Sunday, October 21, 2018

Menjadi Pengaruh ~ Pdt. Leonardo Sjamsuri

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 21 Okt 2018

Matius 5:13-16 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Yeremia 29:7 Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.

Tuhan ingin kita memberi pengaruh yang positif dalam kehidupan orang lain. Namun, kita tidak bisa mempengaruhi orang lain jika kita tidak dipengaruhi oleh Tuhan terlebih dahulu. Pengaruh berkaitan dengan kepemimpinan tetapi kepemimpinan tidak selalu berkaitan dengan jabatan. Setiap orang bisa menjadi pengaruh bagi orang lain dimanapun dia berada. Di dalam kehidupan kita pasti ada minimal satu orang yang memberikan pengaruh positif kepada kita. Biasanya mereka mempengaruhi kita bukan karena kekayaan mereka melainkan karena sikap-sikap mereka yang tidak mementingkan diri sendiri.

Ada orang Kristen yang ke toilet. Dia pun membersihkan toilet tersebut sebelum menggunakannya. Ternyata diam-diam dia diperhatikan oleh petugas pembersih toilet yang kemudian bertanya kepadanya: “Apa bapak orang Kristen?” Dia pun membenarkan sekalian bertanya: “Mengapa kamu bertanya seperti itu?” Lalu petugas pembersih itu mengatakan bahwa sebelumnya juga ada pria yang bersikap seperti dia dan orang itu Kristen pula. Jadi, setiap orang dapat mempengaruhi orang lain walaupun lewat tindakan kecil seperti membersihkan toilet.

Nyamuk hanya berumur 21 hari tetapi jika kita digigit nyamuk malaria dan tidak segera diobati, bisa berujung pada kekekalan. Jadi, sekalipun kecil dan tidak hidup lama, hidupnya berdampak. Hidup kita juga harus berdampak, tetapi yang positif.

Untuk mengetahui pengaruh kita dalam kehidupan orang lain, tunggulah hari kematian kita. Ketika seseorang meninggal, kita bisa melihat banyak sedikitnya pelayat yang datang mendoakan, sekaligus kita bisa mendengar komentar mereka tentang kita. Ada pebisnis yang meninggal dalam usia 32 tahun dan dilayat oleh banyak orang. Lalu salah satu pebisnis yang datang melayatnya mengatakan bahwa orang tersebut sudah berjasa besar dalam mengubah cara bisnisnya. Selain itu, banyak pegawai asuransi yang juga datang melayatnya karena semasa hidupnya dia membeli banyak asuransi jiwa. Sekalipun dia sudah memiliki asuransi, dia tetap membeli setiap asuransi yang ditawarkan kepadanya agar agen asuransi mendapatkan transaksi. Karena dia masih muda, premi yang dibayarkan juga ringan. Siapa sangka dia mati dalam usia muda? Setelah kematiannya banyak klaim asuransi yang cair sehingga dia tetap dapat menghidupi keluarganya.

Cara Menjadi Pengaruh:
1. Tidak Melihat Diri Sendiri. Agar bisa mempengaruhi orang lain, kita tidak boleh berfokus kepada diri sendiri. Pebisnis yang sukses sebaiknya membantu orang-orang lain yang masih belum sukses. Jika memiliki pembantu yang pintar, majikan juga bisa membantunya agar bisa melanjutkan pendidikan atau sekedar membiayainya kursus.

2. Jaga Integritas. Integritas akan bermanfaat bagi diri sendiri. Di Amerika ada ayam goreng yang enak tetapi tidak ada gerainya di mall. Rupanya pemilik ayam goreng merupakan orang Kristen yang dulunya mengajar di sekolah Minggu. Ketika mulai berbisnis, dia sempat ditegur dan diingatkan oleh Tuhan: “Dulu kamu selalu mengajak banyak anak ke gereja agar mengikuti sekolah Minggu tetapi sekarang tiap hari Minggu hanya terdengar bunyi uang, crik, crik, crik.” Semenjak hari itu dia pun memutuskan untuk tidak bekerja pada hari Minggu sehingga dia bisa ke gereja.

