Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 24 Feb 2019
Ada seorang ibu tunggal yang harus membesarkan seorang putera dan seorang
puteri. Hubungan mereka tidak harmonis. Setiap kali di rumah masing-masing dari
mereka sibuk di kamarnya sendiri-sendiri.
Puteranya sibuk bermain di komputer dan ibunya tak pernah mengetahui
bahwa puteranya sedang memainkan permainan yang bernuansa kegelapan. Semakin
lama puteranya semakin berhasil dalam permainan tersebut hingga dia mencapai
level atau tingkatan yang tinggi. Secara otomatis puteranya pun telah menghafal
berbagai mantra kegelapan di dalam permainan tersebut.
Suatu hari puteranya mendapatkan SIM (Surat Izin Mengemudi) khusus bagi
pelajar. Ibunya pun mengatakan kepada puteranya bahwa dia akan menemani
puteranya selama mengemudi karena sebelumnya dia belum pernah menyetir. Sayangnya,
hubungan mereka tidak akrab. Karena puteranya tidak merasa dekat dengan ibunya,
dia pun tidak mendengarkan perkataan ibunya. Sekitar jam 2 pagi puteranya
diam-diam mengambil mobil ibunya lalu mengemudikannya dengan sangat kencang.
Ketika melewati jembatan, dia pun terbang bersama mobilnya lalu mobil
terguling-guling hingga jatuh terbalik. Kepala puteranya pecah dan seketika itu
meninggal dunia. Ibunya sangat sedih dan tidak mengetahui penyebab masalah tersebut.
Maka,
sebelum hal semacam itu terjadi, sediakanlah waktu bagi anak-anak. Dengan
menyediakan waktu bagi anak-anak, dengan sendirinya mereka akan terbuka kepada
orang tua. Setiap anak ada kuncinya. Anak laki-laki pak Isaac suka makan sehingga
pak Isaac akan mengajaknya makan jika ingin mengetahui rahasianya. Ketika
makan, puteranya merasa bahagia dan saat itulah pak Isaac akan menggali
informasi secara gratis tentang kegiatan anaknya.
Dulu anak perempuan pak Isaac dikejar-kejar oleh banyak pria, tetapi baru
kali ini dia memilih seseorang yang tepat karena pria tersebut mencintai Tuhan.
Ketika ditanya: "Mengapa kamu
memilih pria tersebut?", pak Isaac pun sangat terharu mendengar
jawabannya. Puterinya mengatakan bahwa dia memilih pria itu karena pria
tersebut mirip dengan ayahnya dan puterinya memang ingin memiliki suami yang
seperti ayahnya. Hal ini merupakan penghargaan tertinggi bagi seorang ayah.
Yakobus 1:22 Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
Jadi, orang tua juga harus bisa menjadi teladan dalam sikap dan perbuatan
karena anak-anak pasti memperhatikan kelakuan orang tuanya. Dari situlah mereka
akan melihat nilai-nilai yang dipegang oleh orang tuanya dan mencari
nilai-nilai tersebut. Setiap firman, rhema, dan janji Tuhan tidak boleh sekedar
kita terima untuk diri kita sendiri, tetapi harus kita ajarkan pula kepada
anak-anak secara berulang-ulang di setiap aktivitas kita, baik saat berjalan,
duduk, atau berbaring. Dengan demikian, keluarga akan diberkati oleh Tuhan.
PEMULIHAN
KELUARGA
Ini saatnya Tuhan 'kan melawat keluargaku. Ini waktunya pemulihan terjadi.
Keluargaku milik-Mu. Selalu berharga di mata-Mu.
Kau satukan Kau berkati untuk kemuliaan-Mu.
Ini saatnya Tuhan 'kan melawat keluargaku. Ini waktunya pemulihan terjadi.
Keluargaku milik-Mu. Selalu berharga di mata-Mu.
Kau satukan Kau berkati untuk kemuliaan-Mu.
0 komentar:
Post a Comment