Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 03 Mar 2019
Setiap hamba Tuhan pun memiliki godaan pribadi dan hal ini tidak bisa
ditanggulangi secara korporat. Maka dari itu, setiap hamba Tuhan tidak boleh
hanya bergantung kepada iman korporat, tetapi masing-masing orang harus tetap
memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan sehingga memiliki iman pribadi. Ketika
dalam keluarga, Samuel tidak boleh menggunakan iman pelayanannya sebagai nabi,
tetapi Samuel harus menggunakan iman pribadinya sebagai pengikut Tuhan.
Markus 9:24 Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!"
Iman macam apa ini? Meskipun demikian, doa semacam itu saja dapat menuai
kebangkitan orang mati. Maka, sekalipun iman kita tidak besar dan hanya sebesar
biji sesawi, tak masalah karena Tuhan tetap bisa menjawab doa orang benar yang
didoakan dengan yakin. Sekalipun jatuh lagi, bimbang lagi, ragu lagi, seperti
Petrus, tetapi yang penting tetap beriman. Jadi, jangan bandingkan iman kita
dengan iman orang lain. Setiap orang harus memiliki iman pribadi karena nanti
saat Tuhan datang Dia akan mencari iman pribadi, bukan iman besar atau iman kecil.
Maka, tak perlu berkecil hati jika ada orang yang memiliki urapan hebat karena
ini semua hanya karena kasih karunia Tuhan semata.
Ketika Samuel merasa takut kepada Saul, Tuhan tidak marah dan tidak
bertanya kepadanya: "Apakah aku
tidak sanggup melengkapimu di dalam tugas yang Kuberikan kepadamu? Apakah mati
harus di tangan Saul? Bukankah Aku juga bisa membunuhmu?" Sekalipun
Tuhan adalah bos kita, tetapi Dia amat baik. Ini sebabnya tak seorang pun boleh
memiliki roh yatim piatu. Yesus mengajar kita berdoa dengan memanggil-Nya: ‘Bapa
kami di sorga’. Meskipun demikian, seharusnya kita lebih takut kepada Tuhan
yang sanggup membunuh tubuh dan jiwa daripada takut kepada manusia yang tidak
bisa membunuh jiwa. Maka, tak perlu takut dengan omongan orang ketika harus
berbicara di depan banyak orang.
1 Samuel 16:3 Kemudian undanglah Isai ke upacara pengorbanan itu, lalu Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat. Urapilah bagi-Ku orang yang akan Kusebut kepadamu."
Namun, Tuhan memahami kelemahan Samuel dan Dia pun bersedia menurunkan
diri-Nya ke taraf manusia. Ini seperti seorang ayah yang bersedia menurunkan
kekuatannya ketika bermain atau berbincang dengan anaknya yang masih kecil.
Lantas Tuhan memberikan ide kepada Samuel untuk mengatasi ketakutannya. Selain
itu, jika ada yang terlilit hutang, jangan takut karena Tuhan juga bisa
memberikan ide untuk keluar dari hutang tersebut dan sekaligus membenahi sikap
hatimu agar tidak terlilit hutang lagi.
0 komentar:
Post a Comment