Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 12 Mei 2019
3. Apa Anda punya inisiatif dan selalu available bagi pekerjaan Tuhan?
Jika diteliti, 80% orang Kristen tidak punya inisiatif. Mereka hanya hadir
memanaskan bangku gereja, tetapi tidak ada inisiatif untuk melakukan pekerjaan Tuhan.
Pernah melihat orang yang tidak memiliki inisiatif? Bengong melulu. Ini
menyebalkan. Namun, orang yang memiliki covenant
dengan Tuhan, pasti punya inisiatif, seperti Abraham. Inisiatif membuat
seseorang melihat kebutuhan dan mau melakukan sesuatu untuk menjawab kebutuhan
tersebut tanpa diminta atau disuruh terlebih dahulu.
Kejadian 18:6 Lalu Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata: "Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!"
Tanpa diminta atau disuruh, Abraham langsung meminta Sara membuat roti
bundar bagi tamunya. Jika ada tiga tamu di rumah kita, berapa kilogram beras
yang akan kita masak? 3 sukat itu sekitar 19kg. Jadi, Abraham meminta Sara
membuat 19kg atau hampir 20kg roti bundar. Siapa yang akan makan roti sebanyak
ini? Meskipun demikian, Sara membuatnya.
Ini menunjukkan bahwa Abraham siap berkorban banyak bagi Tuhan. Setiap
orang juga bisa saja berkorban bagi Tuhan, tetapi harus didahului inisiatif
karena Tuhan tidak pernah memaksa orang. Jika Tuhan suka memaksa orang, pasti
setiap orang di dunia ini sudah bertobat. Selain meminta Sara membuat roti
bundar, Abraham juga meminta bujangnya mengolah sapi guling. Biasanya orang
Yahudi membuat kambing guling, tetapi ini malah sapi guling seperti yang
disiapkan seorang ayah ketika anak yang hilang didapat kembali. Ini
melambangkan sukacita dan tanda penghormatan.
Kejadian 18:8 Kemudian diambilnya dadih dan susu serta anak lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya di depan orang-orang itu; dan ia berdiri di dekat mereka di bawah pohon itu, sedang mereka makan.
Ketika tiga orang tersebut makan, Abraham berdiri di dekat mereka. Ini
menunjukkan kesiapannya untuk melayani mereka. Sekarang kita terbiasa makan
makanan cepat saji. Namun, dulu beberapa restoran menyediakan pelayan untuk berdiri di dekat meja
makan. Suatu hari ada pembeli yang memesan menu makanan yang tidak tersedia di
daftar menu. Meskipun demikian, butler
(kepala pelayan) bersedia memenuhi permintaan mereka. Mungkin dia menyuruh
orang untuk membelikan makanan itu di tempat lain. Entah bagaimana caranya, hal
ini menunjukkan kesiapannya untuk melayani tamu. Kita pun harus selalu available (tersedia) bagi pekerjaan
Tuhan.
Ada dua kisah lain yang menunjukkan inisiatif dan availability (ketersediaan), yaitu:
1. Inisiatif ketiga pahlawan untuk mengambikan air minum bagi Daud di
daerah musuh. Daud menerimanya, tetapi tidak meminumnya karena dia
mengetahui bahwa air tersebut diambil dengan taruhan nyawa mereka. Maka, Daud
mempersembahkannya sebagai korban curahan. Sebenarnya korban curahan itu tidak
ada. Daud membuatnya sendiri. (2 Samuel 23:15-16)
2. Inisiatif beberapa orang untuk membongkar atap rumah demi membawa
orang lumpuh kepada Yesus. Lantas Yesus melihat inisiatif mereka sebagai
iman (bukan melihat iman si lumpuh) dan Dia pun menyembuhkan orang lumpuh tersebut.
(Lukas 5:18-20)
TURUNKAN
KEMULIAAN-MU
Kumau datang kepada-Mu bukan untuk mencari tangan-Mu. Namun mencari hati-Mu dan kerinduan-Mu Tuhan bagi hidupku.
Kunaikkan kepada-Mu tak semata korban bakaranku. Namun membawa hatiku dan kesediaanku Tuhan, pakailah hidupku.
Turunkan kemuliaan-Mu Tuhan atas diriku, atas diriku. Nyatakan kemuliaan-Mu melaluiku, melaluiku, melalui diriku.
Kumau datang kepada-Mu bukan untuk mencari tangan-Mu. Namun mencari hati-Mu dan kerinduan-Mu Tuhan bagi hidupku.
Kunaikkan kepada-Mu tak semata korban bakaranku. Namun membawa hatiku dan kesediaanku Tuhan, pakailah hidupku.
Turunkan kemuliaan-Mu Tuhan atas diriku, atas diriku. Nyatakan kemuliaan-Mu melaluiku, melaluiku, melalui diriku.
0 komentar:
Post a Comment