Sunday, November 11, 2018

Pahala dari Tuhan ~ Pdt. Sukirno Tarjadi

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 11 Nov 2018

Beberapa waktu lalu Jokowi telah mengesahkan suatu peraturan untuk memberikan hadiah sebesar Rp200juta kepada orang yang melaporkan korupsi. Beberapa orang pun menanggapi agar ditambahkan sekian persen lagi dari nilai korupsi yang dilaporkan. Dengan adanya hadiah tersebut, kemungkinan besar bertambahlah jumlah orang yang mau melaporkan korupsi. Namun, alangkah baiknya jika kita mau melakukan sesuatu meskipun tidak ada pahalanya.

Ada 2 jenis pahala, yaitu:
1. Pahala dari manusia yang hanya diterima di bumi, sementara, keadilan, kemungkinan, kekecewaan, bisa menjadi jerat.
2. Pahala dari Tuhan yang diterima di bumi dan di surga, kekal, kemurahan, kepastian, sukacita, damai sejahtera.

Pahala dari Tuhan bersifat kekal sedangkan pahala dari manusia hanya sementara dan bisa saja hanya satu menit yang berupa tepukan tangan. Itu pun kalau niat. Kalau tidak, mungkin hanya 3 kali tepukan tangan.

Manusia memberikan pahala sesuai keadilan. Jika kita berhak menerima 5, kita pun diberi 5 tetapi pahala dari Tuhan bersumber dari kemurahan-Nya sehingga kita akan menerima lebih dari 5 sekalipun kita hanya berhak menerima 5. Jika ada siswa yang bolos sekolah hingga dua bulan tetapi tetap naik kelas, sekolahnya patut dipertanyakan. Jika ada karyawan yang tidak masuk kerja selama sebulan tetapi gajinya tetap full dan naik terus, kemungkinan besar dia anak bos karena kita yang terus masuk kerja juga belum tentu memperoleh kenaikan gaji atau promosi.

Setiap bulan Big Mac terjual sebanyak 5 Trilyun sehingga tiap tahunnya terjual 60 Trilyun tetapi Jim Delligatti - pencipta burger Big Mac hanya mendapatkan sertifikat penghargaan dari Mc Donald. Pahala dari manusia memang bisa mengecewakan dan terkadang tidak adil karena bersifat kemungkinan tetapi pahala dari Tuhan pasti dan mendatangkan sukacita.

Matius 6:1 "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. 
Kita bisa memilih sendiri pahala yang akan kita terima: dari manusia atau Tuhan. Jika kita memilih pahala dari manusia, kita tidak akan menerima pahala dari Tuhan. Maka dari itu, ketika bersedekah, berdoa, dan berpuasa, janganlah ditujukan agar dilihat orang. Jika tujuannya agar dilihat orang, pahala kita hanya berupa pujian dari manusia.

Matius 6:2-4 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." 

Ketika bersedekah, sebaiknya tidak diketahui oleh orang lain agar:
1. Kita tidak mendapat pujian saja. Jika kita sudah dipuji manusia, kita tidak akan mendapatkan pahala dari Tuhan.
2. Kita tidak dibicarakan orang lain, seperti misalnya dibilang sok atau dicurigai memberi dari uang korupsi.
3. Kita tidak dikejar-kejar oleh orang lain. Ini sebabnya beberapa penerima hadiah lotere tidak mau disebutkan namanya.

Namun, ada seseorang yang memenangkan hadiah lotere sebanyak 32 juta Dollar. Orang ini segera menelepon pendetanya dan menyampaikan hal tersebut. Pendetanya sampai lemas mendengarkan hal itu dan semakin lemas ketika mendengar bahwa orang itu mau membayar persepuluhan dari hadiah yang dia dapatkan. Lantas orang itu mengambil hadiah loterenya dengan ditemani pendetanya dan saat itu juga dia langsung menuliskan cek untuk persepuluhan dan langsung diserahkan ke pendetanya.

Alhasil, banyak orang mendengar bahwa orang itu punya banyak uang. Tiap hari dia pun dikejar-kejar oleh beberapa orang yang membutuhkan uang untuk biaya pengobatan dan lain-lain. Maka, pekerjaan hariannya adalah menuliskan cek untuk diberikan kepada orang lain. 20 bulan setelah menerima hadiah lotere tersebut, dia pun ditemukan mati bunuh diri karena tak sanggup dikejar-kejar terus. Rupanya berkat membutuhkan kesiapan diri penerimanya.

Matius 6:5-6 "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu

Ini bukan berarti tidak boleh ikut persekutuan doa atau berdoa bersama di tempat umum, tentu saja kita boleh berdoa di depan orang lain tetapi pastikan tujuannya bukan untuk dilihat orang. Ketika berpuasa pun, jangan mengharapkan pujian dari manusia dengan memasang tampang lesu karena belum makan.

Matius 6:16 "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.