Karena mengetahui imannya, kaum LGBT pun mengganggunya di depan toko sambil membawa spanduk mereka di depan tokonya dengan harapan tokonya akan sepi pembeli. Ketika mengetahui hal ini, seluruh gereja di wilayah itu bangkit. Banyak jemaat dari semua gereja itu rela antri demi membeli ayam gorengnya. Ketika melihat antrian yang panjang di depan tokonya, kaum LGBT pun segera pergi meninggalkan toko itu.

3. Konsisten dengan Prinsip dan Nilai. Teman pak Leo memiliki bisnis hiburan di Jakarta dan suatu hari ada orang Korea yang ingin menyewa jasanya untuk hiburan pada malam hari. Namun, teman pak Leo menolak karena tidak sesuai dengan hati nurani (prinsip dan nilainya). Orang Korea itu pun pergi dengan marah-marah sehingga teman pak Leo mengira bahwa dia telah kehilangan peluang dan berharap Tuhan menggantinya dengan peluang bisnis lain. Namun, dia malah menerima fax dari orang Korea itu yang menyatakan bahwa sebelumnya dia belum pernah ditolak sehingga penolakan teman pak Leo membuatnya merenungkan hal itu. Lantas orang Korea itu yakin bahwa orang yang memegang teguh prinsip dan nilainya tentulah dapat dipercaya. Maka, teman pak Leo boleh mengambil barang-barang dari mereka dan membayarnya belakangan. 

Jadi, kita harus konsisten dengan hati nurani kita. Jika orang Kristen sadar saat hari Minggu saja lalu Senin sampai Sabtu tidak sadar, ini namanya koma karena antara sadar dan tidak sadar. Ada pengusaha Kristen yang membenahi bisnisnya karena takut ditangkap KPK. Ini salah. Seharusnya orang Kristen berbisnis dengan benar karena takut akan Tuhan, bukan takut KPK. 

Agar konsisten, kita tidak boleh terkotak-kotak. Ada pebisnis yang mengatakan bahwa khotbah pak Leo tidak bisa diterapkan di dunia bisnis karena aturannya berbeda. Dia memberikan contoh lewat permainan, yaitu aturan permainan golf yang berbeda dari aturan permainan badminton karena golf bolanya di bawah sedangkan badminton bolanya di atas. Lalu pak Leo mengatakan bahwa contohnya salah. Pak Leo pun berkata: “Karena bisnismu ada di Jakarta dan Singapura, apa ini berarti kamu boleh memiliki wanita lain? Karena aturan kerja berbeda dengan aturan rumah tangga, apa ini berarti kamu boleh memiliki wanita lain?” Lantas pebisnis ini menjawab tidak boleh. Jadi, bisnis pun harus sesuai dengan aturan Tuhan.

Jika kita terlahir sebagai pria, kita pun harus konsisten sebagai pria. Jika terlahir sebagai wanita, juga harus konsisten sebagai wanita. Jangan sebentar pria, sebentar wanita. Ada pria dari Filipina yang sempat melakukan operasi transgender hingga menjadi wanita karena sempat mengalami masalah dalam keluarga. Dia sempat menikah dengan pria kaya. Suatu hari dia mendengarkan lagu-lagu rohani lalu tergerak untuk mencari khotbah pendeta di youtube. Ketika dia mendengarkan khotbah pendeta itu, dia menyadari kesalahannya lalu bertobat dan menerima Yesus. Dia pun kembali ke Filipina dan menolong para LGBT melepaskan diri dari kesalahan mereka. Lantas dia mendirikan komunitas LJBT (Love Jesus, Believe, Transform!).

BERSAMA-MU
Engkau ada bersamaku di tiap musim hidupku. Tak pernah Kau biarkan ku sendiri. Kekuatan di jiwaku adalah bersama-Mu. Tak pernah kuragukan kasih-Mu.
Chorus: Bersama-Mu Bapa kulewati semua. Perkenanan-Mu yang teguhkan hatiku. Engkau yang bertindak memb'ri pertolongan. Anugerah-Mu besar melimpah bagiku.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.