Mari kita membaca Mazmur 101. Di sini Daud berulang kali mengatakan 'di
dalam rumahku.' Tampaknya Daud menyadari bahwa kunci sukses sejati harus
dimulai dari dalam rumah. Daud banyak terlibat dalam pertempuran dan dia sukses
mengalahkan musuh-musuhnya. Namun, dia juga ingin sukses di rumahnya.
Mazmur 101:6-7 Mataku tertuju kepada orang-orang yang setiawan di negeri, supaya mereka diam bersama-sama dengan aku. Orang yang hidup dengan cara yang tak bercela, akan melayani aku. Orang yang melakukan tipu daya tidak akan diam di dalam rumahku, orang yang berbicara dusta tidak akan tegak di depan mataku.
Perhatian Daud tertuju kepada orang-orang yang setiawan dan dia berharap
orang-orang semacam inilah yang berada di rumahnya. Banyak orang bisa berhasil
dalam pekerjaannya atau pelayanannya, tetapi di rumahnya sendiri malah gagal.
Ini bukan sukses sejati. Sukses sejati harus dimulai dari rumah lalu memancar
ke luar.
Mazmur 101:2 Aku hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela: Bilakah Engkau datang kepadaku? Aku hendak hidup dalam ketulusan hatiku di dalam rumahku.
Untuk menjadi orang yang setiawan dan beroleh sukses sejati, kita harus
senantiasa hidup dalam ketulusan. Menurut John Maxwell, tulus berarti luar dan
dalam sama. Perkataan dan perbuatannya sesuai dengan hatinya. Jika di rumah
seorang pria pasang topeng sebagai suami yang baik dan ayah yang baik, tetapi
di luar rumah melakukan sebaliknya atau tidak berintegritas, berarti dia tidak
tulus.
Agar hidup dalam ketulusan hati, kita
harus:
1. Bersikap jujur dan terbuka.
Ada seorang ibu yang rajin ke gereja, tetapi suatu hari dia tidak ke gereja. Minggu berikutnya dia juga tidak ke gereja. Maka, gembala sidang mulai mencari tahu tentang dirinya sehingga diketahui bahwa dia sedang sakit. Gembala sidang pun datang menjenguknya dan menanyakan gejala penyakitnya.
Ada seorang ibu yang rajin ke gereja, tetapi suatu hari dia tidak ke gereja. Minggu berikutnya dia juga tidak ke gereja. Maka, gembala sidang mulai mencari tahu tentang dirinya sehingga diketahui bahwa dia sedang sakit. Gembala sidang pun datang menjenguknya dan menanyakan gejala penyakitnya.

Lantas gembala sidang menuliskan sebuah surat dan meminta ibu itu
membawanya ke dokter spesialis jantung terbaik di kota itu. Dengan berbekal
surat sakti dari gembala sidang, ibu itu menemui dokter tersebut. Dokter yang
merupakan anak Tuhan segera memeriksa ibu itu dan meminta ibu itu tidak
khawatir dengan biayanya.
Dokter pun mengambil foto rontgen
dada ibu itu. Ketika difoto, tentu saja dia harus melepas semua pakaian. Lantas
berdasarkan hasil rontgen, dokter
mengatakan bahwa jantung ibu baik-baik saja, tetapi hatinya tidak baik.
Dokter mengambil kesimpulan seperti ini karena rupanya ibu itu menyembunyikan
uang Rp50.000,- di dalam branya dan hal ini terekam di dalam foto rontgen.
Ibu-ibu jangan ada yang seperti itu ya. Jangan menyembunyikan uang di dalam bra untuk meminta tambahan uang kosmetik atau uang belanja kepada suami. Ini menunjukkan bahwa hati tidak baik.
0 komentar:
Post a Comment