Sunday, February 3, 2019

Shema Israel ~ Pdt. Eddy Leo

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 03 Feb 2019

TUHAN MEMBERIKAN NYANYIAN BARU
Tuhan memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji-muji Alllah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut. Lalu percaya kepada Tuhan.
Yesus cinta saya. Yesus cinta kamu. Yesus cinta semuanya. Firman-Nya digenapi.
Lord Jesus loves me. Lord Jesus loves you. Lord Jesus loves everyone. This is what the bible say.
Cu Ye Su ai wo. Cu Ye Su ai ni. Cu Ye Su ai ta. Se ching.

Shema bukan hanya mendengar. Shema berarti mendengar dan melakukan. Yang didengar dan dilakukan adalah firman Tuhan yang terutama, yaitu 10 perintah Allah yang terangkum dalam kedua hukum ini.
Markus 12:30-31 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
Jadi, yang terutama adalah kasihi Tuhan dan yang kedua kasihi manusia. Shema Israel tersebut harus diajarkan secara berulang-ulang di dalam keluarga.
Ulangan 6:7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
Pondasi Firman
Dengan pondasi firman Tuhan yang kuat, keluarga pun akan utuh.
Matius 7:24-25 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
SIAPA TUHAN?
Ulangan 5:6 Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
Itulah perintah pertama dari 10 perintah Allah yang harus terus menerus diajarkan secara berulang-ulang oleh setiap kepala keluarga. Sayangnya, ada ayah-ayah yang hadir secara fisik tetapi tidak berfungsi.

1. Tuhan adalah pencipta yang maha hadir. Jadi, Tuhan senantiasa ada. Bahkan, Dia bisa membuat yang tidak ada menjadi ada. Tanpa Tuhan kita semua hanyalah partikel debu yang jika digabungkan menjadi satu hanya sebesar jarum pentul. Oleh karena itu, jangan sombong. Tuhan-lah yang menopang segala sesuatu agar tetap ada. Kita ada karena firman-Nya.
Ibrani 1:3 Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
2. Tuhan itu esa yang jamak. Ini berarti bahwa Tuhan itu hanya ada 1 dengan 3 pribadi atau tritunggal, yaitu Bapa, Yesus, dan Roh Kudus.
Ulangan 5:7 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
3. Tuhan adalah Yehova yang menyelamatkan. Dia turun ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Ini menuntut pengorbanan darah. Tanpa darah tidak akan ada keselamatan.
Ulangan 5:8-9 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
Dulu Cina hanya memuja satu Tuhan. Jadi, di sana ada suatu tempat yang bebas dari berhala. Di sana hanya ada tulisan nama Tuhan. Biasanya kaisar ke sana untuk mempersembahkan seekor kambing hingga darahnya tercurah. Ini sebabnya ada perayaan Imlek.

Banyak orang keturunan Cina yang tidak mengetahui alasan pemasangan banner merah di pintu-pintu rumah. Jika ditanya, mereka akan mengatakan bahwa banner merah itu bertujuan untuk mengusir binatang yang hendak memakan anak-anak mereka. Lalu malam harinya mereka makan-makan bersama keluarga.

Sebenarnya cerita tersebut bersumber dari perayaan Paskah orang Israel. Warna merah itu melambangkan darah. Ketika Tuhan hendak membunuh semua anak sulung orang Mesir yang memperbudak Israel, Tuhan meminta orang Israel membubuhkan darah ke tiang pintu setiap rumah lalu dagingnya harus dimakan bersama. Dengan cara ini, anak-anak Israel terhindar dari iblis atau malaikat maut.
Keluaran 12:7-8 Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya. Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.