Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 13 Januari 2019
Saat ini terdengar tentang perang dagang antara Cina dan Amerika.
Dampaknya sekitar 7 juta orang Cina kehilangan pekerjaan. Teman ko Philip yang
cinta Tuhan pun harus gulung tikar tetapi dia malah berkata: "Untung masih bisa menutup
perusahaan." Hal seperti ini tidak akan terdengar di Indonesia. Di
Cina pengusaha yang tidak boleh menutup perusahaannya harus terus menerus
mengucurkan dana hingga berdarah-darah. Meskipun demikian, menutup perusahaan
ya membuat lapangan pekerjaan semakin berkurang.
Dampak perang dagang tersebut bisa menguntungkan negara lain.
Mudah-mudahan Indonesia menyiapkan diri di tengah krisis agar nantinya kekayaan
bangsa-bangsa bisa beralih ke Indonesia. Secara demografis Indonesia termasuk
dalam posisi yang menguntungkan karena kekayaan alamnya dan penduduknya yang mayoritas
di bawah 30 tahun.
Namun, sebagai pengusaha kita perlu memperhatikan presentasinya pula.
Produk-produk di Jepang selalu dikemas dengan sangat menarik sehingga kita
selalu ingin membeli semuanya ketika berada di sana. Sebenarnya produk Indonesia
tidak kalah bagus tetapi seringkali kemasannya biasa saja. Selain itu, kita
harus belajar menguasai bahasa-bahasa asing. Mungkin juga ada investor dari
luar negeri yang mau menginvestasikan uangnya ke bisnis kita yang telah
berdarah-darah karena kekurangan dana.
Keluaran 16:1 Setelah mereka berangkat dari Elim, tibalah segenap jemaah Israel di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan gunung Sinai, pada hari yang kelima belas bulan yang kedua, sejak mereka keluar dari tanah Mesir.
Ayat tersebut menunjukkan GPS Tuhan, yaitu setelah keluar dari Mesir dan
tiba di padang gurun Sin. Ketika keluar dari Mesir, orang Israel mendapatkan
kekayaan Mesir dalam jumlah banyak karena Tuhan telah mengalihkan kekayaan
orang fasik ke tangan orang benar. Jadi, jika ada yang mengatakan bahwa
hartanya tidak akan habis dalam tujuh keturunan, dia salah. Mesir bangkrut
dalam semalam padahal sebelumnya mereka makmur selama orang Israel tinggal di
sana. Berjudi juga bisa membuat seseorang kehilangan seluruh hartanya dalam
semalam.
Keluaran 16:2-3 Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun; dan berkata kepada mereka: "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan."
Di padang gurun Sin perbekalan orang Israel semakin menipis. Mereka menghadapi
masa krisis karena padang gurun tersebut sangat kering. Hal ini mengakibatkan
mereka bersungut-sungut. Mereka lupa bahwa dulunya mereka budak dan budak tidak
bisa makan daging. Mereka justru baru makan daging pada hari terakhir mereka
berada di Mesir. Tekanan membuat mereka tidak bisa berpikir jernih.
Memang acapkali mendapat tekanan atau mengalami hal-hal yang buruk, kita
seringkali menjadi pendakwa Tuhan dan lupa bagian kita yang menyebabkan masalah
itu terjadi. Jika Tuhan membela diri-Nya, justru kita akan semakin dirugikan.
Seharusnya di tengah krisis atau tekanan kita tempatkan Tuhan sebagai
penolong dan bukan terdakwa karena hanya Tuhan Yesus yang bisa mengubah
batu menjadi roti. Bersungut-sungut dapat menyebabkan penundaan atau pembatalan
berkat Tuhan.
Selain itu, bersungut-sungut kepada manusia, juga merupakan tindakan yang bodoh karena sesungguhnya kita semua sama-sama dari debu. Sekalipun saat ini kita tampak cantik atau tampan, pada akhirnya nanti kita semua juga kembali menjadi debu. Oleh karena itu, ko Philip juga tidak merasa grogi ketika harus berbicara di depan banyak orang karena semuanya hanya debu. Sama-sama debu. Kita tidak lebih baik daripada orang lain tetapi orang lain juga tidak lebih baik daripada kita.
0 komentar:
Post a Comment