Sunday, March 3, 2019

Taat Melampaui Perasaan ~ Ps. Philip Mantofa

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 03 Mar 2019
1 Samuel 16:4 Samuel berbuat seperti yang difirmankan TUHAN dan tibalah ia di kota Betlehem. Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya dengan gemetar dan berkata: "Adakah kedatanganmu ini membawa selamat?"
Ini hal yang terpenting. Samuel sempat merasa takut dan tidak langsung bernyanyi seperti anak-anak: ‘Kujawab: ya, ya, ya. Kujawab: ya Tuhan. Kujawab: ya Tuhan. Kujawab: ya, ya, ya.” Meskipun demikian, Samuel tetap taat kepada Tuhan. Kita pun tidak boleh hidup berdasarkan perasaan semata. Ada beberapa hal yang memang membutuhkan perasaan, seperti saat melempar bola basket. Ketika melempar bola, kita akan memakai perasaaan sehingga kita bisa merasakan bolanya akan masuk atau tidak. Ketika menghadapi suatu masalah, kita juga akan diberi ide-ide oleh Tuhan sehingga kita bisa semakin kreatif dan kita bisa mengetahui idenya akan berhasil atau tidak. Ini yang disebut orang dengan istilah intuisi atau indera keenam. Namun, kita menyebutnya ‘tuntunan Tuhan’.

Para tua-tua di kota gemetar ketika melihat kedatangan Samuel. Namun, Samuel tidak memberitahu mereka bahwa dia datang untuk mengurapi raja baru. Dia memberitahukan tujuan lainnya, yaitu untuk mempersembahkan korban. Di sini Samuel tidak berbohong. Jangan berbohong! Tirulah cara Tuhan. Ketika ada penelepon di rumah yang mencari mama, jangan berbohong dengan mengatakan bahwa mama tidak ada. Bagaimana kalau mama benar-benar tidak ada karena dipanggil ke rumah Bapa? Maka, cobalah cari jawaban lain. Misalnya, katakan saja bahwa mama sedang tidak bisa menjawab telepon dan tanyakan pesannya untuk disampaikan ke mama. Jadi, tidak perlu sampai berbohong.

Jika ada yang berbohong, biasanya kelihatan. Ada orang yang gemetar ketika bertemu ko Philip karena dia berpikir bahwa ko Philip bisa mengetahui dosa-dosanya. Padahal, justru karena dia gemetar, ko Philip malah bisa mengetahui dosanya karena akhirnya ko Philip pun bertanya: “Mengapa kamu gemetar? Apa yang telah kamu perbuat?” Lantas dia pun mengakui segalanya.
1 Samuel 16:5 Jawabnya: "Ya, benar! Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN. Kuduskanlah dirimu, dan datanglah dengan daku ke upacara pengorbanan ini." Kemudian ia menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu.
Promosi Pesta
Tahun ini banyak pernikahan yang akan diberkati oleh Tuhan. Namun, kita memang sulit mengetahui pernikahan mana yang diberkati oleh Tuhan dan pernikahan mana yang tidak diberkati oleh Tuhan. Meskipun demikian, kita mengetahui bahwa kekudusan merupakan hal yang terpenting di dalam hidup kita jika ingin diberkati oleh Tuhan. Maka, acapkali akan menikahkan sepasang kekasih, ko Philip akan bertanya kepada mereka: “Apa kalian telah menjaga kekudusan selama masa pacaran?”

Biasanya pertanyaan tersebut akan memiliki tiga kemungkinan jawaban, yakni:
1. Ya. Maka, kedua calon mempelai akan bersorak-sorai memasuki gerbang-Nya saat pemberkatan pernikahan. Bahkan, tak jarang pula ada sepasang pengantin yang baru pertama kali berciuman saat pernikahannya tersebut.
2.  Dusta. Biasanya calon mempelai akan menjawab ‘Ya’ sambil menundukkan kepala dan tidak berani melihat ko Philip, tetapi ko Philip juga tidak mau dibohongi. Namun, ada beberapa pendeta yang turut tertipu oleh pasangan semacam ini. Hati-hati! Dusta atau kebohongan semacam ini jangan ditiru. Berkat pernikahan seringkali tidak langsung dilihat. Jangan sampai setelah 10 tahun pernikahan kita baru menyadari bahwa hidup kita ada di dalam kutuk.
3. Menangis. Ada yang langsung menangis dan mengakui segala kesalahannya. Di sinilah tugas pendeta untuk membawa mereka ke dalam pertobatan. Pendeta bisa tetap melangsungkan pemberkatan nikah sesuai ritual yang ada. Namun, sekalipun pendeta tumpang tangan kepada mereka, semua ini akan sia-sia jika tak ada tangan berlubang paku di atas mereka.

Yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan sorak sorai. Jika kita menjaga kekudusan, kita akan langsung siap menerima berkat Tuhan sehingga akan langsung bersorak-sorai. Menuai dengan sorak sorai, bukan dengan cucuran air mata. Namun, jika kita tidak menjaga kekudusan, Tuhan akan batal memberikan berkat-Nya karena Dia harus menyelesaikan pertobatan kita dulu.

KUMASUKI GERBANG-NYA
Kumasuki gerbang-Nya dengan hati bersyukur. Halaman-Nya dengan pujian. Kataku hari ini harinya Tuhan. Kubersuka s'bab Dia girangkanku. Chorus: Dia girangkanku oh Dia girangkanku. Kubersuka s'bab Dia girangkanku. Dia girangkanku oh Dia girangkanku. Kubersuka s'bab Dia girangkanku.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.