingin
masalahnya diketahui oleh orang lain, akhirnya dia pun menyetujui persyaratan
pak Stefanus. Hamba Tuhan atau pekerja profesi apapun harus memiliki batasan
agar tidak jatuh. Jangan merasa kuat dan tidak mungkin jatuh. Seorang
bos yang sering berdua saja dengan sekretarisnya tanpa sepengetahuan isterinya
juga bisa jatuh. Jadi, lebih baik terbuka dengan isteri agar dapat menghindari
kesalahpahaman atau masalah lainnya.
Sebenarnya bisa saja pak Stefanus memberikan konseling secara pribadi
kepada wanita tersebut tanpa sepengetahuan isterinya. Apalagi isterinya
senantiasa percaya penuh kepadanya dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan.
Namun, jika tidak hati-hati, pada satu titik tertentu seseorang bisa saja jatuh
ke dalam dosa pada saat memberikan konseling, terlebih lagi ruang konselingnya
tertutup.

2. Menjaga kemurnian hati nurani.
Ada sepasang anak Tuhan yang aktif melayani di gereja, tetapi akhirnya mereka berpisah karena suami menjadi kasar kepada isterinya lalu kumpul kebo dengan kebo betina lain. Beginilah manusia. Mereka yang berbuat dosa, tetapi kebo yang disalahkan. Untunglah tidak sampai terlihat gudelnya atau anak kebonya.
Ada sepasang anak Tuhan yang aktif melayani di gereja, tetapi akhirnya mereka berpisah karena suami menjadi kasar kepada isterinya lalu kumpul kebo dengan kebo betina lain. Beginilah manusia. Mereka yang berbuat dosa, tetapi kebo yang disalahkan. Untunglah tidak sampai terlihat gudelnya atau anak kebonya.
Bahkan, sebelum berpisah suami sempat melarang isteri ke gereja dan juga
melarangnya ikut persekutuan doa. Hal ini tidak terjadi tiba-tiba karena
sebenarnya perpisahan tersebut dilatarbelakangi oleh luka masa lalu yang
tidak diselesaikan.
Suaminya dari keluarga sederhana dan setelah menikah dia bekerja kepada
keluarga isterinya. Dia memang orang yang rajin, tetapi dia pernah merasa
direndahkan oleh isterinya di depan umum. Ketika dulu mengikuti persekutuan doa,
suaminya pernah diminta menyampaikan doa penutup. Karena suaminya pendiam, bukan
suami yang menjawab. Isterinya yang menjawab: "Suami saya tidak bisa berdoa di depan umum."
Lantas isterinya yang berdoa dan hal ini terjadi terus menerus dalam
beberapa kesempatan sehingga suami merasa direndahkan. Meskipun demikian, dia
tidak menyampaikan hal tersebut kepada isteri dan berpikir bahwa luka tersebut
akan sembuh dengan sendirinya.
Padahal, luka hati yang disebabkan oleh orang terdekat seringkali
tidak bisa sembuh dengan sendirinya. Luka itu hanya terpendam. Jika ada
pemicunya, luka tersebut akan timbul kembali dan akumulasi luka tersebut bisa
meledak sewaktu-waktu. Alhasil, apapun kebaikan isterinya, suami selalu saja
menanggapi dengan dingin.

Tanpa memandang isterinya, suami menjawab bahwa dia mengetahui bahwa
semua tindakannya itu salah, tetapi dia tidak mau kembali. Jadi, sekalipun
suami mengetahui bahwa dia bersalah, dia tidak bisa memperbaiki kesalahannya
tersebut. Asalkan isteri tetap di dalam Tuhan, mudah-mudahan suatu saat nanti
suami mau kembali kepadanya.
Pak Stefanus juga pendiam dan hanya cerewet saat khotbah. Namun, dia
selalu terbuka dengan isteri dan anak-anaknya sehingga mereka dapat
mendiskusikan berbagai hal secara mendalam. Anak-anaknya pun tidak merasa segan
dalam menceritakan kisah cinta pertamanya. Dengan bersikap terbuka, kita bisa
hidup apa adanya.
Jadi, jangan beranggapan bahwa luka hati bisa sembuh dengan sendirinya.
Jangan biarkan matahari terbenam sebelum padam amarahmu. Ini maksudnya jika
ada ganjalan di hati segeralah bereskan sebelum hatimu menjadi gelap.
Namun, perhatikan pula waktunya. Carilah waktu yang tepat dalam hari itu untuk
membereskannya. Jangan sampai menelepon suami selagi dia sedang sibuk bekerja
hanya untuk mengatakan bahwa ada ganjalan di hati yang perlu dibereskan karena
justru bisa membuatnya lebih marah.
0 komentar:
Post a Comment