Sunday, May 19, 2019

Kunci Sukses Sejati: Tulus ~ Pdt. Stefanus Sujono

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 19 Mei 2019

Mari kita membaca Mazmur 101. Di sini Daud berulang kali mengatakan 'di dalam rumahku.' Tampaknya Daud menyadari bahwa kunci sukses sejati harus dimulai dari dalam rumah. Daud banyak terlibat dalam pertempuran dan dia sukses mengalahkan musuh-musuhnya. Namun, dia juga ingin sukses di rumahnya.
Mazmur 101:6-7 Mataku tertuju kepada orang-orang yang setiawan di negeri, supaya mereka diam bersama-sama dengan aku. Orang yang hidup dengan cara yang tak bercela, akan melayani aku. Orang yang melakukan tipu daya tidak akan diam di dalam rumahku, orang yang berbicara dusta tidak akan tegak di depan mataku.
Setiawan
Perhatian Daud tertuju kepada orang-orang yang setiawan dan dia berharap orang-orang semacam inilah yang berada di rumahnya. Banyak orang bisa berhasil dalam pekerjaannya atau pelayanannya, tetapi di rumahnya sendiri malah gagal. Ini bukan sukses sejati. Sukses sejati harus dimulai dari rumah lalu memancar ke luar.
Mazmur 101:2 Aku hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela: Bilakah Engkau datang kepadaku? Aku hendak hidup dalam ketulusan hatiku di dalam rumahku.
Untuk menjadi orang yang setiawan dan beroleh sukses sejati, kita harus senantiasa hidup dalam ketulusan. Menurut John Maxwell, tulus berarti luar dan dalam sama. Perkataan dan perbuatannya sesuai dengan hatinya. Jika di rumah seorang pria pasang topeng sebagai suami yang baik dan ayah yang baik, tetapi di luar rumah melakukan sebaliknya atau tidak berintegritas, berarti dia tidak tulus.

Agar hidup dalam ketulusan hati, kita harus:

1. Bersikap jujur dan terbuka.
Ada seorang ibu yang rajin ke gereja, tetapi suatu hari dia tidak ke gereja. Minggu berikutnya dia juga tidak ke gereja. Maka, gembala sidang mulai mencari tahu tentang dirinya sehingga diketahui bahwa dia sedang sakit. Gembala sidang pun datang menjenguknya dan menanyakan gejala penyakitnya.

Tulus Jujur TerbukaIbu tersebut mengatakan bahwa dadanya berdebar-debar dan tubuhnya berkeringat dingin. Karena menduga bahwa ibu itu mengidap penyakit jantung, gembala sidang menyarankan dia berobat. Namun, ibu itu mengatakan bahwa dia tidak punya uang sama sekali sehingga tidak bisa berobat.

Lantas gembala sidang menuliskan sebuah surat dan meminta ibu itu membawanya ke dokter spesialis jantung terbaik di kota itu. Dengan berbekal surat sakti dari gembala sidang, ibu itu menemui dokter tersebut. Dokter yang merupakan anak Tuhan segera memeriksa ibu itu dan meminta ibu itu tidak khawatir dengan biayanya.

Dokter pun mengambil foto rontgen dada ibu itu. Ketika difoto, tentu saja dia harus melepas semua pakaian. Lantas berdasarkan hasil rontgen, dokter mengatakan bahwa jantung ibu baik-baik saja, tetapi hatinya tidak baik. Dokter mengambil kesimpulan seperti ini karena rupanya ibu itu menyembunyikan uang Rp50.000,- di dalam branya dan hal ini terekam di dalam foto rontgen.

Ibu-ibu jangan ada yang seperti itu ya. Jangan menyembunyikan uang di dalam bra untuk meminta tambahan uang kosmetik atau uang belanja kepada suami. Ini menunjukkan bahwa hati tidak baik.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.