Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 20 Jan 2019
Jika kita melihat label suatu produk komputer, kita langsung tahu
kualitasnya. Jika kita mengenakan label Christian
Inside atau memasang gambar salib besar, seharusnya hidup kita pun sesuai
dengan label tersebut. Jika tidak sesuai dengan label yang dikenakan, percuma
saja. Jadi, percuma saja puasa dan berbahasa roh jika bahasa Indonesianya saja
masih kasar.
1 Yohanes 1:5-6 Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.
Kegelapan itu tidak bisa diukur karena gelap berarti ketiadaan terang.
Gelap identik dengan kebingungan, kegelisahan, kekhawatiran, ketakutan, dan
kekacauan. Coba saja kita berada di dalam ruangan yang gelap untuk waktu yang
lama. Sekalipun kita sudah memastikan bahwa ruangan tersebut kosong, tetap saja
kita akan melihat penampakan-penampakan jika terlalu lama berada di dalam
kegelapan karena pikiran kita akan terpengaruh oleh kegelapan tersebut.
Terang bisa diukur dengan banyaknya cahaya yang ada, yaitu berapa lumen.
Jika terang datang, kegelapan pasti sirna karena terang dan gelap tidak bisa
bersatu. Ketika bumi belum terbentuk, keadaannya gulip gulita dan kacau. Namun,
ketika Tuhan datang, kegelapan itu sirna dan ada keteraturan. Jika kita
telah menerima Yesus, seharusnya kita hidup di dalam terang karena Dia bukan
pembawa terang, tetapi Dia sendiri adalah terang.
Jika terang itu ada di dalam diri kita, untuk apa kita takut atau
khawatir akan masalah keuangan, pernikahan, karir, atau kesehatan? Mengapa ada
yang takut diperiksa darahnya? Ini karena pikirannya telah mereka-reka apa yang
akan terjadi. Bukankah lebih baik diperiksa darahnya agar dapat mengetahui
kebenaran? Sekalipun hasil tes darahnya tidak sesuai harapan, kebenaran ini
akan memerdekakan kita sehingga kita akan diarahkan untuk menjaga kesehatan
dengan baik. Jika kita masih mengalami kekhawatiran atau ketakutan di area
tertentu, ini berarti kita masih hidup di dalam kegelapan.
Kita tidak bisa mengetahui masa depan. Meskipun demikian, orang Kristen
tidak perlu takut masa depan atau kematian karena kita telah mengetahui segala
sesuatu yang menanti kita di dalam kekekalan. Di sana segalanya serba indah dan
menyenangkan. Kematian hanyalah pintu untuk meraih semua itu. Beberapa saat
lalu pak Jose melayat seorang wanita yang masih berusia 58 tahun. Dia masih
muda dan beberapa saat lalu baru saja merayakan ulang tahun suaminya. Anaknya
mengatakan bahwa kondisi mamanya tiba-tiba memburuk dengan cepat karena kanker
paru-paru. Hal ini tidak bisa diduga tetapi penyertaan Tuhan luar biasa.
0 komentar:
Post a Comment