Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 10 Feb 2019
Nah, setiba di gereja kulihat worship
leader-nya tetap Redo. Kataku dalam hati: "Hebat juga dia. Kok bisa selalu bertugas saat ko Philip yang
berkhotbah? Ko Philip saja pernah sakit saat jadwal khotbahnya. Rahasianya apa
ya bisa sehat begitu? Minum wedang jahe atau wedang ronde? Hehehe..."
Beginilah manusia, cenderung fokus kepada yang kurang. Ketika kurang sehat, rasanya
kenikmatan hidup pun sudah berkurang karena mendadak semua makanan dan minuman
terasa pahit. Untunglah tidak sepahit air di Mara... wkwwkw... belum pernah
mencoba air di Mara sich, tetapi yakinlah tidak sepahit air itu.
1 Tesalonika 5:16 Bersukacitalah senantiasa.
Hari ini khotbahnya pun tentang harinya Tuhan. Mauku sich percaya kepada
hari yang baik saja untuk ke gereja. Namun, aku tidak sempat berpikir bahwa
hari ini hari yang buruk atau gelap sekalipun kepala terasa berat dan badan
seperti habis dirajam, tepatnya dirajam virus flu... wkwwkw... Hal ini karena
dari sejak tidak sadar (tidur) sampai benar-benar sadar, aku terus menerus
disertai Roh Kudus. Jadi, harinya Tuhan tidak selalu baik, tetapi Tuhan selalu
baik.
Mazmur 118:24 Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!
Jadi, sekalipun hari ini terasa buruk dan berat, tetaplah hari ini
menjadi harinya memuji dan menyembah Tuhan secara korporat.
Mazmur 118:26 Diberkatilah dia yang datang dalam nama TUHAN! Kami memberkati kamu dari dalam rumah TUHAN.
Hahaha... hari yang buruk pun diubah Tuhan menjadi hari yang baik.
Sekalipun tidak ikut altar call, aku
turut beroleh kelepasan dari beban berat di kepala. Kurasakan seperti ada
aliran listrik yang mengaliri leherku sehingga kepalaku mulai terasa ringan dan
semakin membaik setelah ibadah.
Meskipun mulut masih terasa agak pahit, setidaknya kepalaku sudah normal
kembali sehingga aku mulai bisa berpikir jernih. Tak mungkin dech kuasa iblis
bisa sehebat kuasa Roh Kudus. Iblis tidak akan bisa menularkan penyakit lewat
telepon selama masih ada kuasa Roh Kudus yang menahannya. Hidup pun tetap terasa
indah sekalipun badan sedang tidak sesehat orang lain karena ada Tuhan.
Jadi, memang betul bahwa percaya kepada Tuhan itu lebih pantas daripada
percaya kepada hari baik karena Tuhan Yesus adalah sumber sukacita sejati.
Karena Dia, mana mungkin lha meriang (merindukan kasih sayang)... hahaha...
Justru malah kelimpahan kasih sayang. Jika di hati kita ada Tuhan Yesus, setiap
hari akan menjadi hari yang penuh sukacita karena Tuhan pun sanggup mengubah
air pahit menjadi air manis, tentunya tanpa menyebabkan diabetes ya...
Amsal 15:15 Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta.
SEGALA PUJI
SYUKUR: Segala puji syukur hanya bagi-Mu Tuhan sebab Kau
yang layak dipuja. Kami mau bersorak tinggikan nama-Mu: Haleluya. Soraklah
Haleluya. Soraklah Haleluya, Haleluya. Soraklah Haleluya. Soraklah Haleluya,
Haleluya.
0 komentar:
Post a Comment