Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 6 Januari 2019
Sepulang dari gereja aku tak sengaja sebemo dengan seorang emak dari
gereja lain. Dari beberapa orang yang ada di dalam bemo, eh, malah aku yang
disapanya dan diajak berbincang-bincang, mungkin karena terlihat satu etnis. Yach,
seperti biasa, lagi-lagi menerima curahan hati perihal perilaku sesama orang
Kristen.
1 Samuel 22:2 Berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang.
Waduuuh... sungguh tak terbayangkan dech perasaan Daud di kala dirinya
dikerumuni oleh orang-orang bermasalah yang ingin curhat sama dia. Wah,
kelihatannya Daud merupakan pemimpin kelompok sel yang tangguh. Bayangkan, memimpin
satu orang bermasalah saja bisa terasa berat, apalagi memimpin sekitar 400
orang bermasalah. Luar biasa ya Daud itu.
Awalnya sich emak tadi hanya menanyakan asal muasalku naik bemo darimana.
Eh, setelah emak itu mengetahui aku beribadah di GMS tetapi rumahku nun jauh di
sono no, dia pun terheran-heran. Maka, aku memberitahunya bahwa aku terpanggil
oleh Tuhan di GMS dan awalnya sich lewat program televisi gereja.
Nah, setelah mengetahui jam ibadahku, dia segera bertanya: “Apa aku diantar jemput ke gereja?” HAH!
Tentu saja tidak lalu dengan tampang kecewa dia segera memberitahuku bahwa dia memiliki
keponakan yang satu gereja denganku dan keponakannya itu punya mobil tetapi dia
juga tidak pernah menumpang mobilnya untuk ke gereja sekalipun tinggal serumah.
Emak itu pun selalu beribadah di gereja lain pada jam 7 pagi hingga setengah 9
pagi.
Aku sich berkomentar bahwa jam ibadahnya mungkin berbeda atau arahnya
berbeda dan kujelaskan bahwa di GMS tidak harus beribadah jam 7 pagi karena
masih ada yang jam 10 pagi. Emak itu pun membenarkan bahwa keponakannya
beribadah pada jam 10 pagi karena dia tidak bisa bangun pagi sedangkan emak itu
sudah terbiasa bangun pagi semenjak kecilnya. Maklumlah orang tuanya Cina
totok. Kalau tidak bangun pagi, dia akan disabeti alias dipukuli orang tuanya.
Hmmm... aku sich juga tidak terbiasa bangun pagi meskipun semasa kecil di
asrama dulu selalu dipaksa bangun pagi dengan bunyi lonceng kecil yang
diayunkan keras-keras oleh suster hingga bunyinya memekakkan telinga. Hehehe...
biasanya lonceng itu akan dibunyikan tepat di dekat telinga anak-anak yang
tidak mau bangun pagi. Jadi, aku memberitahu emak itu bahwa kebiasaan
beribadah pada pagi hari itu tidak bisa dipaksakan. Meskipun demikian, aku tetap
lebih suka mengikuti ibadah pagi daripada ibadah lain karena beberapa hal. Emak
itu tidak perlu tahu alasannya sich... hehehe... cukuplah dia mengetahui
kebiasaan bangun pagiku yang pernah dipaksakan di asrama.
Dulu saat pertama kali masuk GMS, aku sich diantar jemput seseorang hingga
beberapa bulan lamanya. Kala itu dia masih rajin pelayanan sehingga jam
ibadahku juga mengikuti jam tugas pelayanan ibadahnya. Kalau dia mendapat tugas
malam hari, aku ikut ibadah malam hari. Kalau dia mendapat tugas pagi hari, aku
juga ikut ibadah pagi hari. Jadi, fleksibilitas jam ibadahku mengikuti
pengajakku. Dulu dia tetap pelayanan di gereja sekalipun diguyur hujan deras hingga
air di depan gereja sudah melebihi mata kaki. Hehehe... teringat saat itu dia
sampai menggulung celana panjangnya, mencincing sepatu, dan meminjam payung
satpam gereja.
Namun, entah apa yang terjadi, tiba-tiba dia keluar dari CG, kadang kala pelayanan,
dan kadang kala tidak. Jadi, kadang kala dia ke gereja, kadang kala tidak.
Kadang kala dia bilang mau ikut ibadah malam, tetapi malamnya hujan turun
dengan deras sehingga dia batal ke gereja. Wah, saat itu aku mulai kecewa.
Maunya ke gereja tetapi sudah terlambat. Alhasil, pada momen-momen tersebut aku
buru-buru menyalahkan wifi untuk mengakses mstv.tv agar bisa live streaming khotbah. Namun, seringkali
sinyal wifi ikut terganggu saat hujan turun.
Nah, semenjak kejadian-kejadian macam begitu, kuputuskan untuk ikut
ibadah pertama. Jadi, kalau sampai terlambat bangun pagi karena tidak mendengar
suara alarm yang kupasang atau hujan deras di pagi hari, aku ya masih bisa ikut
ibadah kedua atau ketiga atau keempat atau live
streaming jika keadaan memaksa. Selain itu, mantan bos dan mantan atasan
yang sempat menakutkan atau mengecewakanku juga terbiasa ibadah di sore atau
malam hari. Hehehe... biar tidak bertemu mereka lagi, kelihatannya ibadah
pertama paling aman dech.
0 komentar:
Post a Comment