Catatan
Ibadah Jumat Agung ke-1 (19/04/2019)
Yakobus 4:1 Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?
Hawa nafsu bukan hanya tentang seks, tetapi juga tentang keinginan.
Keinginan tersebut bisa menimbulkan pertengkaran. Pertengkaran memang bisa
disebabkan oleh orang lain, tetapi jika bergantung kepaa kita, kita harus senantiasa
berusaha berdamai dengan semua orang. Sekalipun tidak berbeda suku dan agama,
sesama anak Tuhan juga bisa bertengkar sehingga anak Tuhan pun masih bisa meninggalkan
Tuhan yang telah mati baginya. Hal ini biasanya disebabkan oleh tiga macam
kekecewaan, yaitu: kecewa kepada Tuhan, kecewa kepada sesama, dan kecewa kepada
diri sendiri.
Kecewa kepada Tuhan
Yakobus 4:2a Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh;
Tuhan tidak bisa dimanipulasi agar memenuhi keinginan kita. Namun,
beberapa orang malah mencoba menempatkan Tuhan sebagai bawahan atau hamba
mereka sehingga mereka kecewa ketika Tuhan tidak memenuhi permintaan mereka.
Padahal, seharusnya kita berserah kepada Tuhan. Biarlah kehendak Tuhan yang
terjadi dan bukan kehendak kita. Kita harus mendengar suara Tuhan ketika akan
memulai sesuatu. Ketika sesuatu berakhir, kita pun harus mendengarkan suara
Tuhan, bukan suara manusia. Di antara awal dan akhir kita harus senantiasa
dipenuhi firman Tuhan.
Kecewa kepada Sesama.
Yakobus 4:2b kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.
Pertengkaran bisa terjadi jika dua orang bermasalah saling bertemu.
Pertengkaran tidak akan terjadi jika salah satu pihak tidak merespon. Namun,
kita harus waspada. Jika orang benar bertengkar dengan orang salah, yang salah
akan tetap salah, tetapi yang benar bisa menjadi lebih salah daripada yang
salah bila tidak menjaga hatinya. Hal tersebut bisa terjadi karena roh orang
yang salah akan keluar dari orang tersebut lalu roh itu akan mengajak tujuh roh
lainnya yang lebih jahat untuk berpindah ke orang benar yang tidak menjaga
hatinya.
Maka, selain kecewa kepada Tuhan, anak Tuhan juga bisa meninggalkan Tuhan
karena kecewa kepada sesama. Mungkin awalnya kecewa karena tidak bisa seperti
orang lain lalu timbul iri hati dan menyimpan kepahitan. Salah satu ciri orang
yang kepahitan, yaitu: dia mengatakan bahwa dia bisa mengampuni, tetapi tidak
bisa melupakan. Ini seperti mengatakan bahwa aku anjing, tetapi bisa terbang
atau aku manusia, tetapi bisa gentayangan. Ah, ilustrasinya tidak bagus
semua... hehehe...
Meskipun demikian, orang yang kecewa kepada ayahnya bisa dipulihkan jika
datang kepada Tuhan dan memandang-Nya sebagai Bapa. Orang yang kecewa kepada
pasangannya juga bisa dipulihkan jika datang kepada Tuhan karena kita semua adalah
mempelai Kristus.
0 komentar:
Post a Comment