Sunday, January 6, 2019

Tidak Bisa Dipaksa

Menjauh dari Hadirat Tuhan
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 6 Januari 2019

Setahuku kebanyakan orang tidak suka dipaksa, termasuk aku. Nah, seandainya ketua Connect Group (CG) membelikan gelang pengingat puasa untuk memaksa anggotanya ikut puasa, kelihatannya sia-sia dech. Sekalipun secara fisik para anggota CG bisa terlihat puasa, jika hatinya tidak benar-benar ingin puasa, percuma donk puasanya. Ntar malah jadi anggota CG yang munafik dan agamawi semata karena takut atau segan menolak permintaan ketua CG.

jaga kesucian
Pemaksaan kehendak juga bisa menjadi salah satu alasan jemaat meninggalkan CG karena tidak semua jemaat langsung siap diproses dengan keras. Selain itu, kesibukan juga bisa menghalangi keikutsertaan jemaat dalam sebuah CG. Ini bukan soal waktu saja, tetapi soal energi, terutama ibu-ibu rumah tangga yang merangkap wanita karir dan tidak memiliki asisten rumah tangga. Wuiih... capek banget mereka. Setelah bekerja dari pagi sampai malam, setiba di rumah masih harus melakukan pekerjaan rumah tangga, seperti mengurus anak, menyiapkan makanan, mencuci piring, dan sebagainya. Belum lagi jika mereka dituntut kerja lembur oleh bosnya. Duh, jika malam hari mau ikut CG, rasanya sudah tak sanggup lagi dech karena badan sudah ekstra lelah. Syukur-syukur jika mereka masih bisa bersaat teduh sebentar sebelum tidur.

Jika mereka tidak melakukan pekerjaan rumah tangga, penghuni rumah lainnya bisa memprotes pula. Emak tadi juga bercerita bahwa dia kecewa kepada anak mantunya yang Kristen, tetapi jahat, malas, dan sombong. Duh, untungnya beda gereja dengan mereka. Selamet... selamet... Emak itu mengatakan bahwa dia sering dibiarkan kelaparan dan harus membeli makanan sendiri karena anak mantunya tidak pernah memasak dan hanya main gadget terus. Sampai-sampai cucunya pun meminta makanan dari emak itu.

Wah, masa sampai segitunya? Dulu sich ada teman yang cerita perihal mertuanya yang pikun. Jadi, sekalipun sudah diberi makan, dia tetap saja mengatakan bahwa dia belum diberi makan. Namun, emak yang kujumpai tadi kelihatannya tidak pikun. Jadi, apa yang terjadi? Mungkinkah anak mantunya ingin mengajarkan puasa kepada emak itu? Hmmm... jika ya, sia-sialah usahanya karena emak itu masih bisa berjualan kue dan membeli makanannya sendiri. 

Tujuan Berdoa
Namun, jika benar, anak mantunya hanya sibuk main gadget, ya berarti dia lebih mencintai gadget daripada emak itu. Oh, jika situasinya seperti ini, aku tak bisa memberikan saran apa-apa kepada emak itu. Aku hanya bisa memintanya belajar mengampuni dan perbanyak mendoakan mereka tetapi emak itu balik bertanya: “Aku ini kurang sabar bagaimana? Semua sudah kuberikan kepada mereka, tetapi begitulah balasan mereka.”
 
Hmmm... dari dulu aku juga bertanya-tanya batas kesabaran itu harus seberapa tetapi Tuhan selalu mengatakan bahwa sabar itu tiada batasnya seperti kasih-Nya yang tanpa batas. Jadi, teruskan sampai................................. ya teruskan............................. teruskan............................ terus....................dan terus.......... sampai pertanyaan semacam itu tidak terlintas lagi... wkwwkw...

TAK TERBATAS. Semusim berlalu, namun Kau s’lalu p’liharaku. Kasih dan setia-Mu tak pernah layu di hidupku. Lebih luas dari samud’ra, kebaikan-Mu Bapa takkan habis di hidupku. Lebih tinggi dari cakrawala, tak terbatas kasih-Mu. Sungguh ‘ku bersyukur.

Oh iya, dulu aku juga diberitahu oleh salah satu temanku bahwa mamanya tidak pernah makan padahal dia tidak berpuasa. Lalu bagaimana dia bisa hidup? Ternyata mamanya selalu minum jus buatan temanku karena giginya sudah tak ada. Cara membuatnya mudah. Jika temanku memasak lodeh, mamanya meminta nasi dan sayurnya langsung dijus dengan kuahnya. Maka, muncullah menu baru yang dikenal dengan nama jus lodeh. Tentu saja tidak cukup hanya dengan jus lodeh, ada pula jus sayur bening, jus sayur sop, jus soto, jus rawon, dan mungkin juga ada jus bakwan... hehehe...

Ouch, di sinilah aku agak bingung. Jika Tuhan menyediakan semua keperluan kita sebelum kita memintanya: “Mengapa ada lansia yang sampai tidak diberi gigi lagi padahal mereka masih memerlukan gigi itu untuk makan karena Tuhan masih memperpanjang usianya?” Wah... jika Tuhan memperpanjang umurku, moga-moga Dia juga tidak lupa memperpanjang usia gigiku karena aku tidak suka jus bakwan. Selain itu, pasang gigi palsu itu capek dan sakit karena kudengar sebelum pemasangan gigi palsu sisa-sisa gigi yang masih ada harus dicabut dulu satu per satu hingga ke akar-akarnya. Iiiiihhh...

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